Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Perjalanan Pulang (Karya Mustafa Ismail)

Puisi "Perjalanan Pulang" karya Mustafa Ismail bercerita tentang perjalanan pulang seorang ayah atau sosok pencari nafkah yang selalu membawa ...
Perjalanan Pulang

Perjalanan pulang selalu menyimpan kegembiraan lebih
membayangkan kau menunggu: senyum di bibir dan cangkir
di tangan, menjelmakan sepetak kebun di dalam kamar
dan kita mencangkulnya tiap malam, bersama anak-anak
yang terlelap kelelahan
Selalu saja rumah mengirim keceriaan anak-anak
ke tempat kerja, yang selalu menunggu pulang: sekotak susu
instan dan sebungkus makanan ringan
sebuah dunia yang mereka bangun dengan penantian
dan kangen nan kental
Setiap pulang, halaman mengembang bagai kelopak mawar
mengirim hawa sejuk ke perjalanan: aku tembus malam,
aku kayuh kegelapan, seperti perahu berkedip-kedip di lautan
dan berharap kalian di pintu: seulas senyum dan segelas
minuman, membenamkan penat dan kelelahan.

Sawangan, 15 Januari 2003

Analisis Puisi:

Puisi "Perjalanan Pulang" karya Mustafa Ismail merupakan refleksi sederhana namun mendalam tentang arti rumah, keluarga, dan kebahagiaan kecil yang tumbuh dari keseharian. Penyair mengangkat pengalaman yang dekat dengan kehidupan banyak orang: pulang dari aktivitas dengan rasa rindu, lalu disambut suasana hangat keluarga yang penuh cinta.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kerinduan dan kebahagiaan dalam kepulangan ke rumah. Rumah digambarkan bukan hanya sebagai tempat istirahat, tetapi juga pusat kasih sayang, harapan, dan sumber energi setelah lelah bekerja.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan pulang seorang ayah atau sosok pencari nafkah yang selalu membawa harapan akan sambutan hangat keluarga. Gambaran senyum pasangan, cangkir minuman hangat, keceriaan anak-anak, dan suasana rumah menjadi penopang semangat hidup. Puisi menekankan bahwa kebahagiaan sejati bukan pada pekerjaan atau materi semata, melainkan pada momen kepulangan yang penuh cinta.

Makna tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa rumah adalah sumber kekuatan dan kebahagiaan batin. Meskipun perjalanan pulang seringkali melelahkan, namun bayangan tentang orang-orang tercinta yang menanti membuat segalanya terasa ringan. Puisi ini juga menyiratkan bahwa kebersamaan sederhana—senyum, makanan ringan, minuman hangat—adalah bentuk kebahagiaan yang sejati, lebih bernilai daripada hal-hal besar yang sering dikejar di luar rumah.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini adalah hangat, intim, dan penuh kegembiraan. Ada nuansa kerinduan saat berada di perjalanan, bercampur dengan rasa syukur dan lega ketika akhirnya sampai di rumah. Suasana hangat keluarga terasa menenangkan, bahkan mampu “membenamkan penat dan kelelahan”.

Amanat / pesan yang disampaikan

Pesan yang dapat ditarik dari puisi ini adalah bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal-hal sederhana bersama keluarga. Pulang ke rumah bukan hanya rutinitas, tetapi momen yang berharga karena di sanalah seseorang menemukan cinta, pengertian, dan kebahagiaan sejati. Penyair seakan mengingatkan pembaca untuk tidak melupakan arti rumah dan keluarga dalam hidup.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji yang membuat pembaca dapat merasakan suasana yang digambarkan, antara lain:
  • “sepetak kebun di dalam kamar” → menghadirkan gambaran metaforis tentang kebersamaan yang menyuburkan cinta di rumah.
  • “halaman mengembang bagai kelopak mawar” → menghadirkan imaji visual tentang keindahan rumah yang selalu menyejukkan hati.
  • “aku kayuh kegelapan, seperti perahu berkedip-kedip di lautan” → menghadirkan imaji perjalanan pulang yang penuh semangat meski melewati malam gelap.

Majas

Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:

Metafora
  • “halaman mengembang bagai kelopak mawar” → rumah digambarkan indah dan menenangkan seperti bunga.
  • “sepetak kebun di dalam kamar” → melambangkan kehidupan rumah tangga yang penuh kesuburan cinta.
Simile (perbandingan langsung)
  • “seperti perahu berkedip-kedip di lautan” → perjalanan pulang disamakan dengan perahu yang berjuang melewati lautan gelap.
Personifikasi
  • “rumah mengirim keceriaan anak-anak” → rumah seolah-olah memiliki kemampuan mengirimkan rasa gembira.
Puisi "Perjalanan Pulang" karya Mustafa Ismail menghadirkan renungan tentang arti rumah dan keluarga sebagai sumber kebahagiaan sejati. Dengan tema kerinduan dan kebahagiaan sederhana, puisi ini bercerita tentang perjalanan pulang seorang ayah yang selalu ditunggu oleh keluarga tercinta. Makna tersiratnya adalah bahwa cinta dan kebersamaan keluarga lebih berharga daripada segala kesibukan di luar rumah. Suasana hangat dan penuh cinta diperkuat oleh imaji serta majas yang indah, menjadikan puisi ini tidak hanya menyentuh, tetapi juga memberi pelajaran berharga tentang makna pulang.

Mustafa Ismail
Puisi: Perjalanan Pulang
Karya: Mustafa Ismail

Biodata Mustafa Ismail:
  • Mustafa Ismail lahir pada tanggal 25 Agustus 1971 di Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.