Bunga
Kurasa sunyi yang selalu bekerja
menggerakkan tangan-tangan semesta
membangun istana teramat anggun
di ujung tangkai di belukar daun
Musim memberi rias dinding-dindingnya
dengan sapuan-sapuan warna
dan matahari membuatnya bercahaya
dengan kristal-kristal sinarnya
Kasih putih yang berdiam di sana
menulis sajak-sajak cinta
kepada dunia
Sementara angin, burung dan serangga
yang sibuk bekerja
adalah duta-duta utusannya
1976
Analisis Puisi:
Puisi "Bunga" karya Hartojo Andangdjaja adalah sebuah karya yang memadukan keindahan alam dengan refleksi batin penyair. Lewat ungkapan sederhana namun penuh simbol, puisi ini menghadirkan makna yang lebih dalam tentang kehidupan, cinta, dan harmoni semesta.
Tema
Tema utama puisi ini adalah keindahan dan kesucian hidup yang digambarkan melalui metafora bunga. Bunga diposisikan bukan sekadar objek alam, melainkan simbol kehidupan, cinta, dan keharmonisan antara manusia dengan semesta.
Puisi ini bercerita tentang proses kehadiran bunga di alam semesta, bagaimana ia dibentuk oleh sunyi, musim, dan cahaya matahari. Dalam pertumbuhan bunga, tersirat makna bahwa kehidupan dibangun dari kerja sama semesta: dari matahari, angin, hingga serangga. Penyair menempatkan bunga sebagai pusat yang memancarkan kasih dan cinta kepada dunia.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah kehidupan manusia dan alam saling terhubung dalam satu jaringan harmoni. Bunga melambangkan kesucian cinta, pengabdian, dan ketenangan batin. Penyair juga ingin menunjukkan bahwa keindahan yang lahir dari alam tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk dibagikan kepada dunia. Hal ini bisa dibaca sebagai ajakan agar manusia belajar dari bunga: tumbuh dengan kesederhanaan namun memberi manfaat.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini adalah hening, syahdu, sekaligus penuh kekaguman. Penyair menciptakan nuansa damai ketika menggambarkan bunga yang tumbuh dalam sunyi, diterangi cahaya matahari, hingga berinteraksi dengan angin dan serangga. Ada rasa tenang dan damai yang muncul, seakan pembaca diajak merenungkan kesederhanaan namun juga kebesaran ciptaan Tuhan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat dari puisi ini adalah menghargai keindahan dan kesucian hidup yang hadir dari alam sederhana seperti bunga. Manusia diajak untuk belajar dari bunga: meskipun kecil dan rapuh, ia mampu memberi cinta, manfaat, serta keindahan bagi dunia. Pesan ini juga dapat dibaca sebagai ajakan untuk menjaga harmoni dengan alam.
Imaji
Puisi ini kaya dengan imaji visual dan imaji perasaan.
- Imaji visual tampak pada deskripsi “istana teramat anggun di ujung tangkai di belukar daun”, “sapuan-sapuan warna”, hingga “kristal-kristal sinarnya”. Semua itu membangkitkan gambaran jelas tentang bunga yang mekar dalam cahaya dan warna.
- Imaji perasaan hadir dalam frasa “kasih putih yang berdiam di sana menulis sajak-sajak cinta kepada dunia”, yang menghadirkan rasa lembut, suci, dan penuh kasih.
Majas
Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
- Personifikasi: “sunyi yang selalu bekerja”, “kasih putih yang berdiam di sana menulis sajak-sajak cinta”. Alam digambarkan seakan memiliki sifat manusia.
- Metafora: bunga disebut sebagai “istana teramat anggun” dan cahaya matahari sebagai “kristal-kristal sinarnya”. Ini memperkuat simbolisme keindahan dan kesucian.
- Hiperbola: keagungan bunga dibesar-besarkan seolah ia menjadi pusat perhatian semesta.
Puisi "Bunga" karya Hartojo Andangdjaja adalah karya yang sederhana namun kaya makna. Dengan menggunakan simbol bunga, penyair menyampaikan pesan tentang kesucian cinta, keharmonisan alam, serta pentingnya memberikan manfaat kepada sesama makhluk hidup. Keindahan puisi ini tidak hanya terletak pada bahasa yang indah, tetapi juga pada pesan universal yang tetap relevan: hidup adalah tentang memberi dan berbagi, seperti bunga yang mekar untuk dunia.
Biodata Hartojo Andangdjaja:
- Hartojo Andangdjaja (Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya) lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.