Kerinduan
Rinduku adalah ombak lautan
Menggelora bahana pada kedalamannya
Bergemuruh guruh menuju tepian
Terhempas pasrah menggapai pantai
Dan percikannya membentur karang
adalah jeritanku mencakar langit
mencabik tirai pelataran surgawi
Sumber: Doa-Doa Semesta (Nusa Indah, 1989)
Analisis Puisi:
Puisi “Kerinduan” karya John Dami Mukese merupakan ungkapan perasaan yang intens dan mendalam tentang rindu yang meluap-luap, disampaikan melalui kekuatan citraan laut dan gelombang. Penyair menggunakan bahasa yang indah, simbolik, dan penuh daya imaji untuk mengekspresikan kerinduan yang bukan sekadar perasaan biasa, tetapi juga memiliki makna spiritual dan eksistensial.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kerinduan yang mendalam dan penuh gejolak, baik kepada seseorang, tanah asal, maupun Tuhan. Puisi ini memperlihatkan bahwa rindu bisa menjadi kekuatan besar yang mengguncang batin dan bahkan menyentuh batas antara dunia manusia dan alam ketuhanan.
Puisi ini bercerita tentang perasaan rindu yang diibaratkan sebagai ombak lautan—gelombang yang bergejolak di kedalaman hati penyair. Rindu itu bergemuruh menuju tepian, mencoba mencapai sesuatu yang jauh, tetapi selalu terhempas dan pasrah ketika sampai di pantai. Bahkan, percikan ombak yang membentur karang menjadi simbol jeritan batin yang menggapai langit, seakan-akan ingin menembus batas surgawi.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah kerinduan yang melampaui batas duniawi—kerinduan akan sesuatu yang suci, tinggi, dan abadi. “Pelataran surgawi” dapat dimaknai sebagai simbol keilahian atau kebahagiaan hakiki yang tidak mudah dijangkau. Dengan demikian, puisi ini tidak sekadar bicara tentang rindu antar manusia, tetapi juga kerinduan spiritual akan kedamaian, Tuhan, atau asal mula jiwa.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini emosional, megah, dan kontemplatif. Pembaca dapat merasakan gejolak batin yang bergemuruh, namun juga ada kepasrahan di dalamnya. Gelombang emosi itu muncul silih berganti seperti ombak—antara hasrat yang menggebu dan penerimaan terhadap keterbatasan manusia.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji alam laut yang kuat dan simbolik:
- “Rinduku adalah ombak lautan” — imaji visual dan auditif yang menggambarkan perasaan rindu yang bergejolak dan tak pernah tenang.
- “Bergemuruh guruh menuju tepian” — memperkuat kesan suara dan gerakan dari perasaan yang terus mencari tempat berpulang.
- “Percikannya membentur karang adalah jeritanku mencakar langit” — menggambarkan ledakan emosi dan penderitaan yang ingin didengar oleh langit atau Tuhan.
Imaji-imaji ini memberikan kekuatan visual, auditori, dan spiritual yang memperdalam pengalaman pembaca terhadap intensitas perasaan dalam puisi.
Majas
Beberapa majas menonjol dalam puisi ini:
- Metafora: “Rinduku adalah ombak lautan” — menyamakan perasaan rindu dengan ombak untuk menggambarkan kekuatan dan kedalamannya.
- Personifikasi: “Jeritanku mencakar langit” — memberikan sifat manusia pada jeritan rindu, seolah dapat menjangkau langit.
- Hiperbola: “Mencabik tirai pelataran surgawi” — menggambarkan betapa dahsyatnya kerinduan hingga mampu menembus batas surgawi, menegaskan intensitas spiritual puisi ini.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat yang tersirat dalam puisi ini adalah bahwa kerinduan merupakan bagian dari pengalaman manusia yang paling luhur, menghubungkan antara rasa cinta, kehilangan, dan pencarian makna hidup. Puisi ini mengingatkan bahwa rindu tidak selalu tentang memiliki, melainkan juga tentang kesadaran akan keterbatasan dan kerendahan hati di hadapan sesuatu yang lebih besar dari diri kita.
Puisi “Kerinduan” karya John Dami Mukese merupakan karya yang penuh kekuatan emosional dan spiritual. Melalui simbol ombak, karang, dan langit, penyair berhasil menggambarkan rindu sebagai gejolak batin yang abadi dan penuh makna. Di balik kesederhanaan bahasanya, puisi ini menyimpan kedalaman rasa dan refleksi yang menjadikannya tidak sekadar tentang perasaan pribadi, tetapi juga tentang hubungan manusia dengan yang transenden.
Karya: John Dami Mukese
Biodata John Dami Mukese:
- John Dami Mukese lahir pada tanggal 24 Maret 1950 di Menggol, Benteng Jawa, Manggarai Timur, Flores, NTT.
- John Dami Mukese meninggal dunia pada pukul 02.15 WITA tanggal 26 Oktober 2017 di RSUD Ende.