Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Dua Peristiwa dalam Satu Sajak Dua Bagian (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Dua Peristiwa dalam Satu Sajak Dua Bagian" karya Sapardi Djoko Damono merupakan refleksi mendalam tentang kesunyian, pencarian, dan kenangan.
Dua Peristiwa dalam Satu Sajak Dua Bagian (1)

sehabis langkah-langkah kaki: hening
siapa? barangkali si pesuruh yang tersesat dan gagal menemukan tempat
    tinggalmu padahal sejak semula sudah diikutinya jejakmu
padahal harus lekas-lekas disampaikannya pesan itu padamu

Dua Peristiwa dalam Satu Sajak Dua Bagian (2)

seolah-olah kau harus segera mengucapkan sederet kata yang pernah
    kaukenal artinya, yang membuatmu terkenang akan batang randu
    alas tua yang suka menjerit-jerit kalau sarat berbunga

1974

Sumber: Horison (Mei, 1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Dua Peristiwa dalam Satu Sajak Dua Bagian" karya Sapardi Djoko Damono merupakan refleksi mendalam tentang kesunyian, pencarian, dan kenangan. Terbagi menjadi dua bagian, puisi ini mengajak pembaca merenungkan dua momen berbeda yang saling terkait melalui tema waktu dan ingatan.

Puisi ini dimulai dengan suasana hening setelah suara langkah-langkah kaki berhenti. Kesunyian ini memberikan nuansa misterius dan menggugah rasa ingin tahu pembaca tentang siapa yang meninggalkan jejak tersebut.
  • Pencarian yang Gagal: Gagasan tentang "si pesuruh yang tersesat" mencerminkan ketidakpastian dan kesulitan dalam menemukan seseorang atau sesuatu. Meskipun pesuruh tersebut telah mengikuti jejak sejak awal, ia tetap gagal mencapai tujuannya. Ini bisa diinterpretasikan sebagai metafora untuk pencarian yang belum terselesaikan atau komunikasi yang terputus.
  • Urgensi Pesan: Frasa "harus lekas-lekas disampaikannya pesan itu padamu" menunjukkan adanya urgensi dalam penyampaian pesan. Urgensi ini menambah ketegangan dalam suasana hening, seolah-olah ada sesuatu yang penting yang harus segera diketahui.
Bagian kedua dari puisi ini berfokus pada kenangan dan hubungan dengan kata-kata.
  • Desakan untuk Mengingat: Ada kesan mendesak dalam "seolah-olah kau harus segera mengucapkan sederet kata". Ini menunjukkan dorongan internal untuk mengingat atau menyatakan sesuatu yang penting, mungkin dari masa lalu.
  • Simbolisme Batang Randu: "Batang randu alas tua yang suka menjerit-jerit kalau sarat berbunga" adalah simbol yang kuat. Pohon randu, yang menjerit saat penuh bunga, mungkin menggambarkan beban kenangan atau perasaan yang mendalam. Jeritan pohon itu bisa diinterpretasikan sebagai ungkapan emosi yang kuat atau kenangan yang mendalam.

Hubungan Antara Kedua Bagian

Meskipun kedua bagian puisi ini tampak berbeda, mereka saling terkait melalui tema pencarian dan kenangan.
  • Pencarian dan Kenangan: Bagian pertama berbicara tentang pencarian yang gagal, sementara bagian kedua berfokus pada dorongan untuk mengingat dan mengucapkan kata-kata yang terkait dengan kenangan. Kedua bagian ini menunjukkan bagaimana pencarian luar bisa berhubungan dengan pencarian dalam diri sendiri.
  • Kehilangan dan Refleksi: Kesunyian setelah langkah kaki dan keharusan mengucapkan kata-kata yang mengingatkan pada masa lalu menunjukkan refleksi mendalam tentang kehilangan dan kenangan. Pesan yang ingin disampaikan dalam bagian pertama mungkin adalah kenangan yang diingat dalam bagian kedua.
Puisi "Dua Peristiwa dalam Satu Sajak Dua Bagian" adalah puisi yang menggugah perasaan tentang pencarian, kesunyian, dan kenangan. Melalui dua bagian yang berbeda namun saling terkait, Sapardi Djoko Damono mengajak pembaca untuk merenungkan makna dari pencarian yang belum terselesaikan dan kenangan yang terus hidup dalam ingatan. Puisi ini menunjukkan keahlian Sapardi dalam menggunakan bahasa sederhana namun penuh makna untuk menggambarkan perasaan manusia yang kompleks.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Dua Peristiwa dalam Satu Sajak Dua Bagian
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.