Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Doa buat Liwa (Karya Remy Sylado)

Puisi "Doa buat Liwa" karya Remy Sylado mengangkat tema kritik sosial dan politik, khususnya menyoroti praktik penyalahgunaan kewenangan aparat ...
Doa buat Liwa

Semoga sumbangan buat rakyat
Tidak disunat oleh aparat.

Sumber: Kerygma & Martyria (2004)

Analisis Puisi:

Puisi "Doa buat Liwa" mengangkat tema kritik sosial dan politik, khususnya menyoroti praktik penyalahgunaan kewenangan aparat dalam menyalurkan bantuan bagi rakyat. Dengan gaya singkat dan lugas, Remy Sylado menghadirkan doa sekaligus sindiran atas ketidakadilan yang kerap terjadi di masyarakat.

Puisi ini bercerita tentang harapan agar bantuan bagi rakyat benar-benar sampai tanpa dikurangi oleh aparat yang tidak jujur. Dalam baris pendek, Remy menyuarakan keresahan banyak orang mengenai maraknya praktik korupsi, terutama ketika menyangkut dana atau sumbangan untuk masyarakat yang seharusnya digunakan sepenuhnya demi kesejahteraan.

Makna tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah seruan moral agar setiap pemegang amanah bertanggung jawab, jujur, dan tidak menyalahgunakan posisi untuk kepentingan pribadi. Remy menggunakan kata "sunat" sebagai kiasan untuk menggambarkan pemotongan dana bantuan, sebuah ironi yang menggelitik sekaligus menyedihkan. Ia menyampaikan kritik sosial dengan doa sederhana, menunjukkan bahwa rakyat kerap hanya bisa berharap keadilan lewat doa.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini adalah satiris, getir, dan penuh sindiran. Meski berbentuk doa, nadanya terasa kritis, bahkan sarkastik, karena mengungkap realitas korupsi yang seakan menjadi hal lumrah dalam birokrasi. Kesan yang muncul adalah campuran antara keprihatinan dan sinisme.

Amanat / pesan yang disampaikan puisi

Amanat yang ingin disampaikan adalah bahwa amanah harus dijaga, dan bantuan untuk rakyat tidak boleh dipermainkan. Puisi ini mengingatkan aparat dan pemangku kepentingan agar tidak mengkhianati rakyat dengan praktik curang, serta menegaskan bahwa keadilan sosial hanya bisa terwujud jika kejujuran dijunjung tinggi.

Imaji

Imaji yang digunakan sederhana namun kuat. Frasa "sumbangan buat rakyat" menghadirkan gambaran nyata tentang bantuan kemanusiaan, sementara kata "disunat oleh aparat" menciptakan imaji satir yang mudah dipahami pembaca: adanya pemotongan yang tidak semestinya, seolah-olah bantuan itu dikerat sebelum sampai ke tangan rakyat.

Majas

Majas yang menonjol dalam puisi ini adalah:
  • Majas metafora dan satir, pada kata "disunat" yang tidak merujuk pada makna harfiah, melainkan kiasan untuk pemotongan atau pengurangan dana.
  • Majas ironi, karena doa yang seharusnya tulus dan penuh pengharapan justru diiringi sindiran keras terhadap aparat.
Puisi "Doa buat Liwa" karya Remy Sylado meski singkat, menyimpan daya kritis yang kuat. Ia mengingatkan bahwa kecurangan, sekecil apa pun, akan merugikan rakyat dan mengikis kepercayaan terhadap aparat. Remy menggunakan bahasa sederhana, padat, dan bernuansa doa, tetapi di baliknya terselip sindiran tajam terhadap budaya korupsi. Puisi ini menjadi pengingat bahwa doa rakyat sederhana bisa berubah menjadi jeritan protes terhadap ketidakadilan yang masih berlangsung.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Doa buat Liwa
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.