Lyrik
di pantai, Marlin, engkau dan aku menuntas jam
laut tegang. Hampir menyiapkan prahara
Menghimpun camar. Membagal bandar
Kabut limbur. Membenam lampu menara.
Ada guruh. Tangkas menggelegar
Ada semenanjung membersihkan belukar
sadar. Delta sudah sunyi oleh pencalang-pencalang Cangi
Hanya langkah-langkah kami menggamir pasir
Lazuardi hampir apkir.
Sumber: Horison (Maret, 1974)
Analisis Puisi:
Puisi “Lyrik” karya Yunus Mukri Adi adalah karya yang memadukan kekuatan bahasa liris dengan gambaran alam laut yang penuh ketegangan. Penyair menghadirkan lanskap pantai, laut, kabut, hingga suara guruh sebagai latar untuk mengungkapkan perjalanan batin yang intens. Meskipun hanya terdiri dari beberapa bait singkat, puisi ini menyimpan lapisan makna yang dalam.
Tema
Tema puisi ini adalah perjalanan batin manusia dalam menghadapi ketegangan hidup dengan latar simbolik laut dan alam. Laut yang digambarkan tegang, kabut, dan guruh menjadi representasi dari kehidupan yang penuh ujian.
Puisi ini bercerita tentang suasana di pantai ketika penyair bersama seseorang bernama Marlin menyaksikan alam yang menyiapkan prahara. Laut digambarkan tegang, kabut menelan cahaya menara, camar berkumpul, dan guruh menggema. Semua elemen ini membangun kesan akan badai yang akan datang. Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah langkah-langkah manusia di atas pasir, seolah menegaskan keterasingan dan kefanaan di hadapan alam semesta.
Makna tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh ketegangan dan ancaman, tetapi manusia tetap melangkah, meski dalam keterbatasan dan kefanaan. Penyair ingin menunjukkan betapa kecilnya manusia di hadapan alam, namun tetap ada keberanian untuk melanjutkan perjalanan. Nama “Marlin” sendiri bisa diasosiasikan dengan mitos laut atau simbol ketangguhan.
Suasana dalam puisi
Suasana yang dibangun dalam puisi ini adalah tegang, muram, sekaligus puitis. Tegang karena adanya prahara yang disiapkan laut, muram karena kabut dan sunyi menguasai, namun tetap puitis karena dikemas dalam bahasa yang liris dan musikal.
Amanat / pesan yang disampaikan
Pesan yang bisa ditangkap dari puisi ini adalah manusia harus berani menghadapi badai kehidupan, meski kesunyian dan kefanaan selalu menanti di ujung perjalanan.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji yang membawa pembaca seolah ikut menyaksikan panorama pantai dan laut:
- Imaji visual: “laut tegang”, “kabut limbur”, “lampu menara dibenam”, “delta sudah sunyi”.
- Imaji auditif: “ada guruh. Tangkas menggelegar” yang menghadirkan suasana suara alam.
- Imaji gerak: “langkah-langkah kami menggamir pasir” yang menggambarkan manusia yang tetap berjalan meski alam begitu menekan.
Majas
Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
- Personifikasi: “laut tegang. Hampir menyiapkan prahara” seolah laut memiliki niat dan perasaan.
- Metafora: laut, kabut, dan guruh sebagai simbol perjalanan hidup manusia.
- Hiperbola: “membagal bandar” untuk menggambarkan betapa besar kuasa laut yang mampu menutup jalur pelabuhan.
- Simbolisme: nama “Marlin” bisa menjadi simbol ketangguhan atau persahabatan dalam perjalanan hidup.
Puisi “Lyrik” karya Yunus Mukri Adi menghadirkan gambaran laut sebagai metafora kehidupan manusia yang penuh badai dan ketegangan. Dengan tema perjalanan batin, puisi ini bercerita tentang manusia yang tetap melangkah meski menghadapi keterbatasan dan ancaman alam. Imaji kuat dan majas yang puitis membuat puisi ini terasa hidup, menghadirkan suasana tegang sekaligus indah. Pesannya sederhana namun mendalam: hidup adalah perjalanan penuh tantangan yang harus dijalani dengan keberanian.
Puisi: Lyrik
Karya: Yunus Mukri Adi
Biodata Yunus Mukri Adi:
- Yunus Mukri Adi lahir pada tanggal 26 Januari 1941.