Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Tangan Waktu (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Tangan Waktu" karya Sapardi Djoko Damono menggunakan bahasa yang sederhana namun puitis untuk menggambarkan perjalanan waktu dan pengaruhnya ..
Tangan Waktu

selalu terulur ia lewat jendela
yang panjang dan menakutkan
selagi engkau bekerja, atau mimpi pun
tanpa berkata suatu apa

bila saja kautanya: mau apa
berarti terlalu jauh kau sudah terbawa
sebelum sungguh menjadi sadar
bahwa sudah terlanjur terlantar

belum pernah ia minta izin
memutar jarum-jarum jam tua
yang segera tergesa-gesa saja berdetak
tanpa menoleh walau kauseru

selalu terulur ia lewat jendela
yang makin keras dalam pengalaman
mengarah padamu tambah tak tahu
memegang leher bajumu

1959

Sumber: Mata Pisau (2001)

Analisis Puisi:

Puisi "Tangan Waktu" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah refleksi mendalam tentang waktu sebagai entitas yang abstrak namun kuat mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam puisi ini, Sapardi menggunakan bahasa yang sederhana namun puitis untuk menggambarkan perjalanan waktu dan pengaruhnya terhadap manusia.

Gambaran tentang Waktu

Puisi dimulai dengan gambaran tentang waktu yang selalu bergerak dan tidak pernah berhenti. "Tangan Waktu" yang selalu terulur lewat jendela menggambarkan keberlangsungan waktu yang terus menerus, tanpa kenal lelah. Ini menciptakan suasana yang menegangkan dan penuh dengan ketidakpastian.

Kehadiran yang Tak Terduga

Waktu dalam puisi ini tidak hanya menjadi pengukur kehidupan, tetapi juga memiliki kehadiran yang menakutkan dan menegangkan. "Yang panjang dan menakutkan" menggambarkan bagaimana waktu terasa seperti entitas yang mengintai, selalu hadir tanpa permisi dan tanpa bisa dihindari.

Pengaruh terhadap Manusia

Sapardi menggambarkan bagaimana waktu mempengaruhi manusia secara tidak langsung melalui kata-kata yang dipilih dengan hati-hati. Waktu tidak pernah meminta izin ketika ia memutar jarum-jarum jam tua, yang terus berdetak tanpa kenal waktu. Ini menciptakan perasaan terbawa arus dan terlantar dalam arus waktu yang terus berjalan.

Bahasa yang Sederhana namun Bermakna

Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna, Sapardi berhasil menangkap esensi dari perasaan keterbatasan manusia dalam menghadapi waktu yang tak terelakkan. Metafora "memegang leher bajumu" menggambarkan bagaimana waktu bisa menjadi tekanan yang terus menerus dalam kehidupan sehari-hari.

Refleksi Filosofis

Puisi "Tangan Waktu" menawarkan refleksi filosofis tentang bagaimana manusia berhadapan dengan waktu sebagai bagian integral dari kehidupan. Waktu tidak hanya sekedar mengukur perubahan fisik dan temporal, tetapi juga memiliki kekuatan untuk mengubah dan mempengaruhi kesadaran dan emosi manusia.

Puisi "Tangan Waktu" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggugah dan menghadirkan refleksi mendalam tentang kehadiran waktu dalam kehidupan manusia. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, Sapardi berhasil mengeksplorasi tema yang universal tentang waktu dan dampaknya terhadap eksistensi manusia. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang keterbatasan dan kompleksitas dalam menjalani perjalanan hidup yang terus bergerak bersama "Tangan Waktu".

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Tangan Waktu
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.