Analisis Puisi:
Puisi "Catatan Liburan" karya Beni Setia menghadirkan pengalaman yang sederhana namun sarat renungan. Dengan gaya puitik yang tenang dan observatif, penyair menangkap momen sehari-hari dalam suasana liburan: kabut pagi, aroma kopi, langkah seseorang di jalan setapak, hingga panorama kota dan alam yang menyatu dalam perenungan tentang waktu dan usia.
Tema
Tema utama puisi ini adalah perenungan tentang kehidupan melalui suasana liburan yang sederhana, dengan menekankan hubungan manusia, alam, dan perjalanan usia.
Puisi ini bercerita tentang suasana pagi di sebuah liburan. Kabut tipis menutupi matahari, seekor kucing meringkuk di beranda, aroma kopi menguar, dan seorang lelaki paruh baya berjalan menyusuri setapak. Ia melewati sawah, ladang, pohon beringin, sungai yang deras, hingga sampai pada sebuah panorama kota dan bungalow di tebing. Semua pengalaman itu ditutup dengan kesadaran bahwa dinginnya pagi mengingatkan pada perjalanan usia yang terus berjalan.
Makna Tersirat
Makna tersirat puisi ini adalah bahwa liburan bukan hanya tentang bersantai, tetapi juga kesempatan untuk merenungi hidup, usia, dan keterhubungan manusia dengan alam. Kehidupan sehari-hari yang tampak sederhana—kabut, kopi, setapak, sungai—dapat memunculkan kesadaran akan kefanaan dan waktu yang terus berjalan.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini adalah tenang, reflektif, sekaligus sedikit melankolis. Ada kesejukan kabut pagi, ketenangan pedesaan, tetapi juga desiran waktu yang menghadirkan kesadaran akan usia dan kefanaan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Pesan yang disampaikan puisi ini adalah bahwa hidup perlu dirasakan dengan penuh kesadaran, bahkan dari hal-hal kecil dalam keseharian. Alam, liburan, dan kesunyian memberi ruang bagi manusia untuk merenung, menyadari usia, dan tetap menjalani hidup dengan kesederhanaan dan ketulusan.
Imaji
Beni Setia memperkaya puisinya dengan imaji yang kuat, misalnya:
- Imaji visual: “Kabut tipis menghalangi matahari pagi”, “pohon beringin di ladang bambu”, “panorama kota di utara”.
- Imaji penciuman: “wangi kopi dan sisa ruap keringat petani”.
- Imaji gerak: “lelaki rembang usia itu memakai sepatu dan mulai menyusuri setapak”.
Imaji-imaji ini menghadirkan pengalaman sensorik yang membuat pembaca seolah ikut merasakan perjalanan dalam puisi.
Majas
Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini antara lain:
- Personifikasi: “kata kucing di keset beranda”, “kata benalu” — menghadirkan kesan hidup pada makhluk atau benda di sekitar.
- Metafora: “dingin pagi mengabarkan usia” — pagi dan dingin menjadi lambang perjalanan hidup dan usia yang bertambah.
- Simbolisme: sungai yang deras, tebing, dan panorama kota melambangkan perjalanan hidup dengan tantangan, pilihan, dan pemandangan yang penuh arti.
Puisi "Catatan Liburan" karya Beni Setia bukan sekadar catatan perjalanan atau suasana liburan, tetapi juga meditasi puitis tentang kehidupan, waktu, dan usia. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun kaya imaji, penyair berhasil menghadirkan keindahan alam sekaligus menyelipkan renungan filosofis yang mendalam.
Biodata Beni Setia:
- Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
