Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Bunga Anggrek untuk Mama (Karya Sherly Malinton)

Puisi “Bunga Anggrek untuk Mama” karya Sherly Malinton mengajarkan bahwa menghargai orang tua dan mengekspresikan rasa sayang dapat dilakukan ...

Bunga Anggrek untuk Mama

Di pekarangan rumah tetangga
Serumpun anggrek yang manis dan anggun
menyeling di antara dedaunan hijau
hingga nampak serasi dan menarik hati

Kutatap indahmu setiap fajar dan
petang yang cerah, ... wangi harummu
sampai ke jendela kamar

Tante tetangga, menyapa ramah
seakan mengerti maksudku
dipetiknya dua tangkai untukku
Terima kasih, Tante, hari ini kan
kuhiaskan anggrekku di sanggul Mama

April, 1978

Sumber: Bunga Anggrek untuk Mama (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1981)

Analisis Puisi:

Puisi “Bunga Anggrek untuk Mama” karya Sherly Malinton menghadirkan keindahan sederhana dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus mengekspresikan rasa cinta dan penghargaan terhadap ibu melalui simbol bunga anggrek. Dengan bahasa yang lembut dan imaji visual yang jelas, puisi ini menekankan kehangatan hubungan keluarga dan perhatian kecil yang sarat makna.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kasih sayang anak kepada ibu. Bunga anggrek menjadi simbol cinta, perhatian, dan penghargaan yang sederhana namun bermakna.

Puisi ini bercerita tentang seorang anak yang memperhatikan bunga anggrek di pekarangan tetangga.
  • Ia terpukau oleh keindahan dan keharmonisan bunga tersebut.
  • Anak itu menerima bantuan tetangga untuk memetik beberapa tangkai bunga.
  • Bunga tersebut kemudian dipersembahkan untuk ibunya, dihias di sanggul sebagai bentuk penghargaan dan cinta.

Makna Tersirat

Makna tersirat puisi ini meliputi:
  • Cinta dan perhatian kecil bernilai besar: Tindakan sederhana seperti memetik bunga untuk ibu menunjukkan kasih sayang yang tulus.
  • Harmoni dengan lingkungan: Bunga yang tumbuh di pekarangan tetangga menjadi pengingat akan keindahan yang bisa ditemukan di sekitar kita.
  • Penghargaan terhadap orang tua: Anak belajar mengekspresikan rasa cinta melalui simbol-simbol sederhana namun bermakna.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi ini tenang, hangat, dan penuh kelembutan.
  • Kata-kata seperti “indahmu setiap fajar dan petang yang cerah” menghadirkan kesan damai dan penuh perhatian.
  • Interaksi dengan tetangga menambah nuansa hangat dan kekeluargaan.

Imaji

Puisi ini menggunakan imaji visual dan sensorik yang kuat:
  • “Serumpun anggrek yang manis dan anggun menyeling di antara dedaunan hijau” → menciptakan gambaran visual bunga anggrek yang indah.
  • “Wangi harummu sampai ke jendela kamar” → imaji penciuman yang menambah kesan hidup dan nyata pada puisi.

Majas

Beberapa majas yang terlihat dalam puisi:
  • Personifikasi: Bunga digambarkan seakan memiliki sifat manis dan anggun, memberikan kesan hidup pada bunga.
  • Simbolisme: Bunga anggrek menjadi simbol kasih sayang, penghargaan, dan perhatian anak terhadap ibu.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Pesan dari puisi ini adalah:
  • Ekspresikan cinta melalui tindakan sederhana: Memberikan perhatian atau hadiah kecil bisa menunjukkan rasa sayang yang tulus.
  • Hargai keindahan sekitar: Mengamati hal-hal indah di sekitar kita, seperti bunga, dapat menjadi sumber inspirasi dan kebahagiaan.
  • Kehangatan hubungan keluarga: Hubungan anak dan ibu dapat diperkuat melalui perhatian dan penghargaan sederhana yang penuh makna.
Puisi “Bunga Anggrek untuk Mama” menampilkan keindahan sederhana dalam interaksi sehari-hari dan simbolisme bunga sebagai wujud kasih sayang anak kepada ibunya. Dengan bahasa lembut, imaji visual dan sensorik, serta suasana hangat, puisi ini mengingatkan pembaca bahwa tindakan kecil penuh perhatian bisa menjadi ungkapan cinta yang besar.

Puisi ini mengajarkan bahwa menghargai orang tua dan mengekspresikan rasa sayang dapat dilakukan melalui hal-hal sederhana yang bermakna, sekaligus menghargai keindahan di sekitar kita.

Puisi Sepenuhnya
Puisi: Bunga Anggrek untuk Mama
Karya: Sherly Malinton

Biodata Sherly Malinton:
  • Sylvia Sherly Maria Catharina Malinton lahir pada tanggal 24 Februari 1963 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.