Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Taman dalam Kaca (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Taman dalam Kaca" karya Dorothea Rosa Herliany bercerita tentang seorang tokoh lirik yang berada dalam situasi menunggu seseorang atau ...
Taman dalam Kaca

Kutawar lagi pertengkaran, saat-saat menanam
kebosanan menunggumu. hidup jadi terasa tawar,
beribu-ribu warna senja. dan bau bunga bangkai 
yang rebah di tepi kolam. kutawar lagi serapah
dan senapan, untuk wajahmu yang bakal melongok
di pintu taman.

Saat khusuk memanggilmu, tak kumengerti berapa abad
waktu kuperlukan, untuk menyampaikan suara itu padamu.
kadang demikian terasa, saat-saat penantian.
dan bunga pun mekar beribu warna kesunyian.

Kutawarkan lagi pertengkaran, saat-saat menanam
kebosanan menunggumu. hidup jadi terasa tawar.
dan taman menjelma hutan batu. membungkus dendam.

1988

Sumber: Matahari yang Mengalir (1990)

Analisis Puisi:

Puisi "Taman dalam Kaca" karya Dorothea Rosa Herliany menghadirkan perpaduan antara suasana batin yang resah, penantian yang panjang, dan pertentangan batin yang sarat dengan simbol-simbol puitis. Seperti banyak karya Dorothea lainnya, puisi ini tidak hanya berbicara tentang cinta atau relasi antarindividu, tetapi juga menyentuh pada kedalaman eksistensi manusia yang sering terjebak dalam ruang penantian, konflik, dan keterasingan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah penantian, konflik batin, dan kehampaan hidup. Penyair menggambarkan bagaimana perasaan menunggu dapat berubah menjadi kebosanan, bahkan luka, yang melahirkan pertengkaran dan dendam.

Puisi ini bercerita tentang seorang tokoh lirik yang berada dalam situasi menunggu seseorang atau sesuatu yang tidak kunjung hadir, sehingga kehidupannya terasa hambar. Dalam penantian itu muncul kebosanan, pertengkaran, bahkan perasaan dendam. Taman, yang biasanya menjadi simbol keindahan dan ketenangan, justru digambarkan berubah menjadi “hutan batu” yang keras dan penuh beban.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah penantian yang terlalu lama dapat melahirkan luka, kehampaan, dan kehancuran dalam diri manusia. Penyair seolah menyampaikan bahwa waktu yang dihabiskan untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti dapat merusak jiwa, mengubah harapan menjadi kebencian, dan mengubah taman keindahan batin menjadi hutan yang penuh kekerasan.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini adalah muram, getir, dan melankolis. Ada rasa sepi dan kosong ketika tokoh lirik menyadari bahwa penantian tidak menghasilkan apa-apa selain kebosanan dan pertengkaran.

Amanat / pesan yang disampaikan puisi

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah bahwa manusia sebaiknya tidak terjebak dalam penantian yang tidak pasti, karena hal itu hanya akan melahirkan rasa hampa dan menyakitkan. Hidup harus dijalani dengan kesadaran penuh, bukan dengan menggantungkan diri pada sesuatu yang tak kunjung hadir.

Imaji

Puisi ini menampilkan berbagai imaji yang kuat:
  • Imaji visual: “warna senja”, “bunga bangkai yang rebah di tepi kolam”, “taman menjelma hutan batu” menghadirkan pemandangan yang jelas sekaligus simbolis.
  • Imaji olfaktori (penciuman): “bau bunga bangkai” memberi nuansa busuk yang kontras dengan taman, menambah kesan getir.
  • Imaji perasaan: rasa kebosanan, dendam, dan kesepian tergambar dari kata-kata seperti “hidup jadi terasa tawar” dan “beribu warna kesunyian”.

Majas

Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora – “taman menjelma hutan batu” menggambarkan keindahan yang berubah menjadi kehampaan dan kerasnya kehidupan.
  • Personifikasi – bunga digambarkan “mekar beribu warna kesunyian”, seolah-olah bunga memiliki perasaan sunyi.
  • Hiperbola – “tak kumengerti berapa abad waktu kuperlukan” untuk menyampaikan betapa panjang dan melelahkannya penantian.
Puisi "Taman dalam Kaca" karya Dorothea Rosa Herliany merupakan potret mendalam tentang penantian yang melahirkan kebosanan, pertengkaran, bahkan dendam. Imaji bunga, senja, dan taman yang berubah menjadi hutan batu memperkuat kesan bahwa keindahan dapat hancur bila jiwa terlalu lama menunggu sesuatu yang tak pasti. Dorothea dengan cerdas menyampaikan pesan agar manusia tidak terjebak dalam siklus penantian yang sia-sia, karena pada akhirnya hanya akan melahirkan kehampaan batin.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Taman dalam Kaca
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.