Angin dari Gunung
ke rambutmu
angin menyeberang
dari gunung
dan lepaslah gelungan
belukar, jalan setapak
membuat tarian
nyanyian iba
dipilukan perasaan
dan kepahitan tak tertahan
lalu angin meniup geraian
meniup tubuhmu
jauh, ke kejauhan
2013
Sumber: Anjing Gunung (2018)
Analisis Puisi:
Irma Agryanti adalah salah satu penyair perempuan Indonesia yang puisinya kerap memadukan kepekaan perasaan, alam, dan simbol-simbol sederhana namun menyentuh. Dalam puisi “Angin dari Gunung”, ia menampilkan gambaran alam yang berinteraksi dengan tubuh manusia, menghadirkan nuansa lirih, pahit, sekaligus penuh perasaan mendalam. Meskipun hanya terdiri dari beberapa bait singkat, puisi ini menyimpan makna yang kaya dan terbuka untuk berbagai tafsir.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kesedihan dan kepahitan hidup yang dihadirkan melalui simbol angin dan gunung. Angin menjadi perantara perasaan, membawa luka batin, kesepian, dan kerinduan yang berhembus dari alam menuju tubuh manusia.
Puisi ini bercerita tentang angin yang turun dari gunung, menyentuh rambut seseorang, melepaskan gelungan, dan kemudian menimbulkan tarian kepedihan. Perjalanan angin itu tidak hanya berupa hembusan fisik, tetapi juga menghadirkan perasaan iba, pilu, dan kepahitan yang seolah tak tertahan. Pada akhirnya, angin meniup tubuh tokoh dalam puisi hingga terhempas jauh, meninggalkan kesan keterasingan dan kehilangan.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa hidup penuh dengan kepahitan dan kehilangan yang tidak bisa dielakkan, namun alam menjadi saksi sekaligus penyampai rasa manusia. Angin yang membawa pilu dapat dimaknai sebagai simbol perjalanan waktu, nasib, atau penderitaan yang tak bisa dihindari. Gerak angin yang “meniup tubuhmu jauh” juga bisa ditafsirkan sebagai gambaran keterhempasan seseorang dalam menghadapi takdir, luka batin, atau bahkan kematian.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini adalah lirih, muram, dan penuh kepedihan. Ada nuansa iba yang mengalun bersama tarian belukar dan jalan setapak, disertai kepahitan yang kuat. Suasana melankolis ini diperkuat dengan gambaran tubuh yang terhempas jauh ke kejauhan, menciptakan rasa getir dan kehilangan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang dapat ditangkap adalah bahwa manusia tidak bisa lepas dari cobaan hidup dan kepahitan perasaan, namun semua itu merupakan bagian dari perjalanan hidup. Alam, dalam hal ini angin dari gunung, menjadi saksi dan sekaligus pengingat bahwa kehidupan selalu bergerak, meskipun penuh luka.
Imaji
Puisi ini kaya dengan imaji sederhana namun kuat:
- Imaji visual: “ke rambutmu / angin menyeberang” dan “lepaslah gelungan” menggambarkan rambut yang diterpa angin hingga terurai.
- Imaji gerak: “belukar, jalan setapak / membuat tarian” menghadirkan bayangan alam yang hidup dalam hembusan angin.
- Imaji perasaan: “dipilukan perasaan / dan kepahitan tak tertahan” membawa pembaca pada suasana batin yang getir.
- Imaji spasial: “meniup tubuhmu / jauh, ke kejauhan” menimbulkan kesan tubuh yang melayang, terhempas, atau bahkan hilang.
Majas
Irma Agryanti menggunakan beberapa majas untuk memperkuat makna puisinya, antara lain:
- Personifikasi: “angin menyeberang dari gunung” dan “angin meniup tubuhmu jauh” menggambarkan angin seakan-akan memiliki kuasa atas manusia.
- Metafora: angin menjadi simbol dari perasaan, kepahitan, atau nasib yang menimpa manusia.
- Hiperbola: “kepahitan tak tertahan” memperlihatkan perasaan yang begitu mendalam hingga seolah-olah tak mampu lagi ditanggung.
- Simbolisme: gunung dan angin melambangkan kekuatan alam sekaligus perjalanan nasib manusia.
Puisi “Angin dari Gunung” karya Irma Agryanti meskipun singkat, mampu menghadirkan kedalaman makna melalui simbol angin dan gunung. Dengan tema kepahitan hidup dan kehilangan, puisi ini menyampaikan pesan bahwa manusia senantiasa berada dalam arus perjalanan perasaan yang getir. Imaji alam yang sederhana justru memperkuat suasana lirih dan melankolis, sementara penggunaan majas menjadikan puisi ini lebih hidup. Irma Agryanti berhasil menunjukkan bagaimana kepekaan rasa dapat dituangkan dengan kata-kata yang hemat, namun sarat makna.
Karya: Irma Agryanti
Biodata Irma Agryanti:
- Irma Agryanti lahir pada tanggal 28 Agustus 1986 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.