Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kabar dari Laut (Karya Cecep Syamsul Hari)

Puisi "Kabar dari Laut" karya Cecep Syamsul Hari bercerita tentang dunia yang kehilangan keseimbangannya. Langit, bumi, matahari, cakrawala, bahkan ..
Kabar dari Laut

Langit kehilangan pagi
Bumi kehilangan pagi

Matahari dan cakrawala
Burung-burung kehilangan pagi

ke mana pagi pergi?

1989-1999

Analisis Puisi:

Puisi “Kabar dari Laut” karya Cecep Syamsul Hari merupakan karya yang sederhana secara bentuk, namun menyimpan makna yang mendalam. Dengan baris-baris singkat, penyair berhasil menggambarkan keresahan eksistensial manusia terhadap hilangnya sesuatu yang sangat mendasar: pagi. Pagi, yang biasanya melambangkan awal, harapan, dan kehidupan baru, tiba-tiba “hilang” dalam semesta puisi ini.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah kehilangan dan kehampaan. Hilangnya pagi menjadi simbol musnahnya harapan, kehangatan, serta cahaya kehidupan.

Puisi ini bercerita tentang dunia yang kehilangan keseimbangannya. Langit, bumi, matahari, cakrawala, bahkan burung-burung—semuanya kehilangan “pagi”. Kehilangan ini bukan sekadar fenomena alam, melainkan suatu gambaran tentang kekosongan batin atau hilangnya harapan dalam kehidupan manusia.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kegelisahan manusia menghadapi perubahan dan kehampaan hidup. Hilangnya pagi bisa dimaknai sebagai hilangnya optimisme, lenyapnya nilai-nilai, atau bahkan musnahnya masa depan akibat kerusakan alam maupun krisis kemanusiaan. Pertanyaan retoris “ke mana pagi pergi?” mempertegas kebingungan, ketidakpastian, dan kerinduan manusia terhadap harapan yang hilang.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang tercipta adalah murung, hampa, dan penuh tanda tanya. Pembaca diajak merasakan kekosongan yang menguasai alam raya saat “pagi” lenyap. Ada nuansa absurd yang menggiring pada perenungan mendalam.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa hidup tanpa harapan bagaikan dunia tanpa pagi. Kehilangan harapan berarti kehilangan arah dan cahaya. Dengan demikian, penyair seolah mengingatkan bahwa manusia harus terus menjaga makna kehidupan, harapan, dan keseimbangan agar “pagi” tidak benar-benar hilang dari dunia.

Imaji

Imaji dalam puisi ini sederhana tetapi kuat:
  • Imaji visual: “Langit kehilangan pagi / Bumi kehilangan pagi” menimbulkan bayangan dunia yang gelap gulita.
  • Imaji simbolik: “Matahari dan cakrawala / Burung-burung kehilangan pagi” melukiskan hilangnya kehidupan dan semangat baru.

Majas

Beberapa majas yang hadir dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: langit, bumi, matahari, cakrawala, dan burung-burung digambarkan bisa “kehilangan pagi”.
  • Repetisi: pengulangan kata “kehilangan pagi” memperkuat nuansa hilang dan hampa.
  • Interogasi retoris: “ke mana pagi pergi?” adalah pertanyaan yang tak butuh jawaban, melainkan menghadirkan perenungan mendalam.
Puisi "Kabar dari Laut" karya Cecep Syamsul Hari adalah refleksi puitis tentang kehilangan dan kehampaan. Hilangnya pagi menjadi simbol lenyapnya harapan, cahaya, dan kehidupan itu sendiri. Dengan kesederhanaan diksi, penyair berhasil menghadirkan renungan eksistensial yang dalam, sekaligus mengingatkan pembaca tentang pentingnya menjaga harapan agar dunia tidak jatuh dalam kegelapan.

Cecep Syamsul Hari
Puisi: Kabar dari Laut
Karya: Cecep Syamsul Hari

Biodata Cecep Syamsul Hari:
  • Cecep Syamsul Hari lahir pada tanggal 1 Mei 1967 di Bandung.
© Sepenuhnya. All rights reserved.