Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: K.A. Kita (Karya L.K. Ara)

Puisi "K.A. Kita" karya L.K. Ara bercerita tentang sebuah kereta imajiner yang melaju tanpa roda, tanpa mesin, namun memiliki kecepatan luar biasa ...
K.A. Kita

K.A. kita
Kereta tak beroda
Tapi kencang larinya
Ia juga tanpa mesin
Tapi terbang mendesing
Menuju cakrawala
Yang tanpa batas
Sebuah maya cinta

K.A. Bima, 31 Maret 1986

Analisis Puisi:

Puisi "K.A. Kita" karya L.K. Ara mengangkat tema cinta dan perjalanan imajinal. L.K. Ara menghadirkan kereta api bukan sebagai sarana transportasi nyata, melainkan simbol perjalanan batin dan perasaan menuju cakrawala cinta. Tema cinta yang dibawa bukan sekadar romantis antarindividu, tetapi lebih luas: cinta sebagai energi yang menggerakkan manusia menembus batas realitas.

Secara sederhana, puisi ini bercerita tentang sebuah kereta imajiner yang melaju tanpa roda, tanpa mesin, namun memiliki kecepatan luar biasa menuju cakrawala tak berbatas. Kereta ini tidak bisa dipahami sebagai kendaraan nyata, melainkan sebuah metafora perjalanan perasaan, khususnya cinta, yang mampu membawa manusia melampaui dunia konkret menuju dunia ideal dan penuh kebebasan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa cinta memiliki kekuatan transendental. Cinta mampu menembus keterbatasan logika dan materialitas. Kereta yang tanpa roda dan mesin menggambarkan bahwa perjalanan cinta tidak selalu bergantung pada hal-hal teknis atau rasional, melainkan pada kekuatan batin yang lebih abstrak. Dengan kata lain, cinta bisa menjadi kendaraan menuju ruang-ruang tak terbatas dalam kehidupan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini adalah ringan, melayang, dan penuh kebebasan. Dengan gambaran kereta yang “tak beroda” dan “tanpa mesin” namun “kencang larinya”, pembaca diajak membayangkan sebuah perjalanan imajinal yang tidak dibatasi hukum-hukum dunia nyata. Suasana ini membawa pembaca pada perasaan lepas dari belenggu, menuju kebahagiaan dan keabadian cinta.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang bisa ditangkap dari puisi ini adalah bahwa cinta adalah kekuatan yang bisa melampaui batas-batas kehidupan nyata. Cinta sejati tidak memerlukan perangkat duniawi, karena ia sendiri merupakan energi yang mendorong manusia menuju tujuan luhur. L.K. Ara ingin mengingatkan bahwa dalam hidup, perjalanan yang bermakna bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang digerakkan oleh cinta.

Imaji

Imaji dalam puisi ini sangat kuat, terutama imaji visual dan imaji gerak. Misalnya:
  • “Kereta tak beroda” → menghadirkan bayangan sebuah kendaraan unik yang tidak lazim.
  • “Tapi kencang larinya” → membangkitkan imaji gerakan cepat.
  • “Terbang mendesing menuju cakrawala” → memberi gambaran visual tentang kebebasan dan keluasan ruang.
Semua imaji ini menghadirkan suasana imajinal yang puitis, seakan membawa pembaca ikut dalam perjalanan kereta cinta tersebut.

Majas

Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini antara lain:
  • Majas metafora: kereta tanpa roda dan mesin sebagai metafora cinta dan perjalanan batin.
  • Majas hiperbola: “terbang mendesing menuju cakrawala” yang menggambarkan kecepatan luar biasa, meskipun kereta tidak mungkin bisa demikian.
  • Majas personifikasi: kereta digambarkan seolah-olah memiliki daya gerak dan semangat layaknya makhluk hidup.
Puisi "K.A. Kita" karya L.K. Ara adalah karya sederhana namun sarat makna. Melalui simbol kereta, penyair mengajak pembaca memahami bahwa cinta adalah energi yang mampu menggerakkan perjalanan batin manusia melampaui batas dunia nyata. Imaji visual yang segar, suasana yang ringan dan penuh kebebasan, serta majas yang khas menjadikan puisi ini menarik untuk direnungkan.

L.K. Ara
Puisi: K.A. Kita
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.