Layang-Layang
hanya jika kau datang ke rumah ini
mereka akan bermunculan
tubuhnya buluh bambu
bergambar awan, berekor panjang
dengan sayap bulan agustus
tentu ia akan setinggi siang
sebab cuma kau yang mahir
menggelas temali
lebih kuat dari jambang nabi
sesekali dibiarkan ia hinggap
ke pohon jambu
tempat sepasang ari-ari dikubur
pengikat raga paling nujum
kukira kau tak lagi datang
sejak kita takut menulari wajah masing-masing
saling melepas biar
seperti layang-layang
dan ingatan pada nama kecilmu
2011
Sumber: Requiem Ingatan (2013)
Analisis Puisi:
Puisi "Layang-Layang" karya Irma Agryanti menampilkan nuansa rindu dan kenangan yang terikat dengan simbol layang-layang. Melalui bahasa yang simbolik dan metaforis, penyair menyampaikan perasaan batin yang terkait dengan hubungan manusia, kenangan masa lalu, dan harapan yang tersembunyi di balik kenangan tersebut.
Tema
Tema utama puisi ini adalah rindu, kenangan, dan hubungan batin. Layang-layang menjadi simbol dari perasaan dan kenangan yang melayang, tergantung pada siapa yang “mengendalikan” atau menghidupkannya kembali.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang menantikan kehadiran orang lain yang dapat menghidupkan kembali kenangan dan simbol-simbol masa lalu. Beberapa hal yang tergambar:
- Layang-layang digambarkan sebagai tubuh buluh bambu bergambar awan, berekor panjang, simbolisasi dari kenangan dan perasaan yang dibingkai dengan indah namun rapuh.
- Kehadiran orang yang dimaksud menjadi penting untuk “menggelas temali” atau mengendalikan layang-layang, menandakan bahwa koneksi emosional dengan orang tertentu memberi arah dan hidup pada kenangan atau perasaan tersebut.
- Ada jarak atau ketakutan yang membuat kedua pihak saling melepas, sehingga layang-layang dan ingatan pada masa lalu hanya tersisa sebagai simbol yang melayang.
Makna Tersirat
Makna tersirat puisi ini menekankan beberapa hal:
- Kenangan dan perasaan yang bergantung pada orang tertentu: Layang-layang hanya bisa hidup atau terbang tinggi jika ada orang yang hadir untuk mengendalikannya.
- Rindu dan jarak: Ketakutan menulari wajah masing-masing menunjukkan adanya jarak emosional atau fisik yang membuat hubungan tidak bisa sepenuhnya kembali.
- Fragilitas hubungan manusia: Layang-layang sebagai simbol menandakan betapa rapuhnya kenangan dan perasaan jika tidak dijaga atau tidak dibimbing oleh orang yang tepat.
Suasana dalam Puisi
Suasana puisi terasa sunyi, penuh kerinduan, dan sedikit melankolis:
- Sunyi, karena interaksi dengan orang yang penting hanya ada dalam bayangan atau ingatan.
- Kerinduan, karena layang-layang melambangkan keinginan untuk terhubung kembali.
- Melankolis, karena ada ketidakpastian dan ketakutan yang membuat keduanya saling melepaskan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Puisi ini menyampaikan pesan tentang:
- Kehidupan batin yang bergantung pada koneksi emosional: Kehadiran orang tertentu dapat memberi makna dan arah bagi perasaan atau kenangan.
- Menghargai kenangan dan hubungan yang rapuh: Layang-layang menjadi pengingat bahwa kenangan dan perasaan bisa tetap hidup jika dijaga dengan penuh perhatian.
- Pentingnya komunikasi dan kehadiran dalam hubungan: Ketidakhadiran bisa membuat kenangan dan perasaan “terlepas” atau melayang tanpa arah.
Imaji
Puisi ini sarat dengan imaji yang kuat:
- Layang-layang: simbol kenangan, rindu, dan hubungan batin yang rapuh.
- Tubuh buluh bambu, awan, ekor panjang, sayap bulan Agustus: imaji visual yang menggambarkan keindahan, kelembutan, dan simbol masa lalu yang terikat pada alam.
- Pohon jambu dan sepasang ari-ari dikubur: imaji yang menghadirkan hubungan biologis, spiritual, dan emosional secara simbolik.
Majas
Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini:
- Metafora: Layang-layang, temali, dan ari-ari dikubur sebagai simbol perasaan, kenangan, dan hubungan batin.
- Personifikasi: Layang-layang “hidup” dan membutuhkan seseorang untuk mengendalikannya, memberi sifat manusia pada benda simbolik.
- Hiperbola: “dengan sayap bulan Agustus” menekankan keindahan dan luasnya simbol layang-layang dalam pengalaman batin penyair.
Puisi "Layang-Layang" karya Irma Agryanti menonjolkan kehalusan rindu, kenangan, dan hubungan batin yang rapuh. Layang-layang menjadi simbol perasaan yang hanya bisa hidup jika ada orang tertentu yang hadir untuk memelihara dan mengendalikannya. Puisi ini mengingatkan pembaca bahwa hubungan emosional dan kenangan tidak bisa sepenuhnya mandiri—mereka butuh perhatian, kehadiran, dan sentuhan dari orang yang kita cintai.
Karya: Irma Agryanti
Biodata Irma Agryanti:
- Irma Agryanti lahir pada tanggal 28 Agustus 1986 di Mataram, Nusa Tenggara Barat.