Permata Cinta Abadi
Setelah laut, setelah langit
Setelah semua kaumiliki
Masih adakah yang penting?
Seorang ayah menangisi anaknya
Putrinya yang telah pergi
Ternyata selalu menemaninya.
Setelah sungai, setelah matahari,
Danau, bukit, hutan dan bunga
Masih adakah yang lebih penting
Masih ada yang lebih mencintai
Dan dicintai untuk selamanya.
Kebun Jeruk, 1995
Sumber: Masih bersama Langit (2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Permata Cinta Abadi" karya Eka Budianta merupakan sebuah refleksi mendalam tentang arti cinta yang tidak lekang oleh waktu. Dengan bahasa yang sederhana namun menyentuh, puisi ini membawa pembaca pada perenungan tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup, setelah segala hal yang bersifat materi atau duniawi terlampaui.
Tema
Tema utama puisi ini adalah cinta sejati yang abadi. Penyair menegaskan bahwa setelah semua kekayaan dan keindahan dunia—laut, langit, sungai, matahari, bukit, hutan, dan bunga—yang benar-benar penting adalah cinta yang tulus antara manusia, khususnya cinta seorang ayah terhadap anaknya.
Puisi ini bercerita tentang seorang ayah yang merasakan kehilangan putrinya, namun menyadari bahwa cinta sang putri tetap hadir menemaninya meskipun secara fisik ia telah pergi. Dari sini tergambar bahwa cinta sejati tidak berhenti ketika seseorang tiada, melainkan menjadi kekuatan yang abadi dalam hati.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah pesan spiritual dan emosional tentang cinta yang melampaui materi dan waktu. Kekayaan alam dan segala hal yang indah di dunia tidak dapat menandingi kekuatan cinta yang lahir dari hubungan batin. Kehilangan seseorang yang dicintai justru memperkuat kesadaran bahwa cinta sejati tidak dapat dipisahkan oleh kematian.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini adalah haru, melankolis, namun penuh keteduhan. Ada kesedihan seorang ayah yang merindukan putrinya, tetapi juga ada kehangatan ketika ia menyadari bahwa cinta anaknya tetap hidup dan menemaninya.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Amanat yang tersirat dalam puisi ini adalah bahwa cinta sejati adalah harta paling berharga dalam kehidupan. Semua keindahan dunia tidak ada artinya tanpa cinta. Puisi ini juga mengajarkan bahwa kehilangan fisik tidak berarti kehilangan cinta, karena cinta sejati akan selalu hidup di hati dan jiwa.
Imaji
Puisi ini menghadirkan imaji alam yang luas dan indah:
- “laut, langit, sungai, matahari, danau, bukit, hutan, dan bunga” menimbulkan bayangan keindahan alam semesta.
- Imaji emosional tampak pada “Seorang ayah menangisi anaknya”, yang menimbulkan rasa haru dan empati mendalam.
- Imaji batin terlihat pada “Ternyata selalu menemaninya”, seolah cinta menjadi kehadiran yang tidak kasat mata namun terasa nyata.
Majas
Puisi ini juga menggunakan beberapa majas yang memperkuat makna:
- Repetisi – pengulangan kata “setelah” menegaskan bahwa setelah semua hal duniawi, cinta tetap yang terpenting.
- Metafora – laut, langit, sungai, dan alam dijadikan metafora kekayaan dunia yang tidak mampu menandingi kekuatan cinta.
- Hiperbola – “Masih adakah yang lebih mencintai dan dicintai untuk selamanya” menekankan keabadian cinta dengan ungkapan yang lebih besar dari kenyataan sehari-hari.
Puisi "Permata Cinta Abadi" karya Eka Budianta menyampaikan bahwa cinta, khususnya kasih antara ayah dan anak, adalah harta sejati yang tak tertandingi. Alam semesta bisa menawarkan keindahan yang tak terbatas, namun semua itu menjadi kecil ketika dibandingkan dengan cinta yang tulus dan abadi. Dengan imaji alam yang indah, suasana melankolis, dan pesan yang menyentuh, puisi ini mengajarkan bahwa cinta adalah permata paling berharga yang akan tetap hidup bahkan setelah kepergian orang tercinta.
Karya: Eka Budianta
Biodata Eka Budianta:
- Christophorus Apolinaris Eka Budianta Martoredjo.
- Eka Budianta lahir pada tanggal 1 Februari 1956 di Ngimbang, Jawa Timur.
