Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pernyataan (Karya Ajip Rosidi)

Puisi “Pernyataan” karya Ajip Rosidi bercerita tentang seorang penyair yang menyatakan cintanya kepada tanah kelahiran. Ia menyebut nama-nama ...
Pernyataan

Kucintai tanah ini, Atun, lantaran tak ada
Yang mesti dikutuk dari kelahiran
Kupertahankan tanah ini, Atun, lantaran hak tak punya
Menentukan di tanah mana akan lahir ke dunia

Tanah Cianjur yang subur, gersang pegunungan kapur
Tanah yang kemerahan, tanah yang kehitaman
Lembah yang indah atau dataran mati Jatiwangi
Penduduk yang ramah, penduduk yang jahanam
Manusia-manusia sederhana atau manusia-manusia tinggi hati
Akan kupertahankan, Atun, karena mereka kucintai.

Sumber: Cari Muatan (1959)

Analisis Puisi:

Ajip Rosidi, salah satu penyair dan budayawan terkemuka Indonesia, dikenal lewat karya-karyanya yang menyinggung persoalan kebudayaan, kemanusiaan, dan cinta tanah air. Dalam puisinya berjudul “Pernyataan”, Ajip Rosidi mengungkapkan sikap jujur seorang manusia terhadap tanah kelahirannya, baik dalam keindahan maupun keburukannya.

Tema

Tema utama puisi ini adalah cinta tanah air yang tulus dan apa adanya. Ajip Rosidi tidak memuja tanah kelahiran dengan kata-kata manis semata, tetapi juga mengakui adanya kekurangan, kejahatan, atau sisi gelap dari manusia yang mendiami tanah tersebut. Meski begitu, rasa cinta tetap teguh.

Puisi ini bercerita tentang seorang penyair yang menyatakan cintanya kepada tanah kelahiran. Ia menyebut nama-nama daerah seperti Cianjur dan Jatiwangi, menggambarkan bentang alam subur maupun gersang, penduduk yang ramah maupun jahat. Namun semua itu tak mengurangi keteguhannya untuk mencintai dan mempertahankan tanah tersebut.

Makna tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa cinta tanah air tidak bersyarat. Kita tidak bisa memilih di tanah mana kita dilahirkan, tetapi cinta pada tanah tempat kita berasal adalah bagian dari identitas diri. Penyair menegaskan bahwa mencintai tanah air berarti menerima seluruh realitasnya—indah dan buruk, ramah dan jahat, subur dan gersang.

Suasana dalam puisi

Suasana yang muncul dalam puisi ini adalah jujur, tegas, dan penuh ketulusan. Tidak ada romantisasi berlebihan, tetapi ada semangat ikhlas untuk mencintai apa adanya.

Amanat / pesan yang disampaikan puisi

Pesan yang hendak disampaikan Ajip Rosidi adalah bahwa setiap manusia harus mencintai tanah kelahirannya dengan sepenuh hati, meskipun tanah itu memiliki kekurangan. Mencintai tanah air berarti menerima kenyataan yang ada dan berusaha mempertahankannya, sebab tanah itu telah memberi kita kehidupan sejak lahir.

Imaji

Puisi ini menghadirkan imaji yang kuat, terutama melalui penyebutan tempat dan kondisi alam:
  • Imaji visual: “Tanah Cianjur yang subur, gersang pegunungan kapur”, “lembah yang indah atau dataran mati Jatiwangi” — menggambarkan lanskap yang beragam.
  • Imaji sosial: “Penduduk yang ramah, penduduk yang jahanam” — menghadirkan bayangan kontras tentang manusia dan karakter sosial.
Imaji ini menegaskan bahwa tanah air bukan sekadar geografis, melainkan juga kehidupan manusia di dalamnya.

Majas

Ajip Rosidi menggunakan beberapa majas untuk memperkuat puisinya:
  • Antitesis: Kontras antara “subur” dan “gersang”, “ramah” dan “jahanam” memperlihatkan realitas ganda tanah air.
  • Metafora: Tanah diperlakukan sebagai sesuatu yang hidup dan layak dicintai, bukan sekadar benda mati.
Puisi “Pernyataan” karya Ajip Rosidi merupakan ungkapan cinta tanah air yang jujur, sederhana, dan menyeluruh. Ia menolak idealisasi yang hanya melihat keindahan, melainkan menerima kenyataan penuh dengan segala kekurangannya. Dari sinilah muncul pesan universal bahwa mencintai tanah air berarti menjaga dan mempertahankannya, sebab ia adalah bagian dari jati diri manusia.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pernyataan
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.