Puisi: Jeda (Karya Khusnu Al Mufidah)

Puisi "Jeda" karya Khusnu Al Mufidah menggambarkan betapa pentingnya untuk terus maju, meski dihadapkan pada kondisi yang menantang.
Jeda
Dalam derap langkah yang kini mulai goyah
Seorang pelari terengah
Di tengah medan ia terdampar
Bisik ragu mulai terdengar
Gurihnya perjuangan pun mulai hambar
Akankah ia mampu bertahan?

Hembus angin menyapa
Membawa dingin menerpa
Gelap menutup bagian semesta
Merenggut ceria dan tawa manusia

Seorang ayah berkata pada putrinya
Nak, babak penyisihan telah usai
Dan pertandingan pun telah dimulai
Akan berhenti mencari alasan
Atau mencari alasan untuk berhenti
Itu pilihanmu

Setelah seluruh liku dan luka luruh
Haruskah kau ikut runtuh?
Setelah melangkah jauh
Haruskah kau mengalah?

2022

Analisis Puisi:

Puisi "Jeda" karya Khusnu Al Mufidah menciptakan gambaran tentang seseorang yang merenungkan kehidupannya dalam konteks perjuangan, keragu-raguan, serta pilihan yang harus dihadapinya. Penyair memberikan perumpamaan tentang medan perjuangan sebagai bagian dari kehidupan yang memunculkan ketidakpastian dan keraguan akan kemampuan dan arah yang akan diambil.

Metafora Perjalanan Seorang Pelari: Dalam puisi, pelari digambarkan sebagai representasi manusia dalam perjalanan hidup. Derap langkahnya yang mulai goyah mempresentasikan keraguan dalam menghadapi tantangan hidup. Pelari tersebut terengah, dan dalam kondisi terdampar, ia memperlihatkan kerentanan dan rasa ragu.

Kehidupan sebagai Pertandingan: Puisi membawa konteks kehidupan sebagai pertandingan. Ada sebuah nasehat dari seorang ayah pada anak perempuannya untuk terus berjuang dan tidak menyerah. Pesan ini menggambarkan bahwa dalam kehidupan, terdapat pilihan di mana seseorang bisa memilih untuk bertahan dan terus berjuang meski menghadapi liku-liku dan luka-luka.

Pilihan dan Keputusan: Penyair menyoroti aspek pilihan dan keputusan dalam kehidupan. Puisi ini menunjukkan bahwa pada akhirnya, keputusan ada di tangan individu. Setelah melangkah jauh, apakah seseorang akan menyerah dan runtuh, ataukah akan terus maju, menjadikan kesulitan sebagai bagian dari perjalanan hidupnya.

Puisi "Jeda" memperlihatkan keraguan dan perjuangan yang tak terhindarkan dalam kehidupan. Dengan metafora seorang pelari, penyair berhasil menggambarkan betapa pentingnya untuk terus maju, meski dihadapkan pada kondisi yang menantang. Pesan akhir puisi menekankan pada keputusan individu dan bagaimana seseorang memilih menanggapi perjalanan hidupnya.

Khusnu Al Mufidah
Puisi: Jeda
Karya: Khusnu Al Mufidah

Biodata Khusnu Al Mufidah:
  • Khusnu Al Mufidah (asal Purwokerto, Jawa Tengah) saat ini aktif sebagai mahasiswi semester 2 di UIN SAIZU Purwokerto.
© Sepenuhnya. All rights reserved.