Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kota (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Kota" karya Wiji Thukul menghadirkan gambaran tentang kehidupan di kota modern, dengan segala kompleksitas dan perubahan yang membentuknya.
Kota

bahasa sibuk adalah bahasa kota yang tak bisa diajak bicara
bahasa sibuk adalah bahasa untung rugi
bahasa sibuk adalah bahasa kita
bahasa cinta sudah kita jual
hidup jadi toko serba otomatis
sulit terharu lupa meditasi

Solo, 1984

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Kota" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran tentang kehidupan di kota modern, dengan segala kompleksitas dan perubahan yang membentuknya. Puisi ini menggambarkan karakteristik kehidupan urban yang sibuk, materialistik, dan sering kali menjauhkan kita dari esensi kehidupan yang lebih dalam.

Bahasa Sibuk sebagai Simbol Kegiatan Kota: "Bahasa sibuk adalah bahasa kota yang tak bisa diajak bicara" menggambarkan kehidupan kota sebagai lingkungan yang penuh dengan aktivitas dan rutinitas yang tak mengizinkan waktu untuk berbicara atau berkontemplasi. Ini menciptakan citra kebisingan dan kesibukan yang merajalela di kota.

Materialisme dan Pengukuran Keuntungan: "Bahasa sibuk adalah bahasa untung rugi" merujuk pada budaya materialistik dan fokus pada keuntungan yang seringkali mendominasi kehidupan di kota. Semua menjadi tentang pengukuran untung dan rugi secara finansial, dan hal ini mewakili pergeseran nilai-nilai yang lebih mendalam.

Kehilangan Bahasa Asli: "Bahasa sibuk adalah bahasa kita, bahasa cinta sudah kita jual" menunjukkan pengorbanan budaya, ekspresi, dan bahasa asli dalam mengikuti arus kehidupan kota yang sibuk dan materialistik. Bahasa cinta, yang seharusnya menjadi esensi kehidupan manusia, telah tergantikan oleh bahasa sibuk yang lebih pragmatis.

Transformasi Hidup Kota: 
"Hidup jadi toko serba otomatis" menggambarkan perubahan karakteristik hidup di kota yang semakin terotomatisasi dan kehilangan sentuhan kemanusiaan. Keberadaan kota menjadi seperti toko besar yang beroperasi otomatis, menciptakan gambaran konsumerisme dan modernitas yang tanpa henti.

Kesulitan Terhubung dengan Kedalaman Batin: "Sulit terharu lupa meditasi" menyoroti betapa sulitnya untuk merasakan perasaan mendalam dan koneksi emosional di tengah hiruk-pikuk kota yang sibuk. Meditasi, yang seringkali menjadi jalan untuk merenung dan menghubungkan diri dengan kedalaman batin, tampaknya terlupakan dalam gemerlap kehidupan perkotaan.

Puisi "Kota" karya Wiji Thukul adalah refleksi kritis tentang kehidupan modern di kota, yang penuh dengan kesibukan, materialisme, dan perubahan nilai-nilai esensial. Puisi ini menggambarkan pergeseran dari makna cinta dan kehidupan yang mendalam menuju kesibukan yang tanpa henti. Melalui bahasa dan citra yang kuat, Wiji Thukul berhasil menyampaikan pesan tentang hilangnya nilai-nilai manusiawi dan koneksi emosional di tengah gejolak kehidupan perkotaan.

Puisi: Kota
Puisi: Kota
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.