Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Himbauan Anak Jalang (Karya Muhammad Lutfi)

Puisi “Himbauan Anak Jalang” karya Muhammad Lutfi bercerita tentang ajakan atau nasihat dari seseorang yang telah mengalami kerasnya kehidupan ...
Himbauan Anak Jalang

Kalau mau hidup berlarilah
Dan temukan jalanmu
Kalau mau kembali
Maka berjayalah dulu
Sebelum kamu menyampaikan kabar
Aku sudah kangen padamu.

Solo, 21 April 2019

Analisis Puisi:

Puisi “Himbauan Anak Jalang” karya Muhammad Lutfi merupakan karya pendek namun sarat makna, memadukan nada pemberontakan, semangat hidup, dan kerinduan dalam satu napas yang padat. Judulnya saja, “Anak Jalang”, sudah menyiratkan sosok yang keras kepala, bebas, namun jujur terhadap perasaannya. Dalam puisi ini, penyair menampilkan suara seorang individu yang menolak tunduk pada aturan pasif kehidupan. Ia menyerukan keberanian untuk berjuang, berlari, dan menemukan jalan sendiri sebelum akhirnya kembali dengan kepala tegak dan hati yang penuh pengalaman.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah semangat perjuangan dan kemandirian dalam menghadapi kehidupan. Penyair menegaskan bahwa hidup bukan sesuatu yang datang dengan mudah — hidup menuntut gerak, usaha, dan keberanian untuk menentukan arah sendiri. Ungkapan “Kalau mau hidup berlarilah” mengandung dorongan agar manusia tidak berhenti atau pasrah, melainkan bergerak aktif mengejar makna dan keberhasilan. Tema ini berpadu dengan nuansa personal yang hangat, terutama pada baris terakhir yang menunjukkan sisi emosional dan manusiawi sang “anak jalang”.

Puisi ini bercerita tentang ajakan atau nasihat dari seseorang yang telah mengalami kerasnya kehidupan kepada orang lain — mungkin kepada seorang sahabat, kekasih, atau bahkan dirinya sendiri di masa lalu. Dalam enam baris yang singkat, penyair menyampaikan perjalanan hidup sebagai sesuatu yang penuh tantangan dan perjuangan.

Baris pertama dan kedua, “Kalau mau hidup berlarilah / Dan temukan jalanmu”, menggambarkan dorongan untuk berjuang dan menemukan jati diri. Baris selanjutnya, “Kalau mau kembali / Maka berjayalah dulu”, menegaskan pentingnya pembuktian diri sebelum kembali ke tempat asal — mungkin rumah, keluarga, atau orang yang dicintai.

Dan penutup puisi, “Sebelum kamu menyampaikan kabar / Aku sudah kangen padamu”, menghadirkan sisi lembut dari sosok yang keras di awal. Ia ternyata menyimpan kerinduan dan kasih sayang yang tak diucapkan, menjadikan puisi ini bukan sekadar ajakan berjuang, tetapi juga ungkapan cinta dan kehilangan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam “Himbauan Anak Jalang” adalah pesan eksistensial tentang keberanian untuk hidup dengan autentik dan berjuang mencapai kebebasan diri sebelum kembali kepada cinta atau asal-usulnya.

Kata “berlarilah” tidak hanya berarti gerak fisik, tetapi simbol dari perjuangan, semangat hidup, dan penolakan terhadap stagnasi. Sementara “temukan jalanmu” menandakan pencarian identitas dan makna hidup. Frasa “berjayalah dulu” menunjukkan bahwa penghargaan atau penerimaan sejati hanya datang setelah seseorang melewati proses panjang perjuangan dan keberhasilan.

Namun, pada baris terakhir muncul kontras yang lembut: “Aku sudah kangen padamu.” Di balik semangat dan ketegasan hidup, manusia tetap memiliki sisi rapuh — rindu, cinta, dan keterikatan batin. Di sinilah puisi ini menegaskan bahwa pemberontakan dan kasih sayang bisa hidup berdampingan dalam satu jiwa.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini campuran antara semangat, tegas, dan hangat. Pada awalnya terasa seperti seruan keras atau motivasi hidup: penuh dorongan dan energi. Namun, di akhir, suasana berubah menjadi lembut dan sentimental.

