Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Padang (Karya Umbu Landu Paranggi)

Puisi “Padang” karya Umbu Landu Paranggi mengajarkan bahwa penderitaan dan kegagalan adalah bagian dari kehidupan yang memperkaya jiwa manusia.
Padang

di sini, siang dan malam dalam perburuan menjinakkan cita kembara
badan lemah terbanting sakit antara senyum dan derita
terkadang sendiri mengeluh dengan gumpalan kegagalan
tapi kian merasa kian mencinta kerja tambah mengasyikkan

Sumber: Fadjar Menjingsing, Majalah Mimbar Indonesia, nomor 21 Tahun XIV, 21 Mei 1960.

Analisis Puisi:

Puisi “Padang” karya Umbu Landu Paranggi merupakan salah satu contoh bagaimana penyair kelahiran Sumba ini mampu meramu pengalaman batin, perjuangan, dan perenungan hidup ke dalam bahasa yang sederhana namun sarat makna. Dengan ciri khasnya yang reflektif dan kontemplatif, Umbu menulis puisi ini sebagai sebuah gambaran perjalanan batin manusia dalam menghadapi kerasnya hidup sekaligus menemukan keindahan di dalamnya.

Tema

Tema utama puisi ini adalah perjuangan hidup dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan. Umbu menyoroti perjalanan manusia yang penuh kegagalan, sakit, dan kelelahan, tetapi tetap menemukan makna dan keasyikan dalam kerja serta perjuangan.

Puisi ini bercerita tentang seorang pengembara kehidupan yang berjuang menaklukkan cita-cita, melewati penderitaan, kegagalan, dan rasa sakit. Meski tubuh terasa lemah, ia tetap setia pada perjalanan hidupnya, menemukan keindahan dalam proses bekerja dan berjuang.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah hidup adalah perjuangan yang tidak selalu mulus, tetapi justru di situlah nilai dan makna kehidupan ditemukan. Kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses mencintai perjalanan itu sendiri. Puisi ini menyiratkan pandangan eksistensial: bahwa penderitaan dan kebahagiaan sering kali berdampingan, dan keduanya memperkaya pengalaman manusia.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini adalah campuran antara lelah, pedih, namun juga penuh semangat dan optimisme. Ada rasa getir dalam kegagalan dan sakit, tetapi juga ada kebahagiaan tersembunyi dalam keasyikan kerja serta perjuangan yang tulus.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang disampaikan dalam puisi ini adalah jangan menyerah pada kegagalan dan penderitaan, sebab justru melalui itu manusia dapat menemukan makna hidup dan keindahan perjuangan. Puisi ini mengajarkan kita untuk tabah, terus mencintai proses, dan tidak hanya mengejar hasil.

Imaji

Puisi ini menghadirkan imaji yang kuat, antara lain:
  • Imaji perasaan: “badan lemah terbanting sakit” menghadirkan rasa perih dan letih.
  • Imaji pendengaran: “mengeluh dengan gumpalan kegagalan” memberi kesan suara batin yang lirih.
  • Imaji suasana: “siang dan malam dalam perburuan menjinakkan cita kembara” menciptakan gambaran perjalanan hidup yang panjang dan melelahkan.

Majas

Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora: “perburuan menjinakkan cita kembara” melukiskan perjuangan mengejar cita-cita layaknya berburu.
  • Hiperbola: “badan lemah terbanting sakit” mempertegas penderitaan fisik dan batin.
  • Paradoks: “antara senyum dan derita” menunjukkan dua hal yang berlawanan namun hadir bersamaan.
Puisi “Padang” karya Umbu Landu Paranggi adalah refleksi tentang perjalanan hidup yang keras namun penuh makna. Ia mengajarkan bahwa penderitaan dan kegagalan adalah bagian dari kehidupan yang memperkaya jiwa manusia. Dengan bahasa padat, penuh imaji, serta majas yang kuat, Umbu menghadirkan sebuah karya yang menginspirasi untuk terus berjuang, mencintai hidup, dan menemukan keindahan di balik derita.

Umbu Landu Paranggi dan Emha Ainun Nadjib
Puisi: Padang
Karya: Umbu Landu Paranggi

Biodata Umbu Landu Paranggi:
  • Umbu Landu Paranggi lahir pada tanggal 10 Agustus 1943 di Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur.
  • Umbu Landu Paranggi meninggal dunia pada tanggal 6 April 2021, pukul 03.55 WITA, di RS Bali Mandara.
© Sepenuhnya. All rights reserved.