Rumah Penyair
Orang kata
rumah penyair di awan
biar dekat dengan rembulan
bila bayangan separuh semangka
menjadi tempat mengaitkan sukma
Orang kata
rumah penyair di pohon
biar dekat dengan buah-buahan
di sepanjang musim belaka
tinggal memetik kata-kata
(dan ada yang jatuh di tanah)
Di situlah penyair mengendap
mengintip keindahan bidadari
telanjang mandi
Orang kata
penyair tinggal di hulu sungai
sepanjang hari menggali mata air
di kejernihan surya pagi
gemericik mengalir ke hilir
dan sajak-sajak ditulis serta
dihanyutkan ke sungai kesayangan
menuju laut kata-kata...
Sumber: Sanghyang Jaran (2017)
Analisis Puisi:
Puisi "Rumah Penyair" karya Adri Darmadji Woko menggambarkan tentang tempat tinggal atau habitat yang ideal bagi seorang penyair. Melalui metafora rumah penyair yang terletak di awan, pohon, dan hulu sungai, Woko menyampaikan gagasannya tentang kreativitas, inspirasi, dan proses penciptaan karya sastra.
Struktur dan Gaya Bahasa
Puisi ini terdiri dari beberapa bagian yang disusun dalam bentuk empat bait. Strukturnya sederhana namun padat, dengan bahasa yang ringan dan lugas. Penyampaian puisi dilakukan dengan narasi yang langsung dan deskripsi yang mudah dipahami.
Analisis Tematik
- Rumah Penyair sebagai Tempat Inspirasi: Puisi ini mengeksplorasi tema tentang tempat tinggal yang ideal bagi seorang penyair. Rumah penyair di awan, pohon, dan hulu sungai mewakili tempat-tempat yang dekat dengan alam dan keindahan alaminya. Penyair mencari inspirasi dari lingkungan sekitar dan menggunakan pengalaman hidupnya sebagai bahan untuk menciptakan karya sastra.
- Hubungan dengan Alam dan Alam Batin: Metafora rumah penyair yang terletak di awan, pohon, dan hulu sungai menunjukkan hubungan yang erat antara penyair dengan alam dan alam batininya. Penyair mengamati keindahan alam dan mencari kedalaman dalam dirinya sendiri untuk mengekspresikan pengalaman dan perasaannya melalui puisi.
- Proses Kreatif dan Penciptaan Karya Sastra: Puisi ini juga menggambarkan proses kreatif dan penciptaan karya sastra. Penyair menggali inspirasi dari lingkungan sekitar, baik itu bayangan separuh semangka, buah-buahan, atau gemericik air sungai. Dia menangkap momen-momen kehidupan dan memetikkannya sebagai bahan untuk menulis puisi yang indah dan bermakna.
Simbolisme dan Imaji
- Rumah Penyair di Awan, Pohon, dan Hulu Sungai: Metafora rumah penyair yang terletak di awan, pohon, dan hulu sungai mencerminkan kedalaman dan keberagaman pengalaman penyair. Awan melambangkan kebebasan dan imajinasi, pohon melambangkan kehidupan dan kreativitas, sedangkan hulu sungai melambangkan asal-usul dan inspirasi yang mengalir.
- Mata Air dan Gemericik Air Sungai: Mata air dan gemericik air sungai merupakan simbol dari sumber inspirasi dan kreativitas. Penyair menggali mata air di hulu sungai dan menulis puisi yang indah seperti aliran gemericik air yang mengalir ke hilir. Ini menggambarkan proses penciptaan karya sastra yang mengalir secara alami dan mengikuti arus kehidupan.
Pesan dan Makna
Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya hubungan antara penyair dengan alam dan alam batininya dalam proses kreatif. Rumah penyair bukanlah sekadar tempat tinggal fisik, tetapi juga tempat di mana penyair mencari inspirasi, merenungkan pengalaman hidupnya, dan mengekspresikan dirinya melalui puisi. Melalui metafora yang sederhana namun dalam, Woko mengajak pembaca untuk memahami esensi dari kegiatan penyair dalam menciptakan karya sastra.
Puisi "Rumah Penyair" adalah puisi yang menggambarkan tentang tempat tinggal ideal bagi seorang penyair dan proses kreatif dalam penciptaan karya sastra. Melalui metafora rumah penyair yang terletak di awan, pohon, dan hulu sungai, Woko menyampaikan pesan tentang pentingnya hubungan antara penyair dengan alam dan alam batininya dalam menciptakan puisi yang indah dan bermakna. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna dari kegiatan penyair dan keindahan alam yang menjadi sumber inspirasi bagi karya sastra.
Karya: Adri Darmadji Woko
Biodata Adri Darmadji Woko:
- Adri Darmadji Woko lahir pada tanggal 28 Juni 1951 di Yogyakarta.
