Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Mata (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Mata" karya Sulaiman Juned bercerita tentang pengalaman batin seseorang yang merasa penglihatannya telah mengikat jiwanya sendiri.
Mata

Anak panah tertancap
dalam bunga api. Penglihatan menyandera
jiwa. Rasa terpenjara di beku senyummu
(Tuhan, jangan butakan mata-hatiku).

Padang Panjang, 1999

Analisis Puisi:

Puisi "Mata" karya Sulaiman Juned merupakan salah satu karya pendek yang padat makna, penuh simbol, dan sarat dengan nuansa kontemplatif. Dengan diksi sederhana namun tajam, penyair menghadirkan pengalaman batin yang intens, seakan menyingkap pergulatan jiwa manusia dalam menghadapi godaan, pesona, maupun keterbatasan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah perjuangan batin manusia dalam menjaga mata dan hati dari godaan duniawi. Puisi ini menggambarkan bagaimana pandangan bisa menyandera jiwa, dan betapa pentingnya memohon pada Tuhan agar tetap diberi cahaya hati.

Puisi ini bercerita tentang pengalaman batin seseorang yang merasa penglihatannya telah mengikat jiwanya sendiri. Anak panah yang tertancap dan bunga api menjadi simbol godaan atau kekuatan yang begitu kuat. Senyum yang membekukan rasa menggambarkan daya tarik yang mampu menawan jiwa, hingga penyair merasa terpenjara.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa mata bukan sekadar indera penglihatan, melainkan pintu masuk yang dapat memengaruhi jiwa dan hati. Apa yang dilihat dapat menimbulkan godaan, hasrat, bahkan penderitaan. Oleh karena itu, manusia dituntut untuk menjaga mata dan hati agar tetap bersih, dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa intens, tegang, dan penuh pergulatan batin. Ada rasa tertekan dan terpenjara, tetapi juga terselip harapan akan pertolongan Tuhan agar jiwa tidak tersesat.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa manusia harus berhati-hati menjaga mata dan hati dari pengaruh negatif yang dapat membutakan nurani. Puisi ini juga mengingatkan pentingnya doa dan permohonan kepada Tuhan untuk selalu membimbing dalam setiap godaan hidup.

Imaji

Beberapa imaji yang muncul dalam puisi ini antara lain:
  • “anak panah tertancap dalam bunga api” → menghadirkan gambaran visual yang kuat tentang luka, ketajaman, dan kobaran.
  • “penglihatan menyandera jiwa” → imaji abstrak yang menegaskan betapa pandangan bisa mengekang kebebasan batin.
  • “rasa terpenjara di beku senyummu” → imaji emosional yang menggambarkan godaan atau pesona yang membelenggu.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini adalah:
  • Metafora – “anak panah tertancap dalam bunga api” sebagai lambang godaan atau rasa sakit batin.
  • Personifikasi – “penglihatan menyandera jiwa” memberi sifat manusiawi pada penglihatan.
  • Hiperbola – “rasa terpenjara di beku senyummu” melebih-lebihkan kekuatan senyuman yang mampu mengikat jiwa.
  • Apostrof – seruan langsung kepada Tuhan “Tuhan, jangan butakan mata-hatiku” sebagai bentuk doa sekaligus permohonan.
Puisi "Mata" karya Sulaiman Juned adalah sebuah refleksi puitis tentang pergulatan batin manusia dalam menjaga mata dan hati. Dengan tema spiritual dan kontemplatif, puisi ini menyingkap sisi rapuh manusia yang mudah terjebak dalam godaan, sekaligus menunjukkan kebutuhan akan bimbingan Ilahi. Imaji dan majas yang dipilih sederhana namun tajam, sehingga mampu menyampaikan pesan moral yang mendalam dengan cara singkat tetapi membekas.

Sulaiman Juned
Puisi: Mata
Karya: Sulaiman Juned
© Sepenuhnya. All rights reserved.