Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pengantar (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Pengantar" karya Ajip Rosidi mengajak pembaca untuk membuka diri terhadap keindahan dunia luar serta menemukan ketenangan dalam ...
Pengantar

Habislah senja
Kursi menghadap ke luar jendela

Nikmatilah kota
hujan dan layung di cakrawala

Kalaupun gerimis renyai
Sebelah sana dunia kita

1958

Sumber: Surat Cinta Enday Rasidin (1960)

Analisis Puisi:

Ajip Rosidi dikenal sebagai sastrawan yang mampu menyampaikan renungan mendalam dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna. Salah satu karyanya, "Pengantar", menghadirkan suasana hening dan kontemplatif, seolah mengajak pembaca untuk berhenti sejenak, menikmati kehidupan, dan merenungkan dunia yang lebih luas di luar diri kita.

Tema

Tema utama puisi ini adalah renungan tentang kehidupan dan dunia di luar diri. Ajip Rosidi ingin menekankan pentingnya kepekaan manusia dalam menangkap keindahan sederhana, baik dari alam maupun dari kehidupan sehari-hari.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang duduk di kursi, menghadap keluar jendela, dan menikmati pemandangan kota pada senja hari. Ada hujan, ada cahaya senja (layung), dan ada suasana gerimis yang menyapa. Dari penggambaran sederhana ini, penyair menghadirkan pengalaman batin: dunia luar yang penuh pesona sekaligus ruang untuk merenung.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah hidup perlu dinikmati dengan sederhana, sebab di balik hal-hal kecil seperti hujan, senja, dan gerimis, tersimpan kebijaksanaan tentang kehidupan. Kursi yang menghadap keluar jendela bisa dimaknai sebagai simbol keterbukaan hati dan pikiran untuk melihat dunia yang lebih luas, tidak hanya dunia pribadi.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa tenang, reflektif, dan kontemplatif. Gambaran senja, hujan, dan gerimis menciptakan suasana yang hening, seolah penyair ingin mengajak pembaca berhenti sejenak dari hiruk pikuk, lalu menyadari betapa indahnya momen sederhana dalam hidup.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat puisi ini adalah kita perlu meluangkan waktu untuk menikmati kehidupan, meski sederhana, karena dari situlah kita bisa menemukan ketenangan batin dan makna yang lebih luas. Ajip Rosidi seakan menekankan bahwa dunia tidak selalu harus dipandang dengan tergesa, melainkan dengan penuh kesadaran.

Imaji

Puisi ini kuat dalam membangun imaji visual dan suasana, misalnya:
  • “Habislah senja” menghadirkan gambaran waktu sore yang meredup.
  • “Kursi menghadap ke luar jendela” menciptakan imaji ruang yang tenang, tempat seseorang duduk merenung.
  • “Nikmatilah kota, hujan dan layung di cakrawala” membangun pemandangan visual tentang kota yang diterangi cahaya senja dengan hujan yang turun.
  • “Gerimis renyai” menambah detail suasana alam yang lembut dan syahdu.

Majas

Beberapa majas yang dapat ditemukan dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora: “layung di cakrawala” melambangkan keindahan senja yang bisa dipahami sebagai simbol pergantian fase kehidupan.
  • Personifikasi: hujan dan senja seolah hadir sebagai teman yang dapat dinikmati.
  • Sinekdoke pars pro toto: “Sebelah sana dunia kita” melambangkan dunia yang lebih luas dari sekadar apa yang ada di hadapan.
Puisi "Pengantar" karya Ajip Rosidi adalah sebuah renungan sederhana namun sarat makna. Melalui gambaran senja, hujan, dan gerimis, penyair mengajak pembaca untuk membuka diri terhadap keindahan dunia luar serta menemukan ketenangan dalam kesederhanaan hidup. Imaji yang lembut dan majas yang halus menjadikan puisi ini kaya dalam makna, sekaligus menghadirkan suasana yang kontemplatif.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pengantar
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.