Puisi: Anak-Anak (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Anak-Anak" karya Goenawan Mohamad menghadirkan gambaran yang mendalam tentang kehilangan, harapan yang tak tercapai, dan refleksi terhadap ...
Anak-Anak

Di dinding rumah hitam
yang ia ingat 60 tahun kemudian
tertulis empat huruf nama anak
yang tak akan pernah dilahirkan.

Sejak langit tak bisa dingin.

Sejak langit tak bisa dingin
di malam hari dilihatnya malaikat penunggu kuda
dengan muka muram menyelamatkan 1.000 janin
dari bumi.

Dari pertanyaan-pertanyaan
tentang bahagia.

2015

Analisis Puisi:

Puisi "Anak-Anak" karya Goenawan Mohamad menghadirkan gambaran yang mendalam tentang kehilangan, harapan yang tak tercapai, dan refleksi terhadap masa lalu. Melalui penggunaan gambaran yang kuat dan bahasa yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari kehadiran dan ketiadaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang mengikat manusia pada kehidupannya.

Tema Utama

  • Kehilangan dan Ketiadaan: Puisi ini menyoroti kehilangan anak-anak yang tidak pernah lahir, simbolisasi dari harapan dan impian yang tidak terwujud. Frasa "nama anak yang tak akan pernah dilahirkan" menggambarkan kesedihan dan kehampaan atas apa yang tidak bisa dicapai.
  • Masa Lalu dan Kenangan: Dengan gambaran "di dinding rumah hitam yang ia ingat 60 tahun kemudian", puisi ini mengeksplorasi tema kenangan dan nostalgia, serta bagaimana masa lalu dapat mempengaruhi dan membentuk persepsi seseorang terhadap kehidupan.
  • Pertanyaan-Pertanyaan Eksistensial: Frasa "dari pertanyaan-pertanyaan tentang bahagia" mengundang pembaca untuk merenungkan makna dari pencarian kebahagiaan dan makna hidup, serta bagaimana manusia berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang eksistensi.

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Gambaran Visual yang Kuat: Puisi ini menggunakan gambaran-gambaran seperti "di dinding rumah hitam" dan "malaikat penunggu kuda dengan muka muram", yang memberikan nuansa visual yang kuat dan membangkitkan imaji dalam pikiran pembaca.
  • Pengulangan Frasa: Pengulangan frasa "sejak langit tak bisa dingin" memberikan ritme dan intensitas pada puisi, serta menekankan pada perubahan yang tak terhindarkan dan kesedihan yang menyertainya.
  • Simbolisme: Simbolisme dari "malaikat penunggu kuda" yang menyelamatkan janin-janin dari bumi dapat diartikan sebagai perlindungan terhadap kehidupan yang belum sempat berada di dunia ini, menambah kedalaman dan kompleksitas makna puisi.

Emosi dan Nuansa

Puisi ini menciptakan nuansa kesedihan, kehilangan, dan refleksi yang mendalam terhadap apa yang telah hilang dan pertanyaan-pertanyaan yang masih menghantui manusia sepanjang hidupnya. Ada perasaan nostalgia terhadap masa lalu dan rasa haru terhadap apa yang tidak bisa dicapai.

Puisi "Anak-Anak" karya Goenawan Mohamad adalah sebuah karya yang membangkitkan refleksi mendalam tentang kehilangan, harapan yang tak tercapai, dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial dalam kehidupan manusia. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang mendalam, puisi ini berhasil menggambarkan kompleksitas emosi dan makna dari keberadaan manusia dalam dunia ini. Ini adalah sebuah pengingat akan kehadiran dan ketiadaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang menuntun kita pada pencarian makna hidup yang hakiki.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Anak-Anak
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.