Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Malam Ini (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi “Malam Ini” karya Slamet Sukirnanto adalah potret keindahan sekaligus kesunyian manusia modern yang mencari cinta, makna, dan kehadiran dalam ..
Malam Ini

Malam ini
Ada yang mengembara
Mencari wajahmu
Di tengah jamuan girang
Di lebat hutan kota
Gerumbul semak beton
Batang-batang jalan
Aku cari dalam pantun
Aku telusuri dalam gasal
Mendedah gurindam dan syair puan
Putri Gunung Ledang
Tidak di mana-mana
Desah langkah
Harum mawar tubuhmu
Mondar-mandir
Kerudung menyala
Keemasan dan menantang
Di taman hatimu
Debur ombak rindu!

Johor Bahru, 15 Maret 2001

Sumber: Gergaji (2001)

Analisis Puisi:

Puisi “Malam Ini” karya Slamet Sukirnanto merupakan karya yang kaya akan nuansa kerinduan, pencarian, dan romantisme yang diselimuti kesepian. Melalui permainan diksi yang simbolik dan puitik, penyair menggambarkan sosok aku lirik yang tengah mengembara dalam gelapnya malam, mencari wajah seseorang yang sangat dirindukannya. Puisi ini tidak hanya menyentuh sisi emosional, tetapi juga memperlihatkan kedalaman imajinasi seorang penyair dalam menafsirkan perasaan rindu dan kehilangan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kerinduan dan pencarian cinta yang abadi. Slamet Sukirnanto mengangkat suasana malam sebagai latar batin yang menggambarkan kesunyian dan pencarian makna akan kehadiran seseorang yang dirindukan. Tema ini berpadu dengan simbol-simbol urban seperti “hutan kota” dan “semak beton” yang menandakan kesendirian di tengah keramaian. Dengan demikian, puisi ini bukan hanya bicara tentang rindu pribadi, tetapi juga tentang alienasi manusia modern yang mencari makna di antara gemerlap dunia yang dingin dan bising.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang tengah mengembara di malam hari untuk mencari sosok yang sangat berarti baginya. Aku lirik merasa seolah kehilangan, dan rasa rindunya membawanya berkelana menyusuri ruang dan waktu: dari pantun, gurindam, hingga legenda seperti “Putri Gunung Ledang.” Ia mencari bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga spiritual dan emosional. “Desah langkah” dan “harum mawar tubuhmu” menjadi simbol pencarian terhadap cinta sejati atau kenangan masa lalu yang masih membekas.

Slamet Sukirnanto menggunakan lanskap kota (“hutan kota”, “semak beton”, “batang-batang jalan”) untuk menggambarkan pencarian cinta di dunia modern — sebuah dunia yang ramai, keras, namun menyimpan kesunyian yang mendalam.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi “Malam Ini” adalah pencarian makna keberadaan melalui cinta dan kenangan. Di balik kerinduan terhadap seseorang, terdapat pencarian terhadap jati diri dan rasa kemanusiaan yang mulai terkikis oleh kehidupan urban. Ketika penyair menulis “Gerumbul semak beton” dan “Batang-batang jalan”, ia sedang menyinggung betapa manusia modern sering terjebak dalam kehidupan artifisial — penuh gedung, cahaya, dan hiruk-pikuk — namun kehilangan kehangatan batin.

Selain itu, sosok yang dicari bisa juga dimaknai sebagai simbol dari spiritualitas atau Tuhan. Ungkapan “Aku cari dalam pantun, aku telusuri dalam gasal” menunjukkan upaya manusia menemukan makna hidup melalui berbagai medium — seni, budaya, dan spiritualitas. Dengan demikian, puisi ini memiliki lapisan makna yang dalam: rindu manusia terhadap cinta, keindahan, dan Tuhan sekaligus.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini melankolis, magis, dan penuh kerinduan. Pembaca diajak masuk ke dalam suasana malam yang sunyi, di mana “aku” berjalan sendirian dalam pencarian yang tak berujung. Nuansa romantik bercampur dengan kesepian menciptakan atmosfer yang menggugah perasaan. Ada keindahan dalam kesedihan — seperti seseorang yang terjebak dalam nostalgia dan terus mencari sesuatu yang tak pasti, namun tak pernah kehilangan harapan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat yang terkandung dalam puisi ini adalah bahwa pencarian cinta dan makna hidup sering kali membutuhkan perjalanan batin yang panjang dan penuh kesabaran. Penyair seolah ingin menyampaikan bahwa manusia tidak boleh berhenti mencari — entah itu cinta, makna, atau Tuhan. Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, kepekaan hati tetap harus dijaga agar manusia tidak kehilangan kemanusiaannya.

Selain itu, puisi ini juga mengingatkan kita untuk menghargai perasaan rindu dan kesunyian, karena keduanya bisa menjadi jalan menuju pemahaman diri yang lebih dalam.

Imaji

Puisi ini penuh dengan imaji visual dan olfaktori (penciuman) yang kuat.
  • “Di lebat hutan kota” dan “Gerumbul semak beton” menciptakan citraan visual tentang lingkungan urban yang padat dan menyesakkan, namun juga menjadi tempat pencarian.
  • “Desah langkah” menghadirkan imaji auditori — bunyi langkah yang sunyi di tengah malam, memperkuat nuansa kesepian.
  • “Harum mawar tubuhmu” memberi citraan olfaktori yang lembut dan sensual, menggambarkan keintiman yang dirindukan.
  • “Kerudung menyala keemasan dan menantang” menghadirkan citraan visual yang indah, menunjukkan sosok yang agung, suci, dan memikat.
Keseluruhan imaji ini membangun suasana rindu yang hidup, membuat pembaca seolah turut berjalan bersama penyair di jalan-jalan malam penuh kenangan.

Majas

Slamet Sukirnanto menggunakan berbagai majas yang memperkuat keindahan puisinya:

Majas Metafora
  • “Gerumbul semak beton” adalah metafora untuk gedung-gedung tinggi di kota besar.
  • “Taman hatimu” menggambarkan ruang batin tempat bersemainya cinta dan kenangan.
Personifikasi
  • “Kerudung menyala keemasan dan menantang” memberi sifat hidup dan keberanian pada benda mati.
Repetisi
  • Pengulangan kata “Aku cari”, “Aku telusuri” memperkuat kesan pencarian yang terus-menerus, menggambarkan keteguhan hati.
Hiperbola
  • “Debur ombak rindu!” adalah ungkapan yang dilebih-lebihkan untuk menunjukkan dahsyatnya perasaan rindu yang menggulung batin.
Majas-majas ini membuat puisi ini terasa dinamis dan emosional, memperkaya lapisan makna yang bisa dirasakan pembaca.

Puisi “Malam Ini” karya Slamet Sukirnanto adalah potret keindahan sekaligus kesunyian manusia modern yang mencari cinta, makna, dan kehadiran dalam dunia yang serba cepat. Melalui bahasa yang penuh imaji dan simbol, penyair menghadirkan perjalanan batin seorang perindu yang tidak hanya mencari wajah kekasih, tetapi juga mencari dirinya sendiri.

Tema kerinduan yang diolah dengan latar urban membuat puisi ini relevan bagi pembaca masa kini. Ia mengajak kita untuk berhenti sejenak di tengah hiruk-pikuk kehidupan, merenungi rindu yang paling dalam, dan menemukan bahwa pencarian sejati selalu bermuara pada hati.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Malam Ini
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.