Dua Mata
matamu yang liar itu
tak lagi pergi berburu
ia sudah tinggal di sini
di dalam mataku yang terpejam
2011
Sumber: Requiem Ingatan (2013)
Analisis Puisi:
Puisi “Dua Mata” karya Irma Agryanti merupakan karya yang sederhana namun sarat makna. Dengan hanya empat baris, puisi ini berhasil menyampaikan pesan emosional yang mendalam melalui penggambaran metaforis tentang mata dan pengaruhnya terhadap pengamat.
Tema
Tema utama puisi ini adalah perasaan dan hubungan batin yang intim, yang diungkapkan melalui simbol mata. Mata yang disebutkan dalam puisi tidak hanya berfungsi sebagai organ penglihatan, tetapi juga sebagai jendela hati dan ekspresi emosional. Puisi ini menyinggung pengalaman personal ketika seseorang merasakan kehadiran yang kuat dalam dirinya, meskipun secara fisik objek tersebut tidak ada.
Puisi ini bercerita tentang keterikatan emosional dan kehadiran yang dirasakan melalui indera penglihatan. Baris pertama, “matamu yang liar itu / tak lagi pergi berburu,” menampilkan sifat mata yang bebas dan penuh energi, namun kini mata itu tidak lagi aktif “berburu,” melainkan menetap. Kemudian, pada baris terakhir, “di dalam mataku yang terpejam,” menunjukkan bahwa kehadiran itu kini menetap dalam diri pengamat, bahkan ketika ia menutup mata—seolah pengalaman dan ingatan itu menjadi bagian dari batinnya.
Makna Tersirat
Secara tersirat, puisi ini menyampaikan pesan tentang penerimaan, kesadaran, dan penghayatan terhadap sesuatu yang telah menjadi bagian dari diri kita. Mata yang dulu liar dan bebas kini menetap, yang bisa dimaknai sebagai transformasi dari ketidaktahuan atau pencarian menjadi penghayatan dan kepemilikan emosional. Ada rasa intim dan tenang yang muncul dari pengakuan ini.
Imaji
Puisi ini menghadirkan imaji visual dan emosional yang kuat. Imaji visual terlihat pada penggambaran mata yang “liar” dan kemudian menetap di dalam mata pengamat. Imaji emosional muncul dari nuansa kedekatan batin dan ketenangan yang dirasakan saat mata itu “tinggal” di dalam pengamat.
Majas
Majas yang dominan dalam puisi ini adalah personifikasi. Mata digambarkan memiliki perilaku dan kemampuan seperti manusia yang “berburu” dan kemudian “tinggal” di tempat lain. Ini memberikan kedalaman pada puisi dan menghidupkan objek yang biasanya netral secara fisik.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang disampaikan puisi ini bisa diartikan sebagai penghargaan terhadap pengalaman batin dan kesadaran emosional. Puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan kehadiran sesuatu atau seseorang secara mendalam, bahkan ketika kehadiran itu tidak nyata secara fisik, namun tetap hidup di dalam jiwa.
Puisi “Dua Mata” karya Irma Agryanti menunjukkan bagaimana kesederhanaan kata dapat menghadirkan pengalaman yang kompleks dan menyentuh. Dengan penggambaran metaforis, puisi ini mengajak pembaca untuk memahami keindahan batin dan pengaruh emosional yang menetap dalam diri manusia.
Karya: Irma Agryanti
Biodata Irma Agryanti:
- Irma Agryanti lahir pada tanggal 28 Agustus 1986 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.