Analisis Puisi:
Puisi “Sajak Bidadari Bersayap Pelangi” karya Dimas Arika Mihardja menghadirkan gambaran imajis tentang cinta, harapan, serta perjalanan batin manusia yang mencari cahaya di balik kelam. Melalui simbol bidadari bersayap pelangi, penyair mengangkat nuansa spiritual sekaligus romantis yang memadukan kesucian, kerinduan, dan doa.
Tema
Tema utama puisi ini adalah cinta yang murni dan penuh kerinduan, diselimuti nuansa spiritual dan keindahan imaji alam.
Puisi ini bercerita tentang perjumpaan dengan sosok bidadari bersayap pelangi yang hadir membawa cahaya dan harapan di tengah kegelapan. Ada kerinduan, ada perjalanan, dan ada doa yang menjadi penuntun untuk kembali pulang ke dalam terang.
Makna tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa cinta, doa, dan ketulusan mampu menjadi cahaya yang menyingkap kelam kehidupan. Sosok bidadari bersayap pelangi adalah simbol harapan dan keindahan yang memandu manusia untuk kembali ke arah kebenaran dan keteduhan jiwa.
Suasana dalam puisi
Suasana dalam puisi ini terasa lirih, hangat, dan penuh keteduhan spiritual. Ada nuansa romantis sekaligus religius yang mengiringi perjalanan batin tokoh lirik.
Amanat / Pesan yang disampaikan
Pesan yang dapat dipetik adalah bahwa manusia hendaknya senantiasa menjaga cinta yang murni dan berdoa, sebab doa adalah cahaya yang mampu menyingkap rahasia kelam dan mengantarkan jiwa kembali pada kedamaian.
Imaji
Puisi ini kaya dengan imaji indah dan menyentuh:
- “Embun dini hari netes di ubun-ubun” → imaji visual dan taktil yang lembut, menandakan kesegaran dan kesucian.
- “Sayap bidadariku bersayap pelangi / berlampu kunang-kunang” → imaji visual yang memadukan keindahan warna dan cahaya.
- “Aku menatap langkahmu yang bergegas memanggil taxi / mengendarai sepeda angin di cuaca kian dingin” → imaji gerak yang memberi kesan keseharian berpadu dengan lirisisme.
- “Dalam benderang terang cahaya doa / kita kembali pulang” → imaji spiritual yang menekankan kekuatan doa.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Metafora → bidadari bersayap pelangi sebagai simbol cinta, harapan, dan kesucian.
- Personifikasi → “lilin di tubuhku mencair bersama terang cahaya” seolah tubuh manusia bisa menjadi lilin yang melebur dalam cahaya.
- Hiperbola → penggunaan simbol cahaya yang berulang menegaskan betapa besar makna doa dan cinta dalam kehidupan.
- Simbolisme → embun, pelangi, kunang-kunang, dan doa sebagai simbol kesucian, harapan, dan pencerahan.
Puisi "Sajak Bidadari Bersayap Pelangi" karya Dimas Arika Mihardja menampilkan perpaduan indah antara cinta, doa, dan cahaya spiritual. Melalui tema cinta murni, imaji yang kuat, serta majas yang memperkaya makna, puisi ini mengajarkan bahwa cinta dan doa adalah kekuatan yang mampu menyingkap kegelapan serta membawa jiwa kembali pulang ke dalam keteduhan.
Karya: Dimas Arika Mihardja
