Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Terik (Karya Mochtar Lubis)

Puisi "Terik" karya Mochtar Lubis menggambarkan pengalaman puitis terkait panasnya terik matahari dan sensasi kesegaran ketika minum air es.
Terik

genteng kering
dibakar matahari
air es
sejuk segar
di kerongkongan
aduh, nikmatnya

Penjara Madiun, 2 Februari 1963

Sumber: Catatan Subversif (1980)

Analisis Puisi:

Puisi "Terik" karya Mochtar Lubis adalah sebuah karya yang menggambarkan pengalaman puitis terkait panasnya terik matahari dan sensasi kesegaran ketika minum air es. Meskipun pendek, puisi ini berhasil mengekspresikan kontras antara kepanasan yang terasa dan kenikmatan segar dari minum air es.

Deskripsi Kontras: Puisi ini menampilkan kontras yang kuat antara dua hal: "genteng kering" yang "dibakar matahari" dan "air es sejuk segar" yang memberikan kenikmatan. Deskripsi genteng yang kering dan terbakar sinar matahari menciptakan gambaran panas yang terasa, kontras dengan kenikmatan yang diberikan oleh air es yang sejuk.

Sensasi Nikmat: Pengalaman meminum air es yang segar dan menyegarkan dalam kondisi panas menjadi fokus utama puisi. "di kerongkongan, aduh, nikmatnya" menggambarkan sensasi kesegaran yang menyegarkan dan menyenangkan, memberikan kontras yang jelas dengan kondisi panas yang menyiksa.

Kesederhanaan dalam Ekspresi: Meskipun sederhana dalam strukturnya, puisi ini berhasil menangkap kontras yang kuat antara panas dan kesegaran. Penggunaan kata-kata sederhana memungkinkan pembaca untuk merasakan dan memahami perbedaan sensasi yang dihadapi oleh penulis.

Simbolisme Air dan Terik: Air es dalam puisi ini tidak hanya mewakili kesegaran secara harfiah, tetapi juga bisa diinterpretasikan sebagai metafora untuk kelegaan dan kesegaran di tengah kesulitan atau penderitaan.

Puisi "Terik" karya Mochtar Lubis adalah contoh kuat dari bagaimana kesederhanaan kata-kata bisa membangkitkan perasaan dan pengalaman yang kuat. Puisi ini menampilkan kontras yang kuat antara panasnya terik matahari dengan kesegaran yang diberikan oleh air es, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perbedaan sensasi dan nikmat dalam kehidupan sehari-hari. Lubis dengan cermat merangkai kata-kata untuk menciptakan gambaran yang memikat, yang menggambarkan pengalaman sehari-hari yang sangat universal.

Mochtar Lubis
Puisi: Terik
Karya: Mochtar Lubis

Biodata Mochtar Lubis:
  • Mochtar Lubis adalah salah satu penulis puisi, novel, cerpen, penerjemah, pelukis, dan sekaligus jurnalis ternama.
  • Mochtar Lubis lahir pada tanggal 7 Maret 1922 di Padang, Sumatera Barat.
  • Mochtar Lubis meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 2004 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.