Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kupu-Kupu (Karya Mozasa)

Puisi “Kupu-Kupu” karya Mozasa bercerita tentang kupu-kupu yang terbang dengan riang di tengah bunga-bunga, menggambarkan perilaku makhluk yang ...

Kupu-Kupu

Lihat kupu-kupu ria-gembira,
kemilap kepaknya ditimpa panas.
Terbang keliling tergila-gila,
meninjau bunga pelepas rindu.

Mata mengawas dengan hematnya,
pandang ia melayang ke bawah,
perlahan-lahan menahan hatinya
jangan tersentuh kasih angsoka.

Lenyap segala daun-daunan,
asyiklah makhluk terlena-lena
didaduhkan hati masing-masing.

Tinggallah aku jauh terpencil,
senantiasa mengharap sari asmara,
tak bosan berdoa kepada Tuhan.

Sumber: Poedjangga Baroe (Th. III, No. 1, Juli 1935)

Analisis Puisi:

Puisi “Kupu-Kupu” karya Mozasa menampilkan keindahan alam melalui observasi terhadap makhluk kecil yang penuh simbolisme, yaitu kupu-kupu. Penyair menggunakan imaji visual dan bahasa puitis untuk mengekspresikan kehalusan perasaan dan refleksi batin.

Tema

Tema utama puisi ini adalah keindahan alam dan kerinduan batin manusia. Kupu-kupu menjadi simbol kegembiraan sekaligus kerentanan dalam menghadapi kehidupan.

Puisi ini bercerita tentang kupu-kupu yang terbang dengan riang di tengah bunga-bunga, menggambarkan perilaku makhluk yang bebas, namun juga berhati-hati agar tidak menyentuh bunga tertentu. Penulis kemudian menyandingkan pengamatan ini dengan perasaan manusia yang berharap dan berdoa, meskipun merasa jauh dan terpencil.

Makna Tersirat

Makna tersirat puisi ini adalah hubungan harmonis antara alam dan manusia serta pentingnya kesabaran dan kerendahan hati dalam menunggu kasih dan harapan. Kupu-kupu yang berhati-hati dapat dimaknai sebagai simbol manusia yang menahan diri dan menghargai sesuatu yang berharga.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi ini tenang, riang, dan penuh renungan. Ada perpaduan kegembiraan alam dan kesunyian batin, menciptakan nuansa damai sekaligus penuh kerinduan.

Imaji

Beberapa imaji yang menonjol antara lain:
  • “kemilap kepaknya ditimpa panas” – membangkitkan gambaran visual dan sensual dari cahaya yang memantul di sayap kupu-kupu.
  • “meninjau bunga pelepas rindu” – memberikan nuansa romantis dan simbolik terhadap alam yang hidup.
  • “tinggallah aku jauh terpencil” – imaji kesendirian yang menguatkan refleksi batin penyair.

Majas

Beberapa majas yang digunakan:
  • Personifikasi, pada kupu-kupu yang “menahan hatinya” seolah memiliki perasaan manusia.
  • Metafora, bunga digambarkan sebagai “pelepas rindu”, memberi makna simbolik terhadap harapan dan kasih.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan tentang ketenangan batin, kesabaran, dan harapan. Pembaca diajak untuk menghargai keindahan dan keteraturan alam, serta meneladani kesabaran kupu-kupu dalam menghadapi hal-hal yang bernilai dan berharga.

Puisi “Kupu-Kupu” adalah puisi yang memadukan observasi alam dengan refleksi spiritual, menekankan harmoni, kerinduan, dan kesabaran sebagai bagian dari pengalaman hidup manusia.

Puisi Sepenuhnya
Puisi: Kupu-Kupu
Karya: Mozasa

Biodata Mozasa:
  • Mozasa (singkatan dari Mohammad Zain Saidi) lahir pada tanggal 10 Oktober 1914 di desa Bogak, Asahan.
  • Mozasa meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 1988 (usia 74 tahun) di Medan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.