Dingin
sebab terpisah dari api
mangsi jatuh
di hitam mata
sebab dipiuh sakal
gemetar roda
tergelincir karat
dari tebing
malam meruntuh
kelabu demi kelabu
seperti, salju, seperti
kesedihan berlapis-lapis
2018
Sumber: Anjing Gunung (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Dingin" karya Irma Agryanti adalah sebuah karya yang menggambarkan rasa kesepian, keterasingan, dan perasaan dingin baik secara fisik maupun emosional. Melalui kata-kata yang ringkas namun padat makna, penyair berhasil menciptakan suasana yang melankolis dan reflektif, seolah pembaca ikut merasakan hawa dingin yang menembus tubuh dan jiwa.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kesepian, keterasingan, dan kesedihan yang menyelimuti hidup manusia. Puisi ini menyuarakan perasaan terpisah dari kehangatan (api), yang menciptakan kondisi batin dan fisik yang dingin. Tema ini juga menyinggung perasaan rapuh dan rawan manusia ketika terputus dari sesuatu yang memberi kehangatan atau perlindungan.
Puisi ini bercerita tentang pengalaman terpisah dari kenyamanan atau kehangatan, baik secara literal maupun metaforis:
- Terpisah dari api, menciptakan rasa dingin yang menyelimuti mata dan hati.
- Gemetar roda dan tergelincir karat menggambarkan ketidakstabilan dan kerentanan dalam hidup.
- Malam yang meruntuh dari tebing dan kelabu demi kelabu menekankan kesunyian yang terus menekan.
- Kesedihan digambarkan berlapis-lapis, seperti salju yang menutupi dan membekukan segala sesuatu.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini mencakup:
- Kedinginan bukan hanya fisik, tetapi juga emosional dan spiritual.
- Keterasingan dan kehilangan kehangatan dapat membuat manusia rapuh dan rentan.
- Ada refleksi tentang perasaan hampa, kesepian, dan perlunya kembali menemukan sumber kehangatan atau kebahagiaan.
- Puisi ini juga bisa dibaca sebagai kritik terhadap kehidupan modern atau pengalaman manusia yang terputus dari empati, cinta, atau koneksi sosial.
Suasana dalam Puisi
Suasana puisi ini gelap, dingin, dan suram.
- Kata-kata seperti “malam meruntuh”, “kelabu demi kelabu”, dan “kesedihan berlapis-lapis” menimbulkan perasaan hampa, sepi, dan dingin yang menusuk.
- Puisi ini mengajak pembaca merasakan kesunyian yang berlapis, seperti tertutup salju yang membekukan.
Imaji
Beberapa imaji yang menonjol:
- Imaji visual: malam yang meruntuh, kelabu demi kelabu, salju menutupi.
- Imaji fisik: gemetar roda, tergelincir karat, yang menekankan ketidakstabilan dan rapuhnya keadaan.
- Imaji emosional: kesedihan berlapis-lapis, dingin yang menembus mata dan hati.
Imaji ini menciptakan pengalaman sensorik yang kuat bagi pembaca, membuat dingin bukan hanya terasa fisik tetapi juga batin.
Majas
Beberapa majas yang digunakan:
- Metafora – “terpisah dari api” sebagai simbol kehilangan kehangatan atau kenyamanan.
- Personifikasi – malam meruntuh dari tebing, memberikan kesan malam seolah memiliki kehendak sendiri yang menekan.
- Simile – “seperti, salju, seperti” menekankan kesedihan yang menutupi dan membekukan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan moral atau pesan emosional dari puisi ini:
- Kehidupan manusia sering kali diwarnai kesepian dan keterasingan, yang menimbulkan perasaan dingin dan hampa.
- Diperlukan kesadaran untuk menemukan kehangatan, baik dari hubungan sosial, cinta, maupun sumber spiritual, agar tidak tenggelam dalam dingin dan kesedihan.
- Puisi ini mengajak pembaca merenungkan kesunyian dan kerentanan diri sebagai bagian dari pengalaman hidup manusia.
Puisi "Dingin" karya Irma Agryanti adalah refleksi puitis tentang kedinginan yang menyelimuti manusia baik secara fisik maupun batin. Melalui imaji yang kuat, bahasa yang padat, dan suasana yang suram, puisi ini berhasil menyampaikan pengalaman kesepian, keterasingan, dan kesedihan berlapis-lapis. Pembaca diajak untuk merasakan dingin secara mendalam, sekaligus merenungkan pentingnya kehangatan, koneksi, dan empati dalam kehidupan.
Karya: Irma Agryanti
Biodata Irma Agryanti:
- Irma Agryanti lahir pada tanggal 28 Agustus 1986 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.