Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Dalam Mencari (Karya Hartojo Andangdjaja)

Puisi "Dalam Mencari" karya Hartojo Andangdjaja bercerita tentang seseorang yang sedang mencari dan merindukan kawan lamanya, sembari menggambarkan ..

Dalam Mencari

kepada Hani

... jauh mengilam-ilam
... mengilam-ilam
pabrik tebu
— di sana Colomadu! —

di sini, kanan-kiri
menguning padi
menguning padi
menyusup seni nyanyi bibi tani!
di sana, di muka
menghijau kelapa, menghijau kelapa
cerobong tinggi menjulang tinju
pabrik tebu Colomadu!

... dalam mencari
hati ini merindu mesra, kawan
di manakah engkau lagi berada

Jalan Kartasura, Hari Pakansi, 25 Juli 1946

Sumber: Kumpulan Puisi (2019)

Analisis Puisi:

Puisi "Dalam Mencari" karya Hartojo Andangdjaja menghadirkan nuansa pedesaan, industri, dan kerinduan personal yang berpadu menjadi satu kesatuan. Penyair menggabungkan citra lingkungan agraris dengan simbol modernitas pabrik, lalu menautkannya pada pencarian batin yang intim. Puisi ini menjadi gambaran betapa lanskap fisik dapat memicu kerinduan batin seseorang kepada sahabat atau orang dekat.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah kerinduan dan pencarian. Hartojo menghadirkan bentang alam—padi, kelapa, cerobong pabrik tebu—untuk menggambarkan situasi perjalanan batin. Melalui lanskap itu, penyair menyelipkan kerinduan terhadap sosok sahabat atau kawan yang entah berada di mana.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang sedang mencari dan merindukan kawan lamanya, sembari menggambarkan suasana lingkungan sekitar yang khas pedesaan Jawa: hamparan sawah menguning, pohon kelapa menghijau, hingga pabrik gula Colomadu dengan cerobong yang menjulang. Dalam proses pencarian itu, penyair memadukan lanskap fisik dengan perasaan batin yang melankolis.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa pencarian terhadap seseorang seringkali dipenuhi dengan kenangan dan imaji tempat yang pernah dilewati bersama. Pabrik gula Colomadu dan hamparan sawah bukan sekadar latar, melainkan simbol dari kenangan masa lalu. Kerinduan bukan hanya pada sosok sahabat, tetapi juga pada masa dan ruang yang telah ditinggalkan. Puisi ini menegaskan bahwa dalam pencarian, manusia selalu membawa ingatan dan nostalgia.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi ini adalah melankolis, penuh kerinduan, namun juga hidup dengan warna alam pedesaan. Repetisi kata seperti “menguning padi” dan “menghijau kelapa” menghadirkan semangat liris, sementara seruan “di sana Colomadu!” menambah kesan dinamis seolah penyair sedang menunjuk langsung pada lanskap di depannya. Suasana menjadi campuran antara kerinduan personal dan semangat perjalanan visual.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Pesan yang dapat ditarik dari puisi ini adalah bahwa kerinduan akan seseorang seringkali mengikat kita dengan kenangan pada tempat dan masa lalu. Melalui alam dan lingkungan sekitar, kita belajar bahwa memori manusia tidak hanya tersimpan dalam ingatan pribadi, tetapi juga melekat pada ruang-ruang fisik yang kita lihat. Selain itu, puisi ini menyiratkan bahwa dalam hidup, pencarian terhadap kawan, persahabatan, dan kebersamaan adalah hal yang bernilai.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji visual dan auditif:
  • Visual: “menguning padi”, “menghijau kelapa”, “cerobong tinggi menjulang tinju” menggambarkan panorama pedesaan dan pabrik yang nyata di mata pembaca.
  • Auditif: “menyusup seni nyanyi bibi tani” menciptakan suasana bunyi khas pedesaan, suara yang berpadu dengan pekerjaan sehari-hari.
  • Kinestetik: “cerobong tinggi menjulang tinju” seolah menghadirkan gerakan yang tegas dan berdaya.
Imaji-imaji ini membuat puisi seakan bergerak antara pemandangan alam, industrialisasi, dan rasa rindu yang mendalam.

Majas

Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini antara lain:
  • Repetisi: “mengilam-ilam”, “menguning padi”, “menghijau kelapa” → mempertegas suasana dan ritme puisi.
  • Personifikasi: “menyusup seni nyanyi bibi tani” → memberi jiwa pada pekerjaan sehari-hari sehingga terasa hidup.
  • Metafora: “cerobong tinggi menjulang tinju” → cerobong pabrik digambarkan seperti tinju yang mengepal, melambangkan kekuatan atau dominasi industrialisasi di tengah alam pedesaan.
Puisi "Dalam Mencari" karya Hartojo Andangdjaja adalah potret kerinduan yang dibalut dengan lanskap alam dan industrialisasi. Tema kerinduan, makna tersirat tentang keterikatan memori dengan ruang, serta imaji visual yang kuat menjadikan puisi ini bukan hanya ungkapan personal, tetapi juga refleksi tentang hubungan manusia dengan lingkungannya. Dengan suasana yang melankolis sekaligus hidup, puisi ini memberi pesan bahwa dalam pencarian batin, kita sering menemukan kembali jejak kenangan di antara sawah, kelapa, dan cerobong pabrik yang menjulang.

Hartojo Andangdjaja
Puisi: Dalam Mencari
KaryaHartojo Andangdjaja

Biodata Hartojo Andangdjaja:
  • Hartojo Andangdjaja (Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya) lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.