Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Hujan Kematian (Karya Moh. Wan Anwar)

Puisi "Hujan Kematian" menggambarkan keadaan yang penuh dengan ketidakpastian, namun di dalamnya tersirat kekuatan dan tekad untuk tetap tegar dan ...
Hujan Kematian

ledakkan yang mesti kau ledakkan
aku telah biasa dihujani kematian. Seperti di tahun-tahun lalu
kalender-kalender beku, petiklah sisa getar jantungku
di garis batas pengepunganmu — barulah aku sampai ke dekat usiaku

malam itu, menjelang tahun baru kauberi aku hadiah dentuman peluru
seperti hujan dalam nasibku sepanjang tahu-tahun membisu
bahasamu kusambut dengan cinta membara dalam dada
kini aku terapung — tepi ledakan yang mesti kau ledakkan
aku telah biasa dihujani kematian

tidak ada yang kutunggu. Waktu berlalu di luar kemampuanku
tak mungkin aku mengungsi atau menanti. Di manapun aku berada
sepenuhnya Palestina, kemana pun aku pergi
Palestina adalah ibu dan anak yang berumah di dalam hati

maka ledakkan yang mesti kau ledakkan
kusiapkan apapun yang harus menjadi korban!

2009

Analisis Puisi:

Puisi "Hujan Kematian" karya Moh. Wan Anwar adalah suatu ungkapan yang penuh dengan rasa perlawanan dan keberanian dalam menghadapi ancaman kehidupan yang penuh dengan bahaya dan konflik. Melalui metafora hujan dan ledakan, puisi ini menggambarkan pengalaman hidup di tengah-tengah konflik, terutama terkait dengan situasi yang dihadapi oleh rakyat Palestina.

Penggunaan Metafora Hujan dan Ledakan: Penyair menggunakan metafora hujan sebagai simbol kejadian yang penuh dengan kematian dan bahaya. Hujan yang seharusnya menyegarkan, dalam konteks puisi ini, menjadi representasi dari serangan dan pertumpahan darah yang mengancam kehidupan. Ledakan, di sisi lain, melambangkan kekerasan, konflik, dan ancaman yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.

Keteguhan Hati dan Kebiasaan dalam Kematian: Puisi ini menggambarkan keteguhan hati dalam menghadapi ancaman yang konstan. Penyair menunjukkan bahwa mereka telah terbiasa dengan kehidupan di tengah-tengah kematian. Ketidakpastian dan ancaman menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, namun mereka tetap tegar menghadapinya.

Keterikatan dengan Palestina: Penyair menunjukkan keterikatannya yang kuat dengan Palestina. Meskipun dihadapkan pada ancaman dan konflik, perasaan identitas dan keberadaan Palestina tetap mengalir kuat dalam diri penyair. Palestina bukan hanya sebuah tempat, melainkan identitas yang melekat dalam hati dan pikiran, mencerminkan cinta dan perjuangan yang mendalam.

Kebangkitan Perlawanan dan Kekuatan: Puisi ini merupakan suara perlawanan dan keberanian dalam menghadapi ancaman. Meskipun hidup di tengah-tengah konflik dan bahaya, penyair menegaskan kekuatan dalam menghadapi tantangan yang mengancam keberadaannya.

Puisi "Hujan Kematian" adalah sebuah puisi yang menceritakan keteguhan hati dan perlawanan dalam menghadapi ancaman kematian dan kehidupan di tengah konflik. Melalui penggunaan metafora, puisi ini menggambarkan keadaan yang penuh dengan ketidakpastian, namun di dalamnya tersirat kekuatan dan tekad untuk tetap tegar dan berjuang, serta keberpihakan yang kuat terhadap Palestina.

Puisi: Hujan Kematian
Puisi: Hujan Kematian
Karya: Moh. Wan Anwar

Biodata Moh. Wan Anwar:
  • Moh. Wan Anwar lahir pada tanggal 13 Maret 1970 di Cianjur, Jawa Barat.
  • Moh. Wan Anwar meninggal dunia pada tanggal 23 November 2009 (pada usia 39 tahun) di Serang, Banten.
© Sepenuhnya. All rights reserved.