Puisi: Saya Cemaskan Sepotong Lumpur (Karya Goenawan Mohamad) Saya Cemaskan Sepotong Lumpur Saya cemaskan sepotong lumpur di koral halaman. Saya cemaskan sepotong daun di koral halaman. S…
Puisi: Bunga Anggrek untuk Mama (Karya Sherly Malinton) Bunga Anggrek untuk Mama Di pekarangan rumah tetangga Serumpun anggrek yang manis dan anggun menyeling di antara dedaunan hijau hingga nampak serasi …
Puisi: Bulan di Langit Jakarta (Karya Sherly Malinton) Bulan di Langit Jakarta Bulan baru seperempat naik di langit Jakarta tepat di usia empat lima satu dan segera pergi dengan diam-diam saat asap-asap k…
Puisi: Sajak-Sajak, Wesel untuk Ummi (Karya Hamid Jabbar) Sajak-Sajak, Wesel untuk Ummi (1) Sebelum awan luruh jadi duri, aku harus pergi. Entah kemana, memang, ya kalau pun aku tetap disini, begini …
Puisi: Catatan Cuaca (Karya Slamet Sukirnanto) Catatan Cuaca Ketika rintik Hujan pertama Di tingkap rumah. Aku yakin Kemarauku: Masih panjang usia Membentang luas Ketika dirik…
Puisi: Lapangan Rumput, Masa Kanak-Kanak, dan Sisa Embun (Karya Hamid Jabbar) Lapangan Rumput, Masa Kanak-kanak, dan Sisa Embun Lapangan rumput, sisa embun dan masa kanak-kanak menggelinding bagai bola, serangga…
Puisi: Kemarau (Karya Suliestiowaty) Kemarau Sungai-sungaiku kering Melatiku layu Dan rumput pun kecoklatan Bilakah engkau pergi? Agar semua berseri kembali Sejak kehadiranmu Ternak tak …
Puisi: Cerita di Kebun Kopi (Karya Eka Budianta) Cerita di Kebun Kopi Bunga-bunga putih yang bisa dipetik sewaktu-waktu telah membuat burung kecil itu termangu. 1978 Sumber: Cerita di Kebu…
Puisi: Cerita di Kebun Kelapa (Karya Eka Budianta) Cerita di Kebun Kelapa Di jantung malam itu ia merasa mendengar tangis seorang bayi di kebun kelapa Tetapi ia tidak berani mengatakan: ba…
Puisi: Kuda (Karya Hamid Jabbar) Kuda Hujan malam dalam kelam Kelam berkawan lampu jalanan Tiba-tiba aku jadi luka kuda Memacu gigil dan luka Entah ke mana…
Puisi: Kembali (Karya Hamid Jabbar) Kembali Surat buat Kekasih, dikirimkan setiap hari: dengan tangan gemetar. Surat buat Kekasih, kembali ke tangan sendiri: alpa dan…
Puisi: Ternyata (Karya Hamid Jabbar) Ternyata Kalau bukan karena angin, tak kutahu indahnya lagu. Kalau bukan karena angan, tak kutahu indahnya rindu. Kalau bukan ka…