Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: SMS Harap-Harap Cemas (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "SMS Harap-Harap Cemas" karya Abdul Wachid B. S. bercerita tentang perasaan seorang kekasih yang berkali-kali mengirim pesan singkat penuh ...
SMS Harap-harap Cemas

SMS Biru

Ingin kudengar suaramu
Pulsaku tinggal sebegitu
Angan kemarau sulut
Kangenku yang memagut

Maka tempelkan HPmu
Ke telinga batinmu
Sebut nama kau aku
Dalam relung shalawatu

Kau akan meng-ada
Aku kian tergoda
Rumput-rumput kering gemetaran
Menerima desir embun


SMS Putih

Janji yang pernah kau sapih
Tidakkah akan tersisih?
Kekasih, awan berputar-putar
Memusar di bibirmu gemetar

Gagu kumenunggu di sudut ladang
Kapan ilalangmu kembang 
Pastikan putiknya sampai
Jangan yang dirancang tergadai


SMS Semu Merah

Jika kau henti pikirkanku
Nanti puisi tak mau lagi dituliskan
Maka berkali sms-lah aku
Lantaran itu kau aku berdekatan

Jika aku henti sms kamu
Nanti pulsaku tak habis, sayang
Maka kuhabis-habiskan kata
Lantaran itu kau aku menjadi puisi


SMS Pucat Kapas

Mawar dalam jambangan
Mengapa menanti embun
Terbaringkah kau sendirian
Mengapa tak ada balasan?

(Rembulan masih pucat
Dipangku awan berlarat-larat
Kamu sudah sehat?
Ini HP karib dekat)


SMS Sahaya

Tanpa pernah kau balas
Berpuluh kata kulayangkan
Tanpa alasan yang jelas
Jiwa raga kata minta dituliskan

Mungkin itu sukmaku tentram
Barangkali ini semacam pendakian
Kurasa pada saatnya temaram
Mengirimkan cahaya persembahan


SMS Tak Hingga

Bicara padamu via bayang-bayang
Via udara, via kata singkat
Seluruh diriku terpaksa memadat
Lalu luluh ke peluh bayang-bayang

Bermain denganmu via angan-angan
760 hurup penuh desah dan igauan
Seluruh aku hilang dalam kau ada
Hingga cinta hingga tak hingga


SMS Pagi

Selamat pagi
Mimpi indah semalam
Semacam persiapan pertemuan
Aku bersimpuh antara air dan api

Kekasih
Telah kau suguhi aku
Tarian surga di hadapan
Hingga aku hilang akal
Jiwa ragaku menolak sekian pakaian
Kecuali gila pertemuan


SMS Tak Terkirim

Bila HPmu kau matikan melulu
Lama-lama padam pula hatimu
Kau aku tersekat ruang waktu
Lantaran itu sms kukirim selalu

Kurasa kau sedingin es
Suaramu via HP, di balasan sms
Wujud tanpa bentuk
Tapi kenapa aku begitu takluk?

Menunggu-nunggu kabarmu
Seperti si pendoa melafalkan rayu
Tapi bila HPmu kau matikan melulu
Lama-lama terhenti detik jantungku.


SMS Harap-harap Cemas

Akhirnya kau buka juga pesanku
Setelah berpuluh kali kukirim ragu
Setiap kau matikan HPmu
Setiap kau sepikan kata-kataku

Justru berdesakan keinginan
Sedu rayu, jeritan doa-doa, berhamburan
Ke nomormu. Bahkan angan-angan
Cemburu, curiga: jangan-jangan

Kau menertawaiku
Kau mensyukurkanku
Atau memakiku
Dengan serapah-sayang!

Akhirnya kau baca juga pesan-pesanku
Ada yang menjawab dari HPmu:
"Mengapa tak percaya
Cintalah yang menjadi kau aku hidup"

2003

Analisis Puisi:

Puisi "SMS Harap-Harap Cemas" karya Abdul Wachid B. S. adalah salah satu bagian dari rangkaian puisi bertema komunikasi modern, khususnya SMS (short message service), yang pada zamannya menjadi medium ekspresi perasaan paling populer. Melalui larik-larik sederhana namun penuh gejolak emosional, puisi ini menghadirkan pergulatan batin seorang yang tengah menunggu balasan pesan dari orang yang dicintainya.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kerinduan dan kecemasan dalam komunikasi cinta. Teknologi SMS menjadi jembatan antara dua insan, namun sekaligus menghadirkan rasa ragu, harap, dan cemas ketika pesan tak segera mendapat jawaban.

Puisi ini bercerita tentang perasaan seorang kekasih yang berkali-kali mengirim pesan singkat penuh harapan, doa, bahkan kecemasan. Setiap kali ponsel sang kekasih dimatikan atau tidak ada balasan, perasaan curiga, takut ditinggalkan, dan cemburu pun muncul. Hingga akhirnya, ketika pesan itu terbaca dan dijawab, muncullah kelegaan karena jawaban yang menegaskan cinta.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kerinduan yang berlebihan dapat melahirkan rasa curiga, takut, bahkan rasa tidak percaya pada pasangan. Puisi ini juga menyiratkan bahwa cinta bukan sekadar menunggu jawaban lewat kata-kata, tetapi juga tentang keyakinan dan kepercayaan pada hubungan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini adalah tegang, gelisah, dan penuh harap. Perasaan yang mendominasi adalah ketidakpastian—antara takut ditolak, takut disepelekan, sekaligus berharap diterima dengan penuh cinta.

Amanat / Pesan

Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah:
  • Komunikasi dalam cinta membutuhkan kesabaran dan kepercayaan.
  • Jangan biarkan rasa curiga merusak hubungan.
  • Cinta sejati akan menemukan jawabannya, meski lewat medium sederhana seperti SMS.

Imaji

Imaji dalam puisi ini terutama bersifat perasaan (emosional), seperti “berdesakan keinginan,” “jeritan doa-doa berhamburan,” atau “cemburu, curiga: jangan-jangan.” Imaji tersebut menghidupkan perasaan pembaca seakan ikut merasakan kecemasan menunggu balasan pesan.

Majas

Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: “Setiap kau sepikan kata-kataku” – seakan kata bisa disepikan.
  • Hiperbola: “Lama-lama terhenti detik jantungku” – melebih-lebihkan dampak penantian.
  • Metafora: “Cintalah yang menjadi kau aku hidup” – cinta digambarkan sebagai sumber kehidupan.
Puisi "SMS Harap-Harap Cemas" adalah representasi dilema komunikasi modern dalam cinta: sederhana, tetapi sarat dengan kerinduan, keraguan, dan peneguhan hati. Abdul Wachid B. S. dengan cerdas menggunakan SMS sebagai medium simbolik yang mewakili hubungan emosional manusia, menjadikan puisi ini dekat dengan pengalaman keseharian pembaca.

Abdul Wachid B. S.
Puisi: SMS Harap-Harap Cemas
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.