Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Mazla (Karya Ahmad Faisal Imron)

Puisi "Mazla" karya Ahmad Faisal Imron menggambarkan dinamika hubungan antara dua individu yang kontras dalam peran dan persepsi mereka terhadap ...
Mazla

engkau selalu menjadi Geisha
dalam setiap mimpiku

aku, tentu seorang pembawa keranda
yang tak mungkin kau tahu

pohon dan musim sebelum hujan
matahari dan tubuhmu menyimpan warna yang sama

ada nyanyian kecil
pada teras yang redup
dan kita seperti lilin
pada lantai angin bertiup

misalkan esok
kita tak lagi memaknai betapa hari-hari yang musnah
gelisah yang singgah dan sajak-sajak semu itu
biarkan jerit langit juga burung-burung berpulang
bukankah samudera punya rasa yang sama seperti airmata
pada malam ia menderu, pada siang
seluruh cahaya terpantul darinya

mungkin ini bukan pertama kalinya
aku memandangmu, mungkin kutulis namamu

pada nisan kayu.

2006

Sumber: Maliun Hawa (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Mazla" karya Ahmad Faisal Imron menggambarkan dinamika hubungan antara dua individu yang kontras dalam peran dan persepsi mereka terhadap hubungan tersebut. Ada elemen ketegangan antara peran sebagai "Geisha" yang mewakili keindahan dan keanggunan dengan peran sebagai "pembawa keranda" yang menghadirkan gambaran tentang kesedihan dan kematian.

Struktural

  • Imaji dan Simbolisme: Puisi ini dipenuhi dengan gambaran alam dan objek-objek seperti pohon, musim, matahari, dan tubuh yang memiliki warna yang sama. Ini mungkin menggambarkan keselarasan atau hubungan yang dalam antara dua individu.
  • Personifikasi: Samudera dan langit dipersonifikasikan dengan menyatakan bahwa mereka memiliki rasa yang sama seperti air mata. Ini menghidupkan suasana puisi dan menghadirkan elemen emosi yang kuat.
  • Gaya Bahasa: Penyair menggunakan bahasa metaforis dan simbolis untuk menyampaikan perasaan dan makna yang lebih dalam. Misalnya, "kita seperti lilin / pada lantai angin bertiup" memberikan gambaran tentang kerapuhan dan ketidakpastian hubungan mereka.

Makna dan Interpretasi

Puisi ini mengeksplorasi tema tentang keindahan, kehidupan, dan kematian dalam konteks hubungan manusia. Penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kerentanan hubungan dan keindahan yang terdapat di dalamnya, sambil menghadirkan pertanyaan tentang arti dan makna dari pengalaman dan perasaan.

Puisi "Mazla" oleh Ahmad Faisal Imron bukan hanya sekadar deskripsi tentang hubungan antara dua individu, tetapi juga merupakan refleksi mendalam tentang eksistensi dan kehidupan manusia dalam konteks yang lebih luas. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan gambaran yang kuat, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas dan keunikan setiap hubungan.

Ahmad Faisal Imron
Puisi: Mazla
Karya: Ahmad Faisal Imron
Biodata Ahmad Faisal Imron:
  • Ahmad Faisal Imron lahir pada tanggal 25 Desember 1973 di Bandung.
© Sepenuhnya. All rights reserved.