Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kota-Kota dalam Tas Koper (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Kota-Kota dalam Tas Koper" karya Afrizal Malna bercerita tentang perjalanan dengan kereta, di mana sang aku liris menyaksikan pemandangan ...
Kota-Kota dalam Tas Koper

Di jendela kereta, ombak bergerak di jendela kereta, seperti tangan waktu yang datang dari Selatan di jendela kereta. Berjalan bersama padi-padi hijau, buih putih di jendela kereta. Tas-tas berjejer dalam kereta, masing-masing menyimpan sebuah kota. Di jendela kereta. Terkunci. Petak-petak garam membuat warna putih dari punggungmu di jendela kereta. Tubuh yang lebih dekat dengan dirinya, suara kereta dan senja di jendela kereta. Aku menciuminya seperti bunga-bunga kopi yang datang dari sebuah pagi di jendela kereta.

Satu jam lagi, Semarang akan datang padaku, seperti kota abad 18 dalam pelukanmu. Tapi masih ada flu di hidungku, yang datang dari kipas angin dalam kereta itu. Soda susu, nasi rawon, dan lontong opor ayam. Sebelum kau terbangun, anak-anak berlarian membuat tawa dari mimpimu. Titik-titik hujan di jendela kereta, membuat lagi kota yang lain, sepanjang ciuman yang membuat tubuhmu bening seperti toples air.

Di luar jendela kereta, pohon-pohon berjalan di luar jendela kereta, bersama langit di luar jendela kereta, kawanan itik di luar jendela kereta, perahu-perahu nelayan di luar jendela kereta, seperti pusaran yang seluruhnya bergerak di dasar tubuhmu. Dan waktu adalah bayi-bayi tanpa ibu.

Satu jam lagi, pagi ini, laut akan datang, mulai menyentuh kaki-kaki kota. Hidup menjadi lebih panjang. Kota, laut, daratan yang bertemu seperti anak-anak yang mengambil sebutir permen dari tasmu. Aih, kenapa di luar juga ada ibu 80 yang datang, membawa pisang dan piring-piring tua. Dia bilang, “aku adalah waktu”. Halaman masa kanak-kanak yang mulai berwarna kecoklat-coklatan, jendela-jendela dari bentangan sawah. Telpon dari bekas kekasih, dan deretan hutan pinus yang masih menyisir kesedihan dari alis mataku. Lalu hujan turun, seperti pelukan yang tak henti-henti membangun kotanya sendiri.

1998

Sumber: Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing (2002)

Analisis Puisi:

Afrizal Malna dikenal sebagai penyair yang menulis dengan gaya unik: sarat imaji, detail keseharian, benda-benda konkret, dan pengalaman tubuh yang bercampur dengan ruang sosial maupun sejarah. Puisinya sering kali seperti kolase, di mana potongan realitas dipertemukan secara berlapis. Salah satu karyanya yang kuat dalam menghadirkan pengalaman ruang dan waktu adalah "Kota-Kota dalam Tas Koper".

Tema

Tema utama puisi ini adalah perjalanan dan pertemuan antara ruang, waktu, serta ingatan. Kereta, koper, kota, dan tubuh menjadi metafora untuk perpindahan, transisi hidup, serta pengalaman manusia dalam merasakan dunia yang terus bergerak.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan dengan kereta, di mana sang aku liris menyaksikan pemandangan dari jendela: ombak, sawah, hujan, anak-anak, kota-kota, hingga benda-benda yang disimpan dalam koper. Semua pengalaman visual, bau, rasa, dan suara itu berpadu menjadi fragmen kehidupan yang terhubung dengan ingatan masa lalu, tubuh, dan perasaan.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa perjalanan hidup manusia menyerupai perjalanan dengan kereta: penuh pertemuan, perpindahan, serta kenangan yang tersimpan dalam “koper” kehidupan. Kota-kota, makanan, hujan, bahkan suara tawa anak-anak menjadi simbol bahwa setiap pengalaman, sekecil apa pun, membentuk identitas manusia. Puisi ini juga mengingatkan bahwa waktu tidak hanya berjalan linear, melainkan bisa melompat antara masa lalu, kini, dan kemungkinan di masa depan.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi terasa melankolis sekaligus penuh kekaguman. Ada nuansa tenang saat menyaksikan pemandangan kereta, tetapi juga ada kesedihan yang samar, misalnya ketika disebutkan “bekas kekasih” atau “hutan pinus yang masih menyisir kesedihan dari alis mataku.” Perpaduan antara indah dan getir inilah yang memberi warna khas pada suasana puisi.

Amanat / pesan yang disampaikan puisi

Pesan yang bisa ditangkap adalah bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh fragmen, di mana setiap momen, peristiwa, dan kenangan tersimpan dalam diri kita layaknya kota-kota dalam sebuah tas koper. Manusia diajak untuk menerima bahwa perjalanan itu tidak hanya tentang tujuan, tetapi juga tentang proses melihat, merasakan, dan menyimpan pengalaman.

Imaji

Puisi ini sangat kaya akan imaji, terutama:
  • Imaji visual → “ombak bergerak di jendela kereta”, “titik-titik hujan di jendela kereta”, “pohon-pohon berjalan di luar jendela kereta”, “hutan pinus menyisir kesedihan dari alis mataku.”
  • Imaji penciuman → “aku menciuminya seperti bunga-bunga kopi yang datang dari sebuah pagi.”
  • Imaji perasaan → hujan turun “seperti pelukan yang tak henti-henti membangun kotanya sendiri,” menghadirkan nuansa emosional.
  • Imaji pendengaran → “suara kereta dan senja di jendela kereta” menambah suasana perjalanan.

Majas

Beberapa majas yang menonjol antara lain:
  • Simile (perumpamaan) → “ombak bergerak di jendela kereta, seperti tangan waktu” atau “hujan turun, seperti pelukan yang tak henti-henti.”
  • Metafora → koper sebagai simbol memori dan pengalaman hidup; waktu digambarkan sebagai bayi tanpa ibu.
  • Personifikasi → hujan yang “membangun kotanya sendiri”, hutan pinus yang “menyisir kesedihan dari alis mataku.”
  • Repetisi → pengulangan frasa “di jendela kereta” memberi kesan ritmis sekaligus mempertegas pusat pengalaman puisi.
Puisi "Kota-Kota dalam Tas Koper" karya Afrizal Malna menampilkan dunia sebagai potongan-potongan pengalaman yang hadir melalui perjalanan. Tema utamanya adalah perjalanan hidup, dengan cerita tentang perjalanan kereta yang sarat pemandangan, ingatan, dan perasaan. Makna tersiratnya adalah bahwa manusia menyimpan kehidupan layaknya kota-kota dalam koper, penuh fragmen yang membentuk identitas diri. Dengan imaji konkret, suasana melankolis, majas yang kreatif, dan amanat tentang menerima perjalanan hidup, puisi ini memperlihatkan kekhasan gaya Afrizal Malna yang mengolah realitas sehari-hari menjadi puitis dan filosofis.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Kota-Kota dalam Tas Koper
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.