Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Bayangan dari Sebuah Kelereng (Karya Agus Dermawan T.)

Puisi “Bayangan dari Sebuah Kelereng” karya Agus Dermawan T. bercerita tentang masa kanak-kanak yang polos dan penuh keajaiban, saat manusia mulai ...

Bayangan dari Sebuah Kelereng

purnama yang lintas di cadar bumi yang gembira di panas
    hari dan menggugah bocah ketika sepi menggoyah
    musim-musim kala berganti
masa kanak adalah ketika manusia mulai memainkan
    bulatan dunia ini dengan jari-jari.

1974

Sumber: Horison (Januari, 1976)

Analisis Puisi:

Puisi “Bayangan dari Sebuah Kelereng” merupakan karya yang pendek namun penuh makna filosofis. Agus Dermawan T., yang dikenal dengan gaya bahasanya yang padat dan simbolik, menghadirkan refleksi mendalam tentang masa kanak-kanak dan perjalanan manusia melalui simbol sederhana: sebuah kelereng.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kenangan masa kanak-kanak dan simbol kehidupan manusia. Kelereng dijadikan lambang dari dunia kecil yang dimainkan oleh anak-anak — namun di dalamnya tersimpan cerminan tentang dunia yang sesungguhnya: bulat, berputar, dan penuh perubahan.

Puisi ini bercerita tentang masa kanak-kanak yang polos dan penuh keajaiban, saat manusia mulai mengenal dunia dan kehidupan melalui permainan sederhana.

Penyair menggambarkan bagaimana seorang anak memandang dunia melalui kelereng yang dimainkan di bawah sinar purnama — seolah dunia yang besar direduksi menjadi sebuah bola kecil di genggamannya. Dalam permainan itu, tersimpan simbol bahwa manusia sejak kecil sudah mulai “memainkan bulatan dunia ini dengan jari-jari”, yakni mulai memahami, menata, dan bereaksi terhadap kehidupan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kehidupan manusia ibarat permainan yang dimulai sejak kecil dan terus berputar seperti bola dunia.

Kelereng menjadi simbol dunia kecil yang dikuasai anak-anak, namun ketika dewasa, manusia menyadari bahwa dunia yang sesungguhnya jauh lebih besar dan kompleks. Permainan masa kecil itu menyiratkan bagaimana manusia belajar memahami arah, keseimbangan, dan perubahan hidup sejak dini.

Selain itu, puisi ini juga menyiratkan kerinduan terhadap kesederhanaan masa kecil, di mana kebahagiaan tidak tergantung pada hal besar, tetapi bisa ditemukan dalam benda sekecil kelereng.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa nostalgik dan reflektif. Ada nuansa ketenangan dan keheningan ketika penyair menyebut “purnama yang lintas di cadar bumi” dan “bocah ketika sepi menggoyah”. Keduanya menghadirkan suasana malam yang hening, tenang, namun menyimpan keajaiban kecil — khas masa kanak-kanak yang penuh imajinasi.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang ingin disampaikan penyair adalah bahwa masa kecil adalah akar dari pemahaman manusia terhadap kehidupan. Dari permainan sederhana seperti kelereng, manusia belajar tentang dunia, tentang keseimbangan, tentang kemenangan dan kekalahan.

Penyair juga mengingatkan pembaca agar tidak melupakan kesederhanaan dan kebahagiaan masa kecil, karena di sanalah letak kemurnian jiwa yang sering terlupakan ketika dewasa.

Imaji

Puisi ini memunculkan imaji visual dan perasaan yang kuat:
  • Imaji visual tampak pada “purnama yang lintas di cadar bumi”, menggambarkan suasana malam yang diterangi bulan penuh.
  • Imaji emosional muncul dari gambaran “bocah ketika sepi menggoyah”, yang menyiratkan kesepian, imajinasi, dan keceriaan masa kecil yang sederhana.
  • Simbol “kelereng” menjadi imaji sentral yang mengikat makna keseluruhan puisi.

Majas

Beberapa majas yang digunakan antara lain:
  • Personifikasi – “purnama yang lintas di cadar bumi yang gembira di panas hari” menggambarkan bulan seolah memiliki perasaan gembira.
  • Metafora – “bulatan dunia ini” digunakan untuk menggambarkan kelereng sebagai simbol kehidupan dan dunia yang dimainkan manusia.
Puisi “Bayangan dari Sebuah Kelereng” karya Agus Dermawan T. adalah renungan puitik tentang masa kecil, kehidupan, dan kesadaran manusia akan dunia. Dengan simbol sederhana — kelereng — penyair berhasil menghadirkan gambaran mendalam tentang perjalanan manusia dari masa polos menuju kedewasaan.

Puisi ini menyentuh karena mengingatkan kita bahwa di balik setiap permainan masa kecil, tersimpan pelajaran tentang kehidupan yang berputar — seperti kelereng di ujung jari, dan seperti dunia yang terus bergulir tanpa henti.

Agus Dermawan T.
Puisi: Bayangan dari Sebuah Kelereng
Karya: Agus Dermawan T.

Biodata Agus Dermawan T.:
  • Agus Dermawan T. lahir pada tanggal 29 April 1952 di Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.