Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Catatan Liburan (Karya Beni Setia)

Puisi "Catatan Liburan" karya Beni Setia bercerita tentang suasana pagi di sebuah liburan. Kabut tipis menutupi matahari, seekor kucing meringkuk ...
Catatan Liburan

Kabut tipis menghalangi matahari
pagi. "ini saat yang tepat untuk
tidur melungker," kata kucing di
keset beranda - dari jauh tercium
wangi kopi dan sisa ruap keringat petani

: Pasangan kasmaran akan senantiasa malas
menyibak selimut. Tapi lelaki rembang usia
itu memakai sepatu dan mulai menyusuri
setapak. Mau menghabiskan dingin pagi dengan
langkah cepat dan debur jantung pekerja pabrik

Setelah riol ia memilih belok ke kiri - ke
arah setapak berbatas sawah dan ladang,
lantas pohon beringin di ladang bambu,
turunan dan deru arus sungai selepas hujan
semalam. Desah sia-sia meraih bibir tebing

"Saat yang tepat untuk kembali,"
kata benalu. Bungalow di tebing,
panorama kota di utara dan angin
sia-sia mengajak ke selatan. Kini dingin pagi
mengabarkan usia lewat tunas tunggul randu.

2008

Analisis Puisi:

Puisi "Catatan Liburan" karya Beni Setia menghadirkan pengalaman yang sederhana namun sarat renungan. Dengan gaya puitik yang tenang dan observatif, penyair menangkap momen sehari-hari dalam suasana liburan: kabut pagi, aroma kopi, langkah seseorang di jalan setapak, hingga panorama kota dan alam yang menyatu dalam perenungan tentang waktu dan usia.

Tema

Tema utama puisi ini adalah perenungan tentang kehidupan melalui suasana liburan yang sederhana, dengan menekankan hubungan manusia, alam, dan perjalanan usia.

Puisi ini bercerita tentang suasana pagi di sebuah liburan. Kabut tipis menutupi matahari, seekor kucing meringkuk di beranda, aroma kopi menguar, dan seorang lelaki paruh baya berjalan menyusuri setapak. Ia melewati sawah, ladang, pohon beringin, sungai yang deras, hingga sampai pada sebuah panorama kota dan bungalow di tebing. Semua pengalaman itu ditutup dengan kesadaran bahwa dinginnya pagi mengingatkan pada perjalanan usia yang terus berjalan.

Makna Tersirat

Makna tersirat puisi ini adalah bahwa liburan bukan hanya tentang bersantai, tetapi juga kesempatan untuk merenungi hidup, usia, dan keterhubungan manusia dengan alam. Kehidupan sehari-hari yang tampak sederhana—kabut, kopi, setapak, sungai—dapat memunculkan kesadaran akan kefanaan dan waktu yang terus berjalan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini adalah tenang, reflektif, sekaligus sedikit melankolis. Ada kesejukan kabut pagi, ketenangan pedesaan, tetapi juga desiran waktu yang menghadirkan kesadaran akan usia dan kefanaan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Pesan yang disampaikan puisi ini adalah bahwa hidup perlu dirasakan dengan penuh kesadaran, bahkan dari hal-hal kecil dalam keseharian. Alam, liburan, dan kesunyian memberi ruang bagi manusia untuk merenung, menyadari usia, dan tetap menjalani hidup dengan kesederhanaan dan ketulusan.

Imaji

Beni Setia memperkaya puisinya dengan imaji yang kuat, misalnya:
  • Imaji visual: “Kabut tipis menghalangi matahari pagi”, “pohon beringin di ladang bambu”, “panorama kota di utara”.
  • Imaji penciuman: “wangi kopi dan sisa ruap keringat petani”.
  • Imaji gerak: “lelaki rembang usia itu memakai sepatu dan mulai menyusuri setapak”.
Imaji-imaji ini menghadirkan pengalaman sensorik yang membuat pembaca seolah ikut merasakan perjalanan dalam puisi.

Majas

Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: “kata kucing di keset beranda”, “kata benalu” — menghadirkan kesan hidup pada makhluk atau benda di sekitar.
  • Metafora: “dingin pagi mengabarkan usia” — pagi dan dingin menjadi lambang perjalanan hidup dan usia yang bertambah.
  • Simbolisme: sungai yang deras, tebing, dan panorama kota melambangkan perjalanan hidup dengan tantangan, pilihan, dan pemandangan yang penuh arti.
Puisi "Catatan Liburan" karya Beni Setia bukan sekadar catatan perjalanan atau suasana liburan, tetapi juga meditasi puitis tentang kehidupan, waktu, dan usia. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun kaya imaji, penyair berhasil menghadirkan keindahan alam sekaligus menyelipkan renungan filosofis yang mendalam.

Beni Setia
Puisi: Catatan Liburan
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.