Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Ranjang Indonesia (Karya Toto ST Radik)

Puisi "Ranjang Indonesia" karya Toto ST Radik bercerita tentang kondisi bangsa Indonesia yang terus diguncang oleh konflik, kekerasan, serta ...
Ranjang Indonesia

Ranjang Indonesia bergetar-getar lagi
menumpahkan darah
mengalir deras
melalui celah pintu
ke ruang tamu
ke dapur
ke halaman
melintas pagar warna-warni
menggenang di jalan raya yang hiruk pikuk
serupa arena gladiator dengan beribu mikropon
dan monitor televisi menyala 24 jam
seraya mengajak berdoa dan mabuk
pada detik yang sama
seperti remaja yang tak tahu
baik dan buruk
seperti orang tua yang tak tahu
dosa dan pahala.

Serang, 5 November 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Ranjang Indonesia" karya Toto ST Radik menghadirkan potret getir tentang bangsa yang tengah dilanda kekacauan, luka sejarah, dan kehilangan arah moral. Melalui bahasa metaforis yang kuat, puisi ini seakan menjadi cermin atas keadaan sosial-politik Indonesia yang penuh kontradiksi, antara kemegahan dan luka, antara doa dan mabuk, antara pengakuan moral dan pengabaian nilai.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah kekerasan dan krisis moral bangsa. Toto ST Radik menggunakan simbol ranjang untuk menggambarkan Indonesia yang seharusnya menjadi tempat istirahat dan kedamaian, namun justru dipenuhi guncangan, darah, dan kebingungan.

Puisi ini bercerita tentang kondisi bangsa Indonesia yang terus diguncang oleh konflik, kekerasan, serta tumpahnya darah rakyat. Getaran ranjang Indonesia menggambarkan ketidakstabilan sosial, sementara darah yang mengalir ke ruang tamu, dapur, halaman, hingga jalan raya menunjukkan bahwa dampak kekacauan itu menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat, dari ruang pribadi hingga ruang publik.

Makna tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah kritik terhadap situasi bangsa yang kehilangan arah nilai. Televisi yang menyala 24 jam, mikrofon, dan arus informasi justru lebih banyak menghadirkan keramaian tanpa makna, menyerupai arena gladiator. Toto ST Radik ingin menunjukkan bahwa bangsa ini seolah terjebak dalam pertunjukan besar penuh darah dan konflik, sementara rakyat dipaksa menonton, bahkan larut di dalamnya.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini adalah mencekam, tegang, dan penuh kegelisahan. Getaran ranjang, aliran darah, serta hiruk pikuk jalan raya menciptakan atmosfer kekacauan yang menyesakkan. Pada saat yang sama, muncul ironi karena di tengah darah dan mabuk, masih ada ajakan berdoa—menegaskan kontradiksi dalam moralitas masyarakat.

Amanat / pesan yang disampaikan

Pesan utama puisi ini adalah peringatan bagi bangsa Indonesia agar tidak larut dalam konflik, kehilangan nurani, dan mengabaikan nilai moral. Toto ST Radik mengingatkan bahwa bangsa yang dikuasai kekerasan dan lupa membedakan antara baik-buruk, dosa-pahala, akan terus terjebak dalam siklus kehancuran.

Imaji

Puisi ini penuh dengan imaji visual yang kuat:
  • “Ranjang Indonesia bergetar-getar lagi” menghadirkan gambaran dramatis tentang guncangan sebuah bangsa.
  • “menumpahkan darah / mengalir deras / melalui celah pintu / ke ruang tamu / ke dapur / ke halaman” menciptakan bayangan nyata tentang bagaimana kekerasan dan tragedi merembes ke setiap sudut kehidupan.
  • “serupa arena gladiator dengan beribu mikropon” menghadirkan imaji pertunjukan sadis yang ditonton publik.

Majas

Beberapa majas yang dominan dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora: ranjang Indonesia sebagai simbol bangsa dan negara.
  • Hiperbola: penggambaran darah yang mengalir hingga menggenangi ruang-ruang kehidupan, menekankan betapa luasnya dampak kekerasan.
  • Simile (perbandingan): “seperti remaja yang tak tahu baik dan buruk” serta “seperti orang tua yang tak tahu dosa dan pahala”, memperkuat kritik terhadap hilangnya arah moral masyarakat.
Puisi "Ranjang Indonesia" karya Toto ST Radik adalah karya satir dan reflektif tentang kondisi bangsa yang kehilangan pijakan moral di tengah derasnya konflik sosial dan politik. Melalui imaji yang getir dan bahasa penuh simbol, puisi ini mengingatkan bahwa Indonesia tak boleh dibiarkan terus bergetar oleh darah dan kebingungan, melainkan harus dikembalikan pada keseimbangan nilai dan nurani.

"Puisi Toto ST Radik"
Puisi: Ranjang Indonesia
Karya: Toto ST Radik

Biodata Toto ST Radik:
  • Toto Suhud Tuchaeni Radik lahir pada tanggal 30 Juni 1965 di desa Singarajan, Serang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.