Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kepada J. Tirtowinoto S. Y. (Karya Rita Oetoro)

Puisi "Kepada J. Tirtowinoto S. Y." karya Rita Oetoro adalah refleksi religius yang merekam perjalanan iman Kristiani melalui rangkaian Pekan Suci.
Kepada J. Tirtowinoto S. Y.

19 — minggu palma
tidak tahu apa maksudmu
tetapi — kami
percaya padamu

penyerahan diri — tuntas
seluruhnya

24 — jumat agung
renungan nestapa — yang
selalu serta

25 — sabtu sepi
masih adakah — setitik
harap di sini?

26 — minggu pesta
man is an infinite chance!

1978

Sumber: Dari Sebuah Album (1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada J. Tirtowinoto S. Y." karya Rita Oetoro merupakan salah satu karya yang sarat dengan muatan religius dan refleksi spiritual. Penyair menghadirkan rentang waktu liturgi gereja—Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sepi, dan Minggu Paskah—sebagai penanda perjalanan iman manusia dalam merenungi pengorbanan, penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus.

Tema

Tema utama puisi ini adalah refleksi iman Kristiani tentang penderitaan, pengharapan, dan kebangkitan. Penyair menekankan perjalanan spiritual dari duka menuju sukacita sebagai simbol bahwa hidup manusia selalu menyimpan peluang harapan.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan Pekan Suci dalam tradisi Kristiani, dimulai dari Minggu Palma (saat Kristus dielu-elukan), Kamis Putih (penyerahan diri Yesus secara penuh), Jumat Agung (penderitaan dan penyaliban), Sabtu Sepi (masa penantian dalam kesunyian), hingga Minggu Paskah (kebangkitan dan kemenangan hidup atas kematian).

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa hidup manusia selalu berada dalam siklus jatuh, berkorban, menderita, dan bangkit kembali. Dengan menyebut pekan liturgi, penyair mengajak pembaca untuk melihat bahwa penderitaan bukanlah akhir, melainkan jalan menuju harapan baru. Kalimat penutup “man is an infinite chance!” menegaskan keyakinan bahwa manusia selalu punya kesempatan untuk ditebus, diperbarui, dan bangkit dari keterpurukan.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi ini bergerak dari:
  • Teduh dan penuh iman (Minggu Palma, Kamis Putih),
  • Sendu dan nestapa (Jumat Agung, Sabtu Sepi),
  • Optimis dan penuh sukacita (Minggu Pesta/Paskah).
Perubahan suasana ini merepresentasikan perjalanan spiritual dari duka menuju harapan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan utama puisi ini adalah pentingnya iman, kesabaran, dan pengharapan dalam menghadapi penderitaan hidup. Seberat apa pun derita dan kesepian, selalu ada kesempatan baru untuk bangkit. Manusia bukan makhluk yang terikat pada keterbatasan, tetapi memiliki “kesempatan tak terbatas” dalam terang iman.

Imaji

Rita Oetoro menggunakan imaji liturgis yang kuat dan khas:
  • Imaji religius: Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sepi, Minggu Pesta.
  • Imaji emosional: “renungan nestapa”, “setitik harap”, yang menggambarkan pergulatan batin.
  • Imaji spiritual: kebangkitan pada Minggu Paskah, sebagai lambang kemenangan dan harapan baru.

Majas

Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini, antara lain:
  • Simbolisme – hari-hari liturgi sebagai simbol perjalanan iman manusia.
  • Metafora – penderitaan dan pengharapan manusia direfleksikan melalui peristiwa Paskah.
  • Pertanyaan retoris – “masih adakah — setitik harap di sini?” menggugah perenungan pembaca.
  • Hiperbola halus – “man is an infinite chance!” sebagai penegasan bahwa manusia memiliki kesempatan tak terbatas untuk bangkit.
Puisi "Kepada J. Tirtowinoto S. Y." karya Rita Oetoro adalah refleksi religius yang merekam perjalanan iman Kristiani melalui rangkaian Pekan Suci. Tema utama yang diangkat adalah penderitaan, penyerahan diri, pengharapan, dan kebangkitan. Puisi ini bercerita tentang momen-momen sakral yang dialami Yesus Kristus, namun makna tersiratnya meluas pada kehidupan manusia yang juga melewati penderitaan menuju harapan.

Suasana puisi bergerak dari teduh, nestapa, hingga penuh sukacita, memperlihatkan dinamika spiritual yang mendalam. Imaji liturgis, simbol-simbol religius, serta penggunaan majas metafora dan simbolisme memperkuat kekuatan perenungan dalam teks. Amanat yang dapat dipetik adalah bahwa manusia selalu punya kesempatan baru, tidak peduli seberapa kelam penderitaan yang dialami, karena harapan dan kebangkitan akan selalu ada.

Puisi: Kepada J. Tirtowinoto S. Y.
Puisi: Kepada J. Tirtowinoto S. Y.
Karya: Rita Oetoro

Biodata Rita Oetoro:
Rita Oetoro (Rita Cascia Saraswati atau Rita Oey) lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada tanggal 6 Desember 1943.
© Sepenuhnya. All rights reserved.