Bahasa yang Tidak Pernah Kau Paham
2025
Analisis Puisi:
Puisi "Bahasa yang Tidak Pernah Kau Paham" karya Ehfrem Vyzty merupakan karya yang kental dengan nuansa personal dan emosional. Dengan larik-larik panjang, penyair mengungkapkan pengalaman batin yang diliputi luka, kerinduan, dan percakapan tak tersampaikan. Bahasa dalam puisi ini tidak lugas, melainkan penuh simbol dan perasaan yang dalam, sehingga menghadirkan ruang tafsir yang luas bagi pembaca.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kerinduan, luka batin, dan komunikasi yang terputus. Ada pergulatan perasaan yang kuat antara rindu yang tak terucap, luka yang membekas, serta keterasingan dalam berbahasa cinta yang tidak pernah dipahami oleh orang lain.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang menyimpan percakapan batin dengan sosok yang dicintainya, namun bahasa yang digunakan tidak pernah benar-benar dimengerti. Hujan dijadikan simbol air mata dan kenangan, luka digambarkan sebagai sesuatu yang terus merasuk, dan rindu hadir berulang tanpa pernah berubah. Penyair juga menyinggung soal menulis sebagai medium ekspresi, seolah-olah menegaskan bahwa kata-kata adalah cara terakhir untuk mengabadikan rasa yang tidak tersampaikan.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa perasaan terdalam sering kali tidak dapat dipahami, bahkan oleh orang yang menjadi sumber perasaan itu sendiri. Bahasa rindu tidak berubah, meski waktu terus berjalan. Luka dan kenangan menjadi beban batin yang terus menghantui, dan menulis hadir sebagai cara untuk merawat sekaligus melampiaskan perasaan. Puisi ini juga menyiratkan keterasingan: meskipun berbicara dengan bahasa hati, tetap ada jarak yang membuatnya tak pernah sepenuhnya dimengerti.
Suasana dalam Puisi
Suasana yang tercipta dalam puisi ini adalah muram, emosional, dan reflektif. Ada nada kelam dari luka yang membekas, tetapi juga ada keintiman batin yang lahir dari kerinduan dan keinginan untuk dimengerti.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang bisa ditangkap dari puisi ini adalah bahwa setiap manusia memiliki bahasa emosional yang unik, yang belum tentu bisa dipahami orang lain. Namun, perasaan itu tetap penting untuk diungkapkan, salah satunya melalui tulisan. Selain itu, puisi ini mengingatkan bahwa rindu, luka, dan kenangan adalah bagian dari pengalaman manusia yang harus diterima meski menyakitkan.
Imaji
Puisi ini menghadirkan imaji yang kuat dan penuh simbolisme, antara lain:
- “hujan di mataku habis-habisan mengutuk kenangan” → imaji visual dan emosional yang menggambarkan air mata sebagai hujan.
- “merasuk dadaku dengan darah yang tidak pernah cukup” → imaji fisik yang menggambarkan penderitaan batin seolah menjadi luka jasmani.
- “melukis setiap goresan yang kau tikam padaku” → imaji artistik yang menggambarkan bagaimana rasa sakit diubah menjadi karya.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Personifikasi – hujan digambarkan seolah bisa “mengutuk kenangan.”
- Metafora – luka, hujan, dan darah digunakan sebagai simbol perasaan batin yang dalam.
- Hiperbola – ungkapan seperti “berabad-abad” dan “beribu-ribu kali” digunakan untuk melebih-lebihkan intensitas rasa sakit dan kerinduan.
- Simbolisme – menulis dijadikan simbol upaya bertahan dan mengabadikan perasaan.
Puisi "Bahasa yang Tidak Pernah Kau Paham" karya Ehfrem Vyzty adalah karya yang penuh dengan emosi personal dan simbol-simbol batin. Dengan bahasa metaforis yang pekat, penyair mengekspresikan kerinduan, luka, dan keterasingan dalam berbahasa perasaan yang tidak pernah sepenuhnya dipahami. Imaji hujan, luka, dan goresan menjadi penguat pesan bahwa manusia sering kali menyimpan bahasa batin yang hanya bisa diutarakan melalui seni, salah satunya puisi.
Biodata Ehfrem Vyzty:
- Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT. Ia pernah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan pernah mendapat sertifikat sebagai Penulis Terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
- Ehfrem Vyzty merupakan alumni SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo. Buku perdananya bertajuk “Melukismu dalam Aksara” telah diterbitkan beberapa waktu yang lalu oleh penerbit JSI. Buku berikutnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.