Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Lagu Musim Gugur (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Lagu Musim Gugur" mengeksplorasi tema tentang keteguhan cinta dan kesetiaan di tengah perubahan musiman dan eksternal.
Lagu Musim Gugur

Meski musim ada empat, cintaku hanya satu!
Meski angin menjadi salju, hidupku cuma untukmu!

Sumber: Sajak-Sajak Anak Matahari (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Lagu Musim Gugur" karya Ajip Rosidi menawarkan sebuah refleksi mendalam tentang cinta dan kesetiaan melalui metafora musim dan perubahan. Dengan struktur yang ringkas dan bahasa yang kuat, puisi ini mengeksplorasi tema cinta yang abadi di tengah perubahan dan siklus musiman.

Struktur dan Tema

Puisi ini terdiri dari dua baris yang menyampaikan pesan inti tentang cinta dan dedikasi. Struktur yang sederhana namun penuh makna memungkinkan pembaca untuk fokus pada pesan utama dan simbolisme yang digunakan.

Cinta yang Abadi di Tengah Perubahan Musiman

"Meski musim ada empat, cintaku hanya satu!"

Baris pertama menggunakan metafora musim untuk menggambarkan perubahan yang konstan dalam kehidupan. "Musim ada empat" mewakili siklus alami dari perubahan yang tak terhindarkan. Namun, meskipun perubahan ini terjadi secara berulang, "cintaku hanya satu" menunjukkan bahwa cinta yang dirasakan tetap konsisten dan tidak berubah. Ini menggambarkan dedikasi dan komitmen terhadap satu cinta yang abadi meskipun dunia di sekelilingnya terus berubah.

Dedikasi Seumur Hidup di Tengah Perubahan Eksternal

"Meski angin menjadi salju, hidupku cuma untukmu!"

Baris kedua memperluas tema perubahan dengan menyebutkan "angin" yang berubah menjadi "salju," simbol dari perubahan ekstrem dan transisi yang alami. Meskipun lingkungan dan kondisi di luar berubah, perasaan dan dedikasi pribadi tetap tidak tergoyahkan. "Hidupku cuma untukmu" menegaskan komitmen penuh kepada orang yang dicintai, menunjukkan bahwa meskipun ada banyak perubahan di luar, pusat kehidupan dan cinta tetap pada satu orang.

Interpretasi

Puisi "Lagu Musim Gugur" mengeksplorasi tema tentang keteguhan cinta dan kesetiaan di tengah perubahan musiman dan eksternal. Dengan menggunakan simbol musim dan perubahan cuaca, Ajip Rosidi menyampaikan pesan bahwa cinta sejati tetap konstan dan abadi, meskipun segala sesuatu di sekitar kita mengalami perubahan.

Metafora musim dan cuaca menggambarkan perubahan yang tak terhindarkan dalam kehidupan, tetapi puisi ini menggarisbawahi bahwa cinta yang mendalam dan tulus tidak terpengaruh oleh perubahan tersebut. Ini menunjukkan bagaimana dedikasi dan komitmen kepada orang yang dicintai tetap kuat, tidak peduli seberapa besar perubahan yang terjadi di dunia luar.

Puisi ini dapat diartikan sebagai sebuah pernyataan tentang kekuatan dan kekekalan cinta dalam menghadapi perubahan dan tantangan. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, "Lagu Musim Gugur" mengajak pembaca untuk merenungkan betapa pentingnya mempertahankan kesetiaan dan komitmen dalam hubungan, bahkan ketika segala sesuatu di sekeliling kita terus berubah.

Dengan demikian, puisi ini adalah sebuah perayaan cinta yang abadi dan kesetiaan yang tak tergoyahkan di tengah perubahan yang tak terhindarkan dalam kehidupan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Lagu Musim Gugur
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.