Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Seekor Bajing di Mount Vernon (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Seekor Bajing di Mount Vernon" karya Ajip Rosidi bercerita tentang seekor bajing yang berlarian di kebun Mount Vernon, tempat bersejarah ...
Seekor Bajing di Mount Vernon

Seekor bajing
celingukan kiri-kanan
di kebun Mount Vernon
peninggalan George Washington
ditonton para pengunjung
menjelang petang
akhir musim-panas yang panjang.

Para penjaga
membiarkannya merasa aman
berlari sepanjang rumputan.

Tak ada bajing betina
tapi ia merasa senang
di taman yang tenang
celingukan kiri-kanan
melintasi rumputan
melintasi waktu
tiba di keabadian kenang
karena di sini
masa-lampau jadi bagian hakiki
dari masa-kini.

Sungai Potomac tak beriak
memberi kesaksian sejarah
tentang arti rumah
yang menjadi tempat ziarah
orang-orang yang sejenak ingin menjenguk
masa-lampau yang indah
dari jendela masa-kini yang sibuk.

1972

Sumber: Ular dan Kabut (1973)

Analisis Puisi:

Puisi "Seekor Bajing di Mount Vernon" karya Ajip Rosidi adalah salah satu karya yang memperlihatkan kepiawaian penyair dalam menghubungkan fenomena sederhana dengan renungan sejarah. Kehadiran seekor bajing yang tampak bebas berlarian di kebun Mount Vernon, rumah peninggalan George Washington, diubah menjadi simbol yang kaya makna tentang waktu, sejarah, dan kenangan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah refleksi sejarah dan hubungan antara masa lalu dengan masa kini. Ajip Rosidi menggunakan sosok bajing yang tampak riang di taman peninggalan tokoh besar Amerika sebagai medium untuk berbicara tentang kesinambungan waktu, kenangan, serta bagaimana sejarah menjadi bagian dari kehidupan saat ini.

Puisi ini bercerita tentang seekor bajing yang berlarian di kebun Mount Vernon, tempat bersejarah yang dahulu menjadi kediaman George Washington. Bajing itu tampak bebas, aman, meski tanpa pasangan. Ia berlarian di taman yang tenang, melintasi rumputan, seakan juga melintasi waktu. Dari situ, penyair menggambarkan bahwa tempat itu bukan sekadar situs sejarah, melainkan ruang di mana masa lalu dan masa kini bertemu.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa sejarah bukan hanya catatan masa lalu, melainkan sesuatu yang terus hidup dalam masa kini. Bajing yang bebas berlarian di kebun Mount Vernon melambangkan kehidupan yang terus berjalan, meski manusia sudah lama pergi. Tempat bersejarah seperti Mount Vernon bukan hanya monumen mati, melainkan ruang yang menghadirkan kembali kenangan dan memberi kesaksian bagi generasi berikutnya.

Selain itu, ada pesan bahwa manusia modern yang sibuk perlu sejenak berhenti, menengok masa lalu, dan belajar dari jejak sejarah yang abadi.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa tenang, reflektif, sekaligus kontemplatif. Ajip menggambarkan kebun yang damai, bajing yang berlarian dengan rasa aman, serta sungai Potomac yang tak beriak. Suasana tenang ini memberi kontras dengan “masa-kini yang sibuk” sebagaimana disebut dalam bait akhir.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Amanat yang bisa ditangkap adalah bahwa sejarah dan kenangan harus dihargai sebagai bagian dari identitas manusia. Masa lalu bukan untuk dilupakan, melainkan untuk direnungkan agar manusia dapat memahami perjalanan hidupnya. Tempat bersejarah seperti Mount Vernon adalah pengingat bahwa peradaban modern berdiri di atas fondasi masa lampau.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji yang membangkitkan gambaran nyata dalam pikiran pembaca, antara lain:
  • “Seekor bajing celingukan kiri-kanan di kebun Mount Vernon” → imaji visual yang menghadirkan sosok kecil yang lincah di tengah kebun.
  • “Melintasi rumputan, melintasi waktu” → imaji abstrak yang menyatukan gerak fisik dengan dimensi sejarah.
  • “Sungai Potomac tak beriak memberi kesaksian sejarah” → imaji visual dan simbolis yang menghadirkan sungai sebagai saksi bisu perjalanan waktu.

Majas

Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: “Sungai Potomac tak beriak memberi kesaksian sejarah” menjadikan sungai sebagai makhluk hidup yang mampu bersaksi.
  • Metafora: “Melintasi rumputan, melintasi waktu” menggambarkan gerak bajing sekaligus perjalanan sejarah.
  • Repetisi: Kata-kata “celingukan kiri-kanan” diulang untuk menekankan suasana dan gerakan.
  • Simbolisme: Bajing menjadi simbol kehidupan yang sederhana namun abadi, sedangkan Mount Vernon melambangkan sejarah besar yang tetap hidup hingga kini.
Puisi "Seekor Bajing di Mount Vernon" karya Ajip Rosidi tidak hanya menampilkan panorama seekor bajing yang berlarian di kebun bersejarah, tetapi juga menyampaikan refleksi mendalam tentang hubungan antara masa lalu, masa kini, dan keabadian sejarah. Dengan tema sejarah dan kenangan, puisi ini bercerita tentang seekor bajing yang riang di Mount Vernon, namun sesungguhnya berbicara tentang manusia dan ingatan kolektif. Makna tersiratnya mengajak pembaca untuk menghargai masa lalu sebagai bagian dari masa kini. Lewat suasana tenang, imaji kuat, serta majas simbolik dan personifikasi, Ajip berhasil menghadirkan puisi yang sederhana namun sarat makna.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Seekor Bajing di Mount Vernon
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.