Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Laut Iman (Karya Djoko Saryono)

Puisi “Laut Iman” karya Djoko Saryono bercerita tentang pilihan manusia antara dua lautan: laut mati yang menggambarkan kebinasaan, dan laut merah ...

Laut Iman

aut mana yang kau baca dalam sejarah?
laut mati: ruang segala yang musnah
atau laut merah: tempat dicipta sejarah

"laut iman kupilih sudah
tak ragu tak akan berubah
sebab pertanda ada di laut merah:
karnaval keselamatan penyembah Allah"

dan pengikut Musa kembali bungah
dan pasukan firaun terkubur kelam tingkah

Mataram, 2006

Sumber: Arung Diri (2013)

Analisis Puisi:

Puisi “Laut Iman” karya Djoko Saryono bertema iman, keyakinan, dan pembebasan spiritual melalui sejarah keagamaan. Djoko Saryono mengangkat kisah simbolik dari peristiwa Musa membelah Laut Merah untuk menggambarkan kekuatan iman yang mampu menyelamatkan manusia dari kebinasaan dan kezaliman.

Puisi ini bercerita tentang pilihan manusia antara dua lautan: laut mati yang menggambarkan kebinasaan, dan laut merah yang menjadi simbol keselamatan bagi orang beriman. Penyair menempatkan peristiwa historis pembelahan Laut Merah sebagai cermin bagi kehidupan spiritual: bagaimana iman sejati membawa keselamatan, sedangkan kesombongan dan kekafiran membawa kehancuran, seperti nasib Firaun dan pasukannya.

Makna tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa iman adalah lautan kehidupan yang memberi arah dan keselamatan bagi jiwa manusia. Laut dijadikan metafora spiritual: luas, dalam, kadang menakutkan, tetapi di dalamnya tersimpan keajaiban dan rahmat.

Penyair ingin menegaskan bahwa tanpa iman, manusia akan terombang-ambing dalam lautan kegelapan, sebagaimana pasukan Firaun yang binasa oleh kesombongan mereka sendiri.

Suasana dalam puisi

Puisi ini menghadirkan suasana khidmat, religius, dan heroik. Ada ketegangan antara kebinasaan dan keselamatan, tetapi juga ada rasa lega dan syukur ketika “pengikut Musa kembali bungah.” Suasana spiritual ini menggambarkan kemenangan iman atas keangkuhan.

Amanat / pesan yang disampaikan

Pesan yang terkandung dalam puisi ini adalah bahwa iman harus menjadi pegangan utama dalam menghadapi kehidupan. Sejarah menjadi cermin bagi manusia modern agar tidak terjebak dalam kesombongan seperti Firaun. Dengan iman yang teguh, manusia akan menemukan keselamatan sejati dan terbebas dari kehancuran moral maupun spiritual.

Imaji

Puisi ini memiliki imaji visual dan simbolik yang kuat:
  • “Laut mati: ruang segala yang musnah” → menghadirkan imaji kehancuran dan ketiadaan.
  • “Laut merah: tempat dicipta sejarah” → imaji monumental dan religius, menggambarkan mukjizat.
  • “Pasukan Firaun terkubur kelam tingkah” → imaji tragis yang memperlihatkan akibat kesombongan manusia.

Majas

  • Metafora: “Laut iman” sebagai gambaran keyakinan spiritual yang menjadi lautan kehidupan.
  • Antitesis: Perbandingan antara “laut mati” dan “laut merah” menegaskan pertentangan antara kehancuran dan keselamatan.
  • Simbolisme: Laut digunakan sebagai simbol kekuasaan Tuhan dan perjalanan spiritual manusia.
Puisi “Laut Iman” karya Djoko Saryono merupakan refleksi religius yang menggunakan kisah Nabi Musa dan Firaun sebagai simbol perjuangan antara iman dan kesombongan. Melalui perbandingan antara dua lautan, penyair menegaskan bahwa iman adalah lautan keselamatan, sedangkan keangkuhan adalah lautan kehancuran.

Dengan bahasa simbolik, imaji kuat, dan nuansa spiritual yang dalam, puisi ini mengajak pembaca untuk menyelami lautan iman—menemukan keyakinan yang membawa kedamaian, bukan kebinasaan.

Djoko Saryono
Puisi: Laut Iman
Karya: Djoko Saryono

Biodata Djoko Saryono:
  • Prof. Dr. Djoko Saryono lahir pada tanggal 27 Maret 1962 di kota Madiun.
© Sepenuhnya. All rights reserved.