Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Tentu tak Bisa Kubilang (Karya Hijaz Yamani)

Puisi "Tentu tak Bisa Kubilang" karya Hijaz Yamani mengajarkan bahwa manusia harus menerima keterbatasan dirinya dengan penuh pasrah, syukur, dan ...
Tentu tak Bisa Kubilang
Berapa Titik Hujan
Memberi Kedalaman
Dasar Samudera

Tentu tak bisa kubilang berapa dalam lubuk hati-Mu
Tangan-Mu memberi ruang
Mulut-Mu meniup berbilang hinak
sejak Adam

Tentu tak bisa kubilang
Bagaimana aku mengatakan
Ketidaktahuanku
yang sudah makin dalam tenggelam
di samudera kehidupan

1978

Sumber: Malam Hujan (2012)
Catatan:
hinak = napas.

Analisis Puisi:

Puisi "Tentu tak Bisa Kubilang" karya Hijaz Yamani menyingkap perenungan spiritual yang mendalam. Dengan bahasa sederhana namun penuh simbol, penyair mengajak pembaca merenungi relasi manusia dengan Sang Pencipta. Ada kerendahan hati, ada ketidaktahuan yang justru mengandung pengakuan, sekaligus ada keterhubungan dengan asal-usul manusia sejak Adam.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kerendahan hati manusia di hadapan Tuhan. Penyair menegaskan keterbatasan manusia untuk memahami kedalaman hakikat Ilahi, sembari menunjukkan pengakuan akan kelemahan dan keterbatasan diri.

Puisi ini bercerita tentang seorang manusia yang merenungkan eksistensinya di hadapan Tuhan. Ia menyadari bahwa tidak mungkin bisa mengukur kedalaman hati Tuhan, tidak bisa sepenuhnya memahami pemberian-Nya, bahkan tak kuasa menafsirkan hakikat hidup yang dijalani. Semua itu dituturkan dengan nada pasrah, yang lahir dari pengalaman spiritual.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kesadaran akan keterbatasan akal dan kemampuan manusia. Sebesar apa pun pengetahuan, manusia tetap tenggelam dalam “samudera kehidupan” yang luas. Hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatu, sementara manusia hanya bisa merasakan secuilnya. Di balik itu, tersimpan ajaran tentang kerendahan hati, pengakuan, dan rasa syukur terhadap napas (hinak) kehidupan yang terus diberikan.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi terasa hening, reflektif, dan spiritual. Ada rasa tunduk yang mendalam, disertai perasaan kecil di hadapan kebesaran Tuhan. Nuansa ini membuat pembaca ikut merasakan kedalaman perenungan dan keintiman dengan sisi batiniah.

Amanat / pesan yang disampaikan

Pesan yang terkandung dalam puisi ini adalah manusia hendaknya menyadari keterbatasan dirinya, tidak sombong dengan pengetahuan atau kekuatan yang dimiliki, dan senantiasa bersyukur atas napas kehidupan yang merupakan anugerah Tuhan sejak awal penciptaan. Dengan kerendahan hati itulah manusia bisa semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Imaji

Puisi ini menggunakan imaji yang sederhana tetapi kuat:
  • “Mulut-Mu meniup berbilang hinak sejak Adam” menciptakan imaji kehidupan yang berawal dari tiupan napas Ilahi.
  • “tenggelam di samudera kehidupan” memberikan imaji visual yang menggambarkan betapa luasnya misteri hidup yang tidak bisa sepenuhnya dipahami manusia.

Majas

Beberapa majas yang digunakan antara lain:
  • Metafora: “lubuk hati-Mu” sebagai lambang kedalaman kasih Tuhan.
  • Personifikasi: “Mulut-Mu meniup berbilang hinak” memberikan sifat manusiawi pada Tuhan untuk melambangkan pemberian hidup.
  • Hiperbola: “tenggelam di samudera kehidupan” melebih-lebihkan pengalaman manusia dalam menghadapi kompleksitas hidup.
  • Repetisi: pengulangan frasa “Tentu tak bisa kubilang” yang menekankan keterbatasan manusia.
Puisi "Tentu tak Bisa Kubilang" karya Hijaz Yamani menghadirkan renungan spiritual yang dalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Dengan tema kerendahan hati, suasana hening yang reflektif, imaji kuat, serta penggunaan majas yang sederhana namun bermakna, puisi ini mengajarkan bahwa manusia harus menerima keterbatasan dirinya dengan penuh pasrah, syukur, dan kerendahan hati. Ia adalah pengingat bahwa hidup, sejak tiupan napas pertama hingga akhir, adalah anugerah Ilahi yang tidak bisa sepenuhnya diukur oleh kata-kata.

Hijaz Yamani
Puisi: Tentu tak Bisa Kubilang
Karya: Hijaz Yamani

Biodata Hijaz Yamani:
  • Hijaz Yamani lahir pada tanggal 23 Maret 1933 di Banjarmasin.
  • Hijaz Yamani meninggal dunia pada tanggal 17 Desember 2001 (pada umur 68 tahun) dan dimakamkan di Taman Makam Bahagia di Kota Banjarbaru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.