Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Lanskap (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Lanskap" oleh Goenawan Mohamad menghadirkan gambaran yang kuat tentang sebuah lanskap yang tidak hanya fisik, tetapi juga penuh dengan ....
Lanskap

Saya di sini bukan untuk jejak hujan
yang panjang. Tapi ada sebuah bangkai
yang terlipat dalam lumpur. Dan
seekor burung bertengger di atasnya.

Saya di sini bukan untuk alam
yang rongsokan. Tapi ada seekor anjing
yang menghirup udara busuk, lalu meraung
dan ulat-ulat berbaris di kakinya.

Apakah waktu sebetulnya,
apakah duka. Di bangkai itu berkilau
arloji; berdetik saja ia
sejak tadi.

1976

Sumber: Horison (Mei, 1978)

Analisis Puisi:

Puisi "Lanskap" oleh Goenawan Mohamad menghadirkan gambaran yang kuat tentang sebuah lanskap yang tidak hanya fisik, tetapi juga penuh dengan simbol-simbol dan makna filosofis yang mendalam. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun puitis, Goenawan Mohamad mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keberadaan, waktu, dan kehidupan.

Tema Utama

  • Lanskap dan Keberadaan Manusia: Puisi ini mengeksplorasi hubungan antara manusia dengan lanskap alam dan makhluk-makhluk di dalamnya. Meskipun lanskap alam digambarkan dengan gambaran yang kasar dan realistis, seperti "bangkai yang terlipat dalam lumpur" dan "alam yang rongsokan", ada keindahan dan kekuatan dalam setiap detail yang diungkapkan.
  • Simbolisme Waktu dan Kehidupan: Arloji yang disebutkan di akhir puisi menjadi simbol penting yang merujuk pada waktu dan keberlangsungan kehidupan. Meskipun bangkai mungkin telah terabaikan atau terlupakan, arloji yang masih berdetik mengingatkan kita akan keberadaan waktu yang terus berjalan.
  • Pertanyaan Filosofis: Puisi ini juga mengajukan pertanyaan filosofis tentang makna waktu dan duka dalam kehidupan. Apakah waktu hanya sebatas detik-detik yang terus berlalu, ataukah lebih dari itu? Apakah duka hanya merupakan bagian sementara dari kehidupan yang berkilau di tengah-tengah keberlangsungan waktu?

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Bahasa Sederhana namun Bermakna: Goenawan Mohamad menggunakan bahasa yang sederhana namun mampu menggambarkan gambaran yang kuat dan penuh makna. Kata-kata seperti "bangkai", "berkilau arloji", dan "berdetik saja" membawa pembaca masuk ke dalam atmosfer lanskap yang digambarkan.
  • Imaji Kasar dan Realistis: Gambaran tentang "bangkai" dan "ular-ulat berbaris di kakinya" memberikan nuansa lanskap yang kasar dan realistis, tanpa mengurangi keindahan dalam pengamatan yang tajam terhadap detail-detail alam.
  • Kesatuan antara Manusia dan Alam: Dengan menempatkan manusia di tengah-tengah lanskap alam, puisi ini menyoroti hubungan yang kompleks antara manusia dan lingkungan sekitarnya. Ini mengingatkan kita bahwa manusia tidak hanya pengamat, tetapi juga bagian integral dari alam yang mereka tempati.

Emosi dan Makna

Puisi ini membangkitkan emosi introspektif dan reflektif, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keberadaan, waktu, dan hubungan dengan alam. Ada sentuhan emosional yang kuat dalam cara Goenawan Mohamad menggambarkan lanskap dan makhluk-makhluk di dalamnya, menciptakan ruang untuk refleksi mendalam tentang kehidupan dan eksistensi manusia.

Puisi "Lanskap" karya Goenawan Mohamad adalah sebuah karya yang memukau dengan penggambaran lanskap yang realistis dan penuh simbolisme. Melalui penggunaan bahasa sederhana yang mendalam, puisi ini menghadirkan gambaran tentang kehidupan, waktu, dan hubungan manusia dengan alam secara menyeluruh. Dengan mengajukan pertanyaan filosofis dan mengeksplorasi imaji-imaji yang kuat, Goenawan Mohamad membangkitkan pemikiran yang mendalam dalam pikiran pembaca tentang arti kehidupan dan keberadaan di dunia ini.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Lanskap
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.