Analisis Puisi:
Puisi "Gelas Sunyi" karya Abdul Wachid B. S. adalah karya yang sarat dengan simbol, imaji, dan lapisan makna. Lewat larik-lariknya yang padat, penyair menghadirkan refleksi tentang cinta, kenangan, kesepian, hingga memori asal-usul manusia yang berhubungan dengan kisah Hawa.
Tema
Tema utama puisi ini adalah cinta, kesunyian, dan jejak kenangan manusia yang tak terlepas dari asal-usulnya.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mengisi kesepian dengan cinta, kenangan keluarga, dan pertemuan dengan kisah cinta yang mendalam, namun pada akhirnya tetap terikat pada nasib manusia yang fana. Kehadiran simbol “Hawa” di akhir puisi menegaskan rujukan pada kisah asal manusia dalam mitologi agama.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa kesunyian dan cinta adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan manusia. Kesepian bisa diisi dengan cinta dan kenangan, tetapi pada akhirnya manusia tetap terikat pada takdir kefanaan. Simbol “cita Hawa yang berlalu dari pintu surga” mengingatkan pada asal-usul manusia: bahwa sejak awal, manusia telah membawa warisan kesalahan, kerinduan, dan kerentanan.
Suasana dalam Puisi
Suasana puisi ini adalah hening, melankolis, dan penuh perenungan. Ada nuansa lirih ketika penyair menggambarkan “gelas sunyi” hingga kenangan keluarga, tetapi juga ada kedalaman eksistensial ketika larik terakhir merujuk pada Hawa dan surga.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang dapat ditangkap dari puisi ini adalah pentingnya kesadaran akan kesunyian, cinta, dan kenangan sebagai bagian dari perjalanan hidup. Puisi ini juga mengingatkan bahwa cinta manusia, betapapun indah dan mendalam, tetap terikat pada kefanaan dan asal-usul eksistensinya.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji yang kuat, di antaranya:
- Imaji visual: “geliat daun gugur tersipu” menghadirkan gambaran alam yang puitis.
- Imaji perasaan: “tubuhmu di keheningan melayarkan matahari cinta” menyiratkan suasana romantis sekaligus spiritual.
- Imaji memori: “sebuah album keluarga” menciptakan gambaran tentang kenangan masa lalu yang intim.
- Imaji simbolik: “cita Hawa yang berlalu dari pintu surga” menjadi simbol keterhubungan manusia dengan kisah asalnya.
Majas
Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini antara lain:
- Metafora: “gelas sunyi” sebagai simbol ruang kosong dalam batin yang menunggu untuk diisi.
- Personifikasi: “geliat daun gugur tersipu” menghadirkan gambaran alam yang hidup.
- Simbolisme: “Hawa” melambangkan asal-usul manusia dan keterhubungan dengan kisah religius.
- Hiperbola: “kedalaman tak terwatas” menggambarkan intensitas cinta atau pengalaman batin yang tak terbatas.
Puisi "Gelas Sunyi" karya Abdul Wachid B. S. bukan hanya melukiskan cinta dan kesepian, tetapi juga menyelipkan refleksi tentang manusia dan asal-usul keberadaannya. Dengan imaji yang kaya, simbolisme yang dalam, dan majas yang kuat, puisi ini menawarkan pengalaman membaca yang hening sekaligus penuh makna. Ia mengajak kita merenung: betapa sunyi, cinta, dan kenangan adalah bagian dari takdir manusia yang tak bisa dihindari.
Karya: Abdul Wachid B. S.