Peralihan suasana ini sangat khas: dari nada heroik menuju nada personal yang melankolis. Ia menunjukkan bahwa bahkan seseorang yang keras dan liar seperti “anak jalang” pun memiliki ruang hati yang penuh kasih dan kerinduan.

Amanat / Pesan yang disampaikan puisi

Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah pesan agar manusia berani berjuang dan membuktikan diri sebelum berharap diterima atau kembali kepada sesuatu yang dicintai.

Muhammad Lutfi seolah mengatakan bahwa hidup menuntut usaha. Kita tak bisa hanya menunggu nasib, melainkan harus “berlari” mengejar mimpi dan menemukan arah sendiri. Namun di balik itu, penyair juga menegaskan bahwa perjuangan hidup tidak menghapus rasa kasih dan rindu — justru memperdalamnya.

Dengan kata lain, puisi ini memberi pesan bahwa kesuksesan sejati bukan sekadar pencapaian materi, tetapi juga kesadaran spiritual untuk pulang dengan hati yang penuh cinta dan pengalaman.

Imaji

Puisi “Himbauan Anak Jalang” meskipun pendek, memiliki imaji gerak dan perasaan yang kuat. Imaji utama muncul dari kata “berlarilah”, yang menimbulkan gambaran seseorang berlari menembus kehidupan — sebuah simbol gerak maju dan keberanian. Imaji ini menciptakan kesan dinamis, energik, dan penuh vitalitas.

Sedangkan pada baris terakhir, “Aku sudah kangen padamu”, menimbulkan imaji emosional dan lembut, menggambarkan keheningan setelah perjalanan panjang. Dari sisi visual dan batin, pembaca dapat membayangkan seseorang yang berdiri di kejauhan, menunggu kabar dari sosok yang tengah berjuang di luar sana.

Imaji gerak dan imaji perasaan ini berpadu harmonis, menjadikan puisi ini sederhana tapi menyentuh, menggambarkan paradoks antara kekuatan dan kerinduan.

Majas

Beberapa majas (gaya bahasa) yang muncul dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora – “Berlarilah” digunakan sebagai metafora perjuangan dan semangat hidup, bukan sekadar gerak fisik.
  • Hiperbola – “Aku sudah kangen padamu” bisa dibaca sebagai ungkapan berlebihan yang menunjukkan intensitas perasaan, meskipun belum ada kabar yang datang.
  • Antitesis – Kontras antara “berlarilah” (energi, aksi) dan “kangen padamu” (perasaan, diam) memperkuat kedalaman emosi.
  • Imperatif – Struktur kalimat seperti “Kalau mau hidup berlarilah” dan “Kalau mau kembali maka berjayalah dulu” adalah bentuk majas perintah yang menegaskan nada tegas sekaligus menggugah.
Puisi “Himbauan Anak Jalang” karya Muhammad Lutfi adalah karya yang pendek namun padat makna, menggabungkan semangat hidup, nasihat perjuangan, dan nuansa kasih yang mendalam. Melalui gaya bahasa yang lugas dan jujur, penyair menggambarkan perjalanan manusia yang harus berjuang keras sebelum pulang ke tempat asal — baik secara fisik maupun batin.

Tema utamanya tentang kemandirian dan keberanian menemukan jalan hidup sendiri, tetapi di balik ketegasan itu terdapat kerinduan yang tulus. Puisi ini menjadi cermin bagi manusia modern: bahwa dalam perjuangan hidup yang keras, kita tetap manusia yang butuh cinta, rindu, dan tempat untuk kembali.

Dengan kata lain, puisi “Himbauan Anak Jalang” bukan hanya seruan untuk berlari dalam hidup, tapi juga pengingat bahwa setiap langkah yang menjauh sebenarnya adalah bagian dari perjalanan untuk pulang.

Muhammad Lutfi
Puisi: Himbauan Anak Jalang
Karya: Muhammad Lutfi

Biodata Muhammad Lutfi:
  • Muhammad Lutfi lahir pada tanggal 15 Oktober 1997 di Pati
© Sepenuhnya. All rights reserved.