Silakan Judul
di atas anggur
di bawah anggur
gugur waktu
rindu rindu
di atas langit
di bawah langit
janji puncak
tak menunggu
di atas bibir
di bawah bibir
kamus tak sanggup
mengucapKu
1977
Sumber: Horison (Januari, 1978)
Analisis Puisi:
Puisi "Silakan Judul" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah karya yang menonjolkan penggunaan simbol dan metafora untuk mengeksplorasi tema-tema waktu, janji, dan eksistensi. Dengan gaya yang lugas namun penuh makna, puisi ini menciptakan lapisan-lapisan interpretasi yang mendalam melalui penggunaan bahasa yang minimalis dan imajinatif.
Makna dan Interpretasi
- Simbolisme Anggur dan Langit: Dalam puisi ini, "di atas anggur / di bawah anggur" menciptakan kontras antara dua posisi yang tampaknya sama namun memiliki makna yang berbeda. Anggur sering diasosiasikan dengan waktu, pengalaman, dan keinginan. Frasa "gugur waktu / rindu rindu" mengindikasikan bahwa di bawah lapisan-lapisan waktu dan pengalaman, ada rasa rindu yang mendalam dan mungkin tak terpecahkan. Penggunaan anggur sebagai simbol juga dapat menggambarkan sesuatu yang telah mengalami perubahan seiring waktu, mengimplikasikan bahwa rindu tersebut mungkin telah menumpuk atau berubah dengan berjalannya waktu.
- Janji dan Puncak: "Di atas langit / di bawah langit" menggambarkan sesuatu yang lebih abstrak, yaitu janji dan puncak yang tidak mencapai kesempurnaan. Langit sebagai simbol bisa melambangkan sesuatu yang ideal atau tinggi, sedangkan "janji puncak / tak menunggu" menunjukkan bahwa meskipun janji atau tujuan yang tinggi telah ditetapkan, mereka tidak selalu tercapai atau menunggu dengan sabar. Ini menciptakan kesan ketidakpastian atau kekecewaan terkait dengan pencapaian harapan dan aspirasi.
- Bibir dan Kamus: "Di atas bibir / di bawah bibir" mengacu pada bahasa dan komunikasi. Bibir sebagai simbol ucapan dan bahasa mengindikasikan bahwa di luar dari apa yang diucapkan, terdapat sesuatu yang lebih mendalam dan sulit dijelaskan. "Kamus tak sanggup / mengucapKu" menekankan bahwa bahkan sumber daya bahasa yang paling lengkap pun tidak dapat sepenuhnya menangkap atau mengungkapkan makna yang dimaksud. Ini menciptakan gagasan bahwa ada sesuatu yang esensial dan pribadi yang berada di luar jangkauan bahasa konvensional, mungkin terkait dengan identitas atau pengalaman subjektif penyair.
Gaya Bahasa dan Struktur
Sutardji Calzoum Bachri menggunakan gaya bahasa yang sederhana namun efektif dalam puisi ini. Struktur puisi yang terdiri dari tiga bagian utama—angkur, langit, dan bibir—menggambarkan berbagai aspek dari pengalaman manusia dan eksistensi. Setiap bagian memiliki pola repetitif yang menciptakan ritme dan kekuatan emosional. Penggunaan metafora dan simbol yang kuat memperkuat tema utama puisi dan memberikan kedalaman pada interpretasi.
Puisi "Silakan Judul" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah karya yang kaya akan simbolisme dan makna. Dengan gaya bahasa yang minimalis namun penuh dampak, puisi ini mengeksplorasi tema-tema waktu, janji, dan keterbatasan bahasa. Sutardji Calzoum Bachri berhasil menciptakan sebuah karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan aspek-aspek mendalam dari pengalaman manusia dan keterhubungan antara makna, komunikasi, dan eksistensi. Melalui simbolisme anggur, langit, dan bibir, puisi ini menyoroti kompleksitas dan keterbatasan dari pengalaman manusia dan komunikasi.
Karya: Sutardji Calzoum Bachri
Biodata Sutardji Calzoum Bachri:
- Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
- Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.