Analisis Puisi:
Puisi "Seorang yang Tergesa" karya Iswadi Pratama menggambarkan sosok manusia yang hidup dengan sikap serba cepat, tanpa perenungan, dan cenderung gegabah dalam menilai sesuatu. Melalui diksi yang sederhana namun tajam, penyair menghadirkan kritik terhadap watak manusia modern yang tidak sabar, mudah terjebak dalam penilaian dangkal, dan kerap menyesali hasil dari tindakannya sendiri.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kecerobohan dan ketergesa-gesaan dalam hidup. Penyair menekankan bagaimana sikap tergesa dapat membuat seseorang salah menilai, cepat kecewa, dan kehilangan kedalaman dalam memahami hidup maupun cinta.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang terbiasa terburu-buru dalam mencintai, membenci, menilai, hingga mengaku dirinya penyair. Ia cepat jatuh cinta, cepat pula membenci. Ia gampang menganggap sesuatu sudah ditemukan, tetapi segera kecewa saat kehilangan. Ia pun cenderung melihat permukaan tanpa berusaha memahami kedalaman. Sosok dalam puisi ini akhirnya digambarkan sebagai pribadi yang gegabah, tidak sabar, dan tidak bijaksana.
Makna tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah pentingnya kesabaran, kedalaman berpikir, dan perenungan dalam hidup. Ketergesa-gesaan sering kali menjerumuskan manusia pada kesalahan penilaian dan keputusan. Penyair seakan mengingatkan bahwa kehidupan tidak bisa dilihat hanya dari permukaan, tetapi perlu kesabaran untuk menafsir, memahami, dan memaknainya secara utuh.
Suasana dalam puisi
Suasana dalam puisi ini terasa kritik dan reflektif. Ada nada sinis, bahkan sedikit satire, ketika penyair menggambarkan bagaimana seseorang yang gegabah begitu mudah menyebut dirinya penyair tanpa kedalaman rasa dan tafsir.
Amanat / pesan yang disampaikan puisi
Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa dalam hidup, manusia harus belajar bersabar, berhati-hati dalam menilai, serta tidak terburu-buru dalam mencintai maupun membenci. Penyair juga menegaskan bahwa menjadi penyair atau manusia yang bijaksana membutuhkan proses panjang, bukan sekadar tergesa menyebut diri demikian.
Imaji
Puisi ini menghadirkan beberapa imaji yang kuat:
- Imaji visual: “menyebut hutan sebagai pohonan” dan “mendaki terjal gunung seolah padang datar” menampilkan gambaran nyata tentang kesalahan penilaian akibat tergesa.
- Imaji gerak: “berenang di permukaan” menggambarkan orang yang hanya mengambang tanpa berusaha menyelam ke dalam, simbol dari kedangkalan.
- Imaji perasaan: “terlalu cepat membenci” dan “kecewa karena kehilangan” mencerminkan dinamika emosional yang serba cepat dan rapuh.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Majas metafora – “berenang di permukaan” sebagai simbol dari kedangkalan berpikir.
- Majas hiperbola – “mendaki terjal gunung seolah padang datar” untuk menekankan sikap gegabah.
- Majas ironi – ketika penyair menyinggung orang yang “dengan tergesa menyebut diri penyair”, sindiran terhadap mereka yang terburu-buru mengklaim predikat tanpa proses mendalam.
Puisi "Seorang yang Tergesa" karya Iswadi Pratama adalah refleksi tajam terhadap karakter manusia yang serba cepat dan dangkal dalam hidup. Melalui bahasa yang padat, puisi ini mengajarkan pentingnya perenungan, kesabaran, dan kehati-hatian dalam menilai serta menjalani hidup. Bukan hanya sebagai kritik sosial, tetapi juga sebagai pengingat personal agar manusia tidak jatuh pada kecerobohan yang berulang.
Karya: Iswadi Pratama
Biodata Iswadi Pratama:
- Iswadi Pratama lahir pada tanggal 8 April 1971 di Tanjungkarang, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia.
