Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Ritus Insyaf (Karya Lasinta Ari Nendra Wibawa)

Puisi "Ritus Insyaf" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa menggambarkan proses kesadaran manusia dalam menghadapi hidup yang penuh kelalaian.
Ritus Insyaf

Hanya butuh sekelebat pagut mau
demi mengurai hidup karut-kusut
dari dahulu terlihat merengut
terbenam di tong keriput

Musafir hanya kenal main-main
main khamr, main judi, main kelamin
doa telungkup berselimut sarung
lupa dibangunkan sampai linglung

Sadar perjalanan tanpa bekal
tanpa tunggangan unta gempal
oase hanya imaji
mimpi surga di siang hari.

Garut Selatan, 2014

Analisis Puisi:

Puisi "Ritus Insyaf" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa menggambarkan proses kesadaran manusia dalam menghadapi hidup yang penuh kelalaian. Dengan bahasa yang lugas, ironi, sekaligus menyentuh, penyair menyoroti perjalanan spiritual yang sering diwarnai oleh kelamnya masa lalu dan kemudian berujung pada pencarian makna sejati.

Tema

Tema utama puisi ini adalah perjalanan kesadaran manusia dari kelalaian menuju insyaf. Puisi ini menyoroti bagaimana hidup yang terjebak dalam dosa dan permainan fana pada akhirnya hanya membawa kehampaan, hingga muncul kesadaran untuk mencari bekal kehidupan sejati.

Puisi ini bercerita tentang seorang musafir yang sebelumnya hidup dalam kelalaian—terjebak dalam kesenangan semu seperti khamr, judi, dan nafsu—namun akhirnya menyadari bahwa perjalanan hidup tanpa bekal spiritual akan sia-sia. Kesadaran itu hadir seperti sebuah ritus, sebuah titik balik yang memaksa manusia untuk menengok ke dalam dirinya sendiri.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kritik terhadap manusia yang melupakan tujuan hakiki hidup. Penyair ingin menunjukkan bahwa kesenangan duniawi yang berlebihan akan membuat manusia linglung, tanpa arah, bahkan kehilangan bekal untuk kehidupan setelah mati. Kesadaran atau insyaf hanya mungkin datang ketika seseorang berani mengakui keterpurukan dirinya dan menyiapkan bekal spiritual.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini terasa ironis, getir, dan reflektif. Ada nada sindiran terhadap kelalaian manusia, tetapi juga ada keheningan yang mendorong pembaca untuk merenung.

Amanat / pesan yang disampaikan

Pesan yang terkandung dalam puisi ini adalah pentingnya insyaf sebelum terlambat. Hidup bukan semata-mata permainan yang dipenuhi kesenangan sesaat, melainkan perjalanan panjang yang membutuhkan bekal. Puisi ini mengingatkan agar manusia tidak lalai, tetapi mempersiapkan diri dengan amal dan kesadaran rohani.

Imaji

Beberapa imaji yang muncul dalam puisi ini antara lain:
  • “terbenam di tong keriput” → menghadirkan gambaran keterpurukan yang menyedihkan.
  • “doa telungkup berselimut sarung” → imaji seseorang yang malas beribadah, tertidur dalam kelalaian.
  • “oase hanya imaji, mimpi surga di siang hari” → imaji ilusi dan harapan palsu yang tak pernah nyata tanpa usaha.

Majas

Puisi ini menggunakan sejumlah majas untuk memperkuat maknanya, antara lain:
  • Majas metafora: “Musafir hanya kenal main-main” → musafir di sini sebagai simbol manusia dalam perjalanan hidup.
  • Majas ironi: “doa telungkup berselimut sarung, lupa dibangunkan sampai linglung” → menyindir kelalaian dalam ibadah.
  • Majas hiperbola: “oase hanya imaji” → menegaskan bahwa harapan tanpa usaha hanyalah fatamorgana.
Puisi "Ritus Insyaf" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa adalah cermin refleksi bagi manusia yang sering terlena dalam permainan duniawi. Melalui citraan ironi dan bahasa yang sederhana namun tajam, penyair mengingatkan bahwa perjalanan hidup sejatinya adalah menuju kesadaran spiritual. Insyaf bukan hanya sebuah kata, melainkan ritus penting yang menentukan arah hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

"Puisi Lasinta Ari Nendra Wibawa"
Puisi: Ritus Insyaf
Karya: Lasinta Ari Nendra Wibawa
© Sepenuhnya. All rights reserved.