Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kembali (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Kembali" karya Hamid Jabbar menggambarkan tema cinta, kerinduan, dan kehampaan melalui surat-surat yang tak pernah sampai pada penerima yang ..
Kembali

Surat buat Kekasih, dikirimkan setiap hari: dengan tangan gemetar.
Surat buat Kekasih, kembali ke tangan sendiri: alpa dan nanar!

Surat, diri sendiri, alpa dan nanar: remuk dalam postcard.
Melayang dan melayang, luruh dan luruh: tak bisa lagi gemetar!

1978

Sumber: Wajah Kita (1981)

Analisis Puisi:

Puisi "Kembali" karya Hamid Jabbar adalah karya yang mendalam dan memikat yang menggambarkan tema cinta, kerinduan, dan kehampaan melalui surat-surat yang tak pernah sampai pada penerima yang diinginkan. Puisi ini menonjol dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, menciptakan suasana emosional yang kuat.

Tema Puisi

  • Cinta dan Kerinduan: Puisi ini secara jelas menggambarkan tema cinta dan kerinduan melalui surat-surat yang ditujukan kepada kekasih. Surat-surat ini adalah simbol dari usaha untuk menjalin komunikasi dan menyampaikan perasaan, namun pada akhirnya selalu kembali kepada pengirimnya, menunjukkan rasa kerinduan yang tidak pernah terbalas.
  • Kehampaan dan Kekecewaan: Surat-surat yang kembali dengan tangan gemetar mencerminkan kehampaan dan kekecewaan yang dirasakan oleh pengirim. Ini menciptakan gambaran tentang harapan yang hancur dan perasaan kesepian yang mendalam.
  • Kebingungan dan Kehilangan: Kata-kata "alpa dan nanar" menunjukkan kondisi kebingungan dan kehilangan yang dirasakan oleh pengirim. Ini mencerminkan perasaan tidak menentu dan putus asa ketika usaha untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan gagal.

Gaya Bahasa dan Teknik Puitis

  • Repetisi: Puisi ini menggunakan repetisi untuk menekankan perasaan yang dialami oleh pengirim surat. Frasa "Surat buat Kekasih" dan "dengan tangan gemetar" diulang untuk menunjukkan intensitas perasaan dan usaha yang terus-menerus dilakukan.
  • Imaji: Gambar yang dihadirkan dalam puisi ini, seperti "dengan tangan gemetar" dan "remuk dalam postcard", membantu menciptakan visualisasi yang kuat dari perasaan yang dialami oleh pengirim. Ini memperkuat efek emosional dari puisi.
  • Kontras: Penggunaan kontras antara "dikirimkan setiap hari" dan "kembali ke tangan sendiri" menyoroti kegagalan komunikasi dan perasaan frustasi yang dirasakan oleh pengirim. Ini menambahkan lapisan makna pada puisi, menunjukkan perbedaan antara harapan dan kenyataan.

Makna Simbolis

  • Surat: Surat dalam puisi ini adalah simbol komunikasi dan usaha untuk menjalin hubungan. Surat-surat yang selalu kembali mencerminkan kegagalan usaha tersebut, serta rasa kerinduan dan kekecewaan yang dirasakan oleh pengirim.
  • Gemetar dan Nanar: Kata-kata "gemetar" dan "nanar" mencerminkan kondisi emosional pengirim yang tidak stabil dan penuh ketidakpastian. Ini menunjukkan betapa dalamnya perasaan yang dialami dan bagaimana usaha untuk berkomunikasi telah mempengaruhi pengirim secara emosional.
Puisi "Kembali" karya Hamid Jabbar adalah karya yang menggambarkan perasaan cinta, kerinduan, kehampaan, dan kekecewaan dengan sangat mendalam. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, serta teknik puitis seperti repetisi, imagery, dan kontras, Hamid Jabbar berhasil menciptakan puisi yang memikat dan menggugah perasaan pembaca. Surat-surat yang tak pernah sampai dan perasaan gemetar serta nanar yang digambarkan dalam puisi ini mencerminkan pengalaman manusia yang universal dalam menghadapi cinta yang tak terbalas dan harapan yang hancur, menjadikannya karya yang abadi dan relevan bagi siapa saja yang pernah merasakan kehilangan dan kesepian.

Puisi Kembali
Puisi: Kembali
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.
© Sepenuhnya. All rights reserved